Komitmen Keberlanjutan, MPM Berkontribusi di Sabuk Hijau Nusantara

MPM
Partisipasi MPM dalam Sabuk Hijau Nusantara sejalan dengan misi keberlanjutan perusahaan.
Penulis: Luky Maulana
4/3/2024, 15.33 WIB

PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPM) menyampaikan komitmennya untuk berkontribusi sebagai donatur di 'Green Movement: Sabuk Hijau Nusantara'. Perusahaan konsumer otomotif itu menyatakan keterlibatan ini sejalan dengan misi keberlanjutan perusahaan. 

Sabuk Hijau Nusantara merupakan gerakan konkret yang menginisiasi penanaman 10 ribu pohon di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara terutama di Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur. 

Selain itu, aksi ini mendukung pula pemberdayaan masyarakat sekitar. Sabuk Hijau Nusantara menghadirkan Green Pesantren, program pendidikan bernilai agama yang selaras dengan prinsip berkelanjutan. 

GM Corporate Communication & Sustainability MPM, Natalia Lusnita, selaku perwakilan perusahaan, menyatakan perusahaan menyambut positif, serta berkomitmen untuk berkolaborasi dalam gerakan Sabuk Hijau Nusantara. 

Menurutnya, aksi itu sejalan dengan ikhtiar perusahaan yang berperan aktif dalam memitigasi ancaman perubahan iklim melalui berbagai program penghijauan, termasuk penanaman pohon. 

“Bisa turut serta menghijaukan calon Ibukota Negara yaitu IKN tentunya merupakan kesempatan yang baik bagi perseroan untuk menunjukkan kontribusi kami kepada Indonesia,” kata Natalia dalam keterangan tertulis, Jumat (1/3). 

MPM telah secara konsisten menerapkan operasional usaha yang berkelanjutan. Sebab, aspek keberlanjutan telah menjadi bagian dari visi perusahaan, yakni memberikan dampak positif baik kepada pemegang saham, karyawan, pelanggan, masyarakat, maupun lingkungan.

Dengan begitu, kata Natalia, perusahaan dalam praktik bisnisnya berusaha menjaga keseimbangan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

MPM pun telah menyusun strategi penerapan bisnis yang bertanggung jawab dengan meluncurkan Peta Jalan Keberlanjutan perusahaan selama 2021-2025.

Di dalamnya, terdapat empat taktik untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan, yakni meminimalisir jejak lingkungan, menyediakan produk dan layanan yang mendukung kehidupan masyarakat, menciptakan tempat kerja yang bernilai, dan  meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Sampai saat ini, perusahaan telah melaksanakan sejumlah program keberlanjutan yang sesuai dengan kaidah ESG, akronim dari environmental, social, and governance. Di antara program perusahaan yakni uji emisi gratis, rehabilitasi mangrove, One Sales One Seed, Mitra Olah Sampah (Milah), Inspection dan Maintenance Important, dan Desa Tangguh Energi. 

Untuk uji emisi gratis, MPM menyediakan fasilitas  untuk mengetahui kinerja dan kualitas pembakaran mesin kendaraan pelanggan. Dengan begitu, program ini turut berkontribusi menekan polusi udara.  

Adapun program rehabilitasi mangrove dilakukan di wilayah operasional MPM yakni Desa Solo Sepang, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. 

Program ini dimulai sejak 2022 dengan menanam 10.000 bibit mangrove di lahan seluas satu hektare. Kemudian pada 2023 menanam 20.000 bibit pohon di lahan seluas dua hektare di area yang sama.

Selain itu, One Sales One Seed merupakan program pembagian bibit bunga kepada pelanggan Honda yang membeli ataupun melakukan perawatan motor. 

Sedangkan, Desa Tangguh Energi merupakan program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) berupa pembangunan instalasi pembangkit listrik tenaga hidro di Desa Oesusu, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, NTT. 

MPM menginisiasi pula program pengolahan sampah dengan mendirikan bank sampah di Ciledug, Tangerang, dan Sidoarjo, Melalui program ini, perusahaan mengaku berkontribusi untuk mengatasi masalah perkotaan yakni limbah rumah tangga. 

Lain program lingkungan, lain pula inisiatif sosial. Di antara program sosial MPM, yakni Life Skill Training Center (LSTC), edukasi safety riding, pelatihan SMK Teknik Bisnis Sepeda Motor, MPM Berbagi Beasiswa, dan Bengkel Disabilitas. 

Ambil misal LSTC merupakan program pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan memberikan pelatihan keterampilan dan kompetensi untuk bekerja. 

Sementara itu, MPM melalui pelatihan SMK tersebut mendorong peningkatan kompetensi guru dalam memberikan edukasi kepada siswa sesuai standar Honda. Nantinya, pelatihan ini bisa membantu lulusan SMK TBSM untuk bekerja di bengkel AHASS. 

Akan hal Bengkel Disabilitas, MPM menyebut program yang digelar sejak 2019 di Jawa Timur ini memberikan bantuan kepada bengkel binaan, yakni berupa pelatihan teknis dan non-teknis, pemantauan, dan bantuan alat-alat perlengkapan bengkel.

Menurut Natalia, perusahaan melalui program sosial berkomitmen untuk terlibat dalam peningkatan standar kesejahteraan bagi masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan. Di sini, MPM berupaya mendukung masyarakat untuk dapat mengembangkan diri serta memaksimalkan potensi. 

Sebagai tambahan, peluncuran kolaborasi Sabuk Hijau Nusantara ini berlokasi di atas lahan seluas 256 ribu hektar di Ibu Kota Nusantara (IKN). Aksi ini dapat mendukung rancangan IKN menjadi kota cerdas modern yang mengusung konsep keberlanjutan.

“Harapan kami kegiatan ini dapat menjadi pemantik berbagai kalangan untuk pelestarian lingkungan, khususnya di IKN yang menjadi wajah baru Indonesia. Semoga apa yang telah kita lakukan ini dapat memberikan manfaat kepada lingkungan dan juga masyarakat di wilayah tersebut,” kata Natalia.