Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah merevisi taksonomi hijau Indonesia. Salah satu poin yang tengah dikaji yaitu pemberian label hijau untuk pembiayaan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara yang terkait dengan transisi energi.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menjelaskan bahwa revisi ini terkait dengan berbagai perkembangan yang terjadi baik di kawasan ASEAN maupun di tingkat internasional. Seperti di ASEAN yang baru saja mensahkan ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance versi dua.
“ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance versi dua salah satunya menyatakan bahwa untuk PLTU batu bara yang dalam proses transisi energi dalam bentuk pensiun dini termasuk dalam kelompok yang dapat diberikan pembiayaan berkelanjutan,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (5/9).
Menurutnya, ini salah satu perkembangan baru dalam proses transisi energi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara yang telah disetujui oleh suatu organisasi regional maupun internasional.
Pasalnya, di forum internasional lainnya, pembiayaan untuk untuk transisi energi seperti pensiun dini PLTU batu bara biasanya dikaitkan dengan proyek pembangkit energi baru terbarukan sebagai satu kesatuan.
“Dalam konteks tertentu belum tentu pensiun dini PLTU batu bara harus dikaitkan langsung dengan pembangunan pembangkit energi terbarukan. Dalam konteks itulah ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance telah mensahkan bahwa (pembiayaan) pensiun dini PLTU bisa dianggap hijau sekalipun tidak dikaitkan dengan pembangunan pembangkit energi terbarukan,” ujar Mahendra.
Oleh karena itu OJK mengkaji pembiayaan untuk proyek batu bara yang energinya dipakai untuk industri yang berbasis hijau dan sustainable, seperti pabrik baterai kendaraan listrik atau bahkan pabrik kendaraan listrik.
“Yang kami lihat pada gilirannya adalah hasil akhir dari suatu rantai pasok, apakah dapat memberikan dampak positif yang lebih besar daripada tidak dilakukan kepada industri terbarukan atau hijau. Secara satu kesatuan terintegrasi rantai pasok itu dianggap hijau. Ini sedangk kami kaji,” ujarnya.
Dia menegaskan kembali terkait pembiayaan pensiun dini PLTU batu bara sudah dianggap sebagai hijau dalam taksonomi hijau ASEAN, tanpa harus disertai dengan proyek pembangkit listrik energi terbarukan.