Pimpin Transisi Energi RI, PLN Raih Katadata Green Initiative Awards

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Direktur Utama PT PLN Persero Darmawan Prasodjo (kiri), CEO Katadata Metta Dharmasaputra (kanan) piagam penghargaan Katadata Green kategori Energi/Pertambangan pada acara Regional Summit 2022 di Aryanusa Ballroom, Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Kamis (1/12).
1/12/2022, 11.00 WIB

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN berhasil menerima penghargaan “Katadata Green Initiative Awards” di sektor energi. Penghargaan ini diberikan kepada perusahaan yang menerapkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan dampak bagi lingkungan dan menciptakan sistem yang berkelanjutan.

Katadata mengidentifikasi komitmen dan inovasi perusahaan pada green practices, di antaranya transisi energi bersih, komitmen rendah emisi, keuangan berkelanjutan, dan sebagainya.

Penghargaan tersebut diberikan kepada empat sektor perusahaan, yakni perbankan, energi dan pertambangan, teknologi dan transportasi, dan consumer goods. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang energi, PLN dinilai melakukan sejumlah langkah konkret dalam komitmennya melakukan transisi energi. 

“PT PLN (Persero) menerima award karena memimpin transisi energi Indonesia dengan peningkatan bauran energi baru dan terbarukan,” sebut Katadata Insight Center (KIC) saat memberikan penghargaan, 1 Desember 2022.

Pensiunkan PLTU

Salah satu inisiatif yang dilakukan PLN adalah memensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara. PLN menargetkan menghentikan operasional PLTU batu bara total kapasitas 6,7 gigawatt (GW) hingga 2040.

Mekanisme penghentian operasional PLTU tersebut dilakukan secara bertahap dalam dua proses. Pertama, sebesar 3,2 GW PLTU akan berhenti beroperasi secara natural.

“Sementara 3,5 GW menggunakan skema early retirement atau pemensiunan lebih cepat,” kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangan resmi pada 22 November 2022.

Selain pensiun dini, PLN berkomitmen akan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 dengan mengoperasikan PLTU dengan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) sebesar 19 GW. Inisiatif lainnya biomassa co-firing di beberapa PLTU juga akan dilakukan untuk mencegah emisi di masa mendatang.

Hingga kini, PLN telah menerapkan penggunaan biomassa melalui teknologi co-firing untuk menggantikan batu bara sebagai bahan bakar pada 33 PLTU. Total emisi karbon yang berhasil ditekan melalui teknologi tersebut sebesar 391 ribu ton CO2.

Adapun sebagai bentuk dukungan ke PLN, pemerintah telah merancang mekanisme transisi energi atau Energy Transition Mechanism (ETM). ETM merupakan suatu bentuk skema pembiayaan campuran (blended finance) untuk mempercepat pensiun dini PLTU serta membuka investasi untuk energi bersih.

Pengembangan Energi Baru Terbarukan

Sebagai perusahaan energi, PLN juga turut mendukung komitmen pemerintah pada Paris Agreement. Ini dilakukan dengan usaha penurunan emisi karbon dioksida melalui pengembangan pembangkit energi berbasis energi baru terbarukan (EBT)

Hingga September 2022, PLN berhasil mengoperasikan pembangkit EBT dengan total kapasitas 8 GW. Sementara total kapasitas pembangkit listrik ramah lingkungan ditargetkan mencapai 28,9 GW pada 2030.

Untuk mencapai target tersebut, sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, PLN akan menambah kapasitas pembangkit EBT sebesar 20,9 GW. Jumlah tersebut akan didominasi oleh pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan total kapasitas yang terpasang bisa mencapai 10,4 GW.

Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) juga akan ditambah, dengan total penambahan kapasitas terpasang sebesar 4,7 GW hingga 2030. Selain itu, penambahan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebesar 3,4 GW.

“PLN juga menggali potensi sumber daya lain seperti bayu, biomassa, biogas, sampah dan pembangkit EBT baseload dengan total penambahan kapasitas pengembangan bisa mencapai 2,5 GW," kata Darmawan.