Laporan Khusus | World Water Forum

Indonesia Akan Angkat Tiga Isu di World Water Forum ke-10

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Indonesia sebagai tuan rumah forum World Water Forum (WWF) ke-10 akan menunjukkan solusi serta kontribusi terhadap penanganan persoalan air global.
Penulis: Rena Laila Wuri
10/1/2024, 16.57 WIB

Indonesia akan mengusulkan tiga isu untuk Ministerial Declaration di World Water Forum (WWF) ke-10 yang akan diselenggarakan di Bali pada 18-24 Mei mendatang. Indonesia sebagai tuan rumah forum WWF akan menunjukkan solusi serta kontribusi terhadap penanganan persoalan air global.

Deputi Bidang Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Nani Hendiarti mengatakan ketiga isu yang akan dibawa ke Ministerial Declaration adalah:
1. Pendanaan pelayanan air untuk mitigasi bencana terkait air yang disebabkan oleh perubahan iklim di negara pulau dan kepulauan,
2. Pembentukan Centre of Excellence on Water and Climate Resilience, dan
3. Usulan World Lake Day atau Hari Danau Sedunia

"Itulah yang bisa kita kontribusikan dan kita bagikan kepada negara-negara lain lalu bisa didiskusikan untuk direplikasi dan dikembangkan sehingga ada aksi-aksi konkret di lapangan," kata Nani dalam konferensi pers virtual 'Road to 10th World Water Forum: Water Security and Prosperity', Jakarta, Selasa (9/1).

Pada penyelenggaraan WWF ke-10 ini akan terdiri atas enam sub-tema utama, yakni water security and prosperity; water for human and nature; disaster risk reduction and management; governance, cooperation and hydro-diplomacy; sustainable water finance; serta knowledge and innovation.

“Tema ini akan menjadi basis pembahasan substansi WWF. Selanjutnya, ada proses politik yang melibatkan kepala negara, ministerial, dan lainnya. Ini akan menghasilkan output tertinggi yakni Ministerial Declaration yang merupakan living document dan legacy dari WWF ke-10,” tuturnya.

Nani menuturkan melalui pertemuan internasional tersebut diharapkan para peserta dapat mempercepat tindakan antisipasi dan menangani kelangkaan air, ketangguhan terhadap bencana yang berhubungan dengan air, serta mewujudkan pasokan dan akses air yang terjangkau.

"Semua pihak bisa terus mengupayakan peningkatan ketangguhan terhadap bencana terkait dengan air, mewujudkan pasokan air yang tahan iklim, sanitasi yang tahan iklim, dan akses terhadap air minum yang terjangkau bagi semua orang," ujarnya.

Dalam pertemuan internasional sebelumnya yang berkaitan dengan isu air, Indonesia menyampaikan dua aspek penting dalam penanganan persoalan air, yakni aksi konkret dan kebijakan. "Tentunya policy (kebijakan) ini yang menjadi penting. Sebenarnya kalau di WWF ini kita pendekatannya sangat komprehensif, karena melibatkan banyak pihak. Bukan hanya pengambil kebijakan atau kepala negara, dan para menteri, tapi juga dari pakar, akademisi, dan saintis," kata Nani.

Penyelenggaraan World Water Forum ke-10 menargetkan jumlah peserta sebanyak 30.000 orang. Delegasi yang akan hadir meliputi 33 kepala negara, 190 menteri dari 180 negara, serta perwakilan dari 250 organisasi yang akan menghadiri 214 sesi.

Reporter: Rena Laila Wuri