Pionir Green Loan, Bank HSBC Raih Katadata Green Initiative Awards

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Perwakilan perusahaan PT Bank HSBC Indonesia menerima piagam penghargaan Katadata Green kategori Banking pada acara Regional Summit 2022 di Aryanusa Ballroom, Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Kamis (1/12).
Penulis: Yandi M. Rofiyandi
1/12/2022, 17.27 WIB

PT Bank HSBC Indonesia menerima “Katadata Green Initiative Awards” untuk kategori perbankan. Penghargaan ini merupakan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan yang menerapkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan dampak positif bagi lingkungan dan menciptakan sistem yang berkelanjutan.

“PT Bank HSBC Indonesia menerima award karena penerbitan green loan dan Global Sharia Equity Fund untuk mendukung target net-zero,” demikian keterangan Katadata Insight Center (KIC) saat pemberian penghargaan pada 1 Desember 2022 di Jakarta.

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan KIC dalam penghargaan ini di antaranya komitmen dan inovasi perusahaan dalam aksi hijau seperti transisi energi bersih. Demikian juga aksi korporasi dalam merealisasikan langkah produksi yang rendah emisi, pembiayaan berkelanjutan, dan sebagainya.

Selain sektor perbankan, ada tiga kategori lain dalam “Katadata Green Initiative Awards”. Ketiga kategori tersebut yakni energi dan pertambangan; teknologi dan transportasi; dan consumer goods.

Penghargaan ini juga masuk rangkaian Regional Summit 2022. Acara tersebut merupakan kegiatan tahunan Katadata sejak 2020 untuk mempertemukan para stakeholder dari pemerintah pusat, daerah, pelaku bisnis, dan civil society agar berkolaborasi mewujudkan pembangunan daerah berkelanjutan.

Pembiayaan Hijau

Bank HSBC mendapatkan penghargaan karena penerbitan green loan dan Global Sharia Equity Fund untuk mendukung target net-zero. HSBC bersama sekitar 115 bank global dari 41 negara bekerja sama membentuk Net-Zero Banking Alliance. Aliansi ini diharapkan dapat memacu pertumbuhan pembiayaan hijau.  

Secara global, HSBC juga berkomitmen memberikan pembiayaan investasi berkelanjutan sebesar US$750 miliar sampai dengan US$1 triliun hingga tahun 2030

Group Chief Sustainability Officer HSBC, Celine Herweijer mengatakan, wujud komitmen dukungan pihaknya terhadap green banking misalnya dengan menghentikan pembiayaan untuk pembangkit listrik bertenaga batu bara. Kebijakan ini dimulai dari Uni Eropa pada 2030, lalu semua kawasan pada 2040. 

“Di HSBC, kami membuat komitmen nyata untuk mengurangi pembiayaan terhadap sektor bisnis terkait bahan bakar fosil secara bertahap. Hal ini sebagai salah satu langkah yang diperlukan untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celsius,” katanya dalam artikel yang dipublikasikan World Economic Forum Annual Meeting.

Produk Investasi Berkelanjutan

HSBC Indonesia memiliki beragam produk investasi berkelanjutan. Invenstasi ini memegang prinsip ESG (environmental, social, and governance). Dengan investasi ESG, lebih mudah mengeliminasi perusahaan bersentimen negatif dan memilih yang terbaik dari perusahaan-perusahaan yang bernilai positif bagi lingkungan maupun sosial.

Survei BlackRock People and Money yang dilakukan pada periode Nov 2019-Jan 2020 ke lebih dari 8,000 investor di Asia menunjukkan bahwa 68% dari investor yang disurvei menginginkan investasi mereka untuk memperhatikan aspek ESG. HSBC Indonesia pun melihat outlook positif pada investasi hijau dengan metrik ESG.

Produk dengan metrik ESG itu antara lain Reksa Dana Global Syariah USD dengan bekerja sama dengan PT. Batavia Prosperindo Asset Management (BPAM). Produk investasi yang diluncurkan apda 27 Januari 2021 ini bersifat ekuitas ini berprinsip syariah dan berpedoman pada faktor ESG.

Head of Wealth Management PT Bank HSBC Indonesia Verawaty Zhao mengatakan Reksa Dana Global Syariah USD merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam membantu peralihan menuju ekonomi rendah karbon.  “Di masa penuh tantangan seperti pandemi saat ini, produk yang berpedoman pada ESG memiliki kinerja yang lebih baik dan cenderung lebih tangguh menghadapi tantangan,” ujar Verawaty.

HSBC Indonesia juga meluncurkan produk reksa dana Batavia Technology Sharia Equity USD yang bekerja sama dengan Batavia pada Maret 2022. Produk ini adalah reksa dana syariah berbasis efek luar negeri untuk investor yang ingin berinvestasi di sektor teknologi global. 

Produk ini dikembangkan Batavia melalui kerja sama dengan Franklin Templeton, manajer investasi terkemuka di dunia yang memiliki pengalaman dan kemampuan global sebagai technical advisor sehingga bisa mengoptimalkan return kepada nasabah. Produk reksa dana syariah berdenominasi US Dollar ini adalah solusi dan opsi bagi investor untuk berinvestasi di sektor teknologi dan transformasi digital. 

Reksa dana syariah ini bisa dibeli dengan minimum pembelian mulai dari US$ 10.000. Adapun portofolio dari reksa dana ini adalah sekitar 60-65% pada perusahaan yang sudah mapan dan 35-40% pada perusahaan kecil yang tetap menawarkan stabilitas dan peluang.