SINGAPURA. OceanX, organisasi global untuk eksplorasi laut, membawa kapal canggih OceanXplorer dalam ekspedisi atau program Blue Halo S di Indonesia. OceanX akan bekerja sama dengan para peneliti Indonesia untuk menjalankan lima misi penting untuk mengetahui kondisi wilayah laut di Indonesia.
Mattie Rodrigue, Science Program Director OceanX, mengatakan ekspedisi Blue Halo S ini sangat ambisius. OceanX bermitra dengan Konservasi Indonesia, Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bappenas, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan sejumlah perguruan tinggi dalam program Blue Halo S ini.
Berikut ini lima misi yang akan dilaksanakan dalam ekspedisi Blue Halo S di Indonesia:
1. Mengeksplorasi Sumatra bagian utara (Banda Aceh) di mana pernah terjadi tsunami dan terdapat zona megathrust di kawasan tersebut.
2. Meneliti biodiversitas dan oseanografi Sumatra bagian utara (sebelah utara Padang)
3. Meneliti biodiversitas dan oseanografi di barat daya Sumatra (sebelah selatan Padang)
4. Melakukan transit edukasi untuk para peneliti muda dan aktivitas sosial di Bali, Pulau Komodo, Flores, dan Alor
5. Meneliti ekologi ikan yang hidup di laut dalam (coelacanth) dan melakukan survei biodiversitas di Sulawesi bagian utara
"Semua data yang kami kumpulkan akan kami olah bersama dengan pemerintah Indonesia untuk menghasilkan kesepahaman mengenai sumber daya yang kami kumpulkan sepanjang ekspedisi ini terabytes demi terabytes," ujar Rodrigue, saat memberikan penjelasan kepada Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan tim peninjau, di Singapura, Rabu (24/4).
Tim OceanX akan melakukan eksplorasi laut dalam dengan menggunakan dua kapal selam berawak yang bisa menyelam hingga kedalaman 1.000 meter. Mereka juga akan menggunakan remote operated vehicle alias kapal selam robot yang bisa menyelam hingga kedalaman 6.000 meter.
"Kapabilitas perangkat kami untuk merekam kondisi di bawah laut seperti produksi film Hollywood. Mario dan tim akan merekam momen-momen discoveries kami dalam sejarah ilmu pengetahuan," ujarnya.
Kapal OceanXplorer dilengkapi dengan laboratorium untuk menganalisis DNA dari spesimen yang dikumpulkan oleh para peneliti dan datanya akan dioleh secara real time. Selain itu, juga ada full acoustic mapping untuk menganalisis kondisi dasar laut serta CTD profilling system untuk menganalisis nutrisi, plankton, dan semua komponen yang krusial untuk lautan.
"Kami juga akan melaksanakan workshops dengan para peneliti Indonesia dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Yang paling kami tunggu-tunggu adalah para peneliti muda Indonesia yang berkesempatan untuk melakukan riset bersama-sama dengan kami di kapal ini," kata Rodrigue.
Para peneliti muda ini akan menyampaikan apa yang menjadi fokus atau minat mereka dalam penelitian. Di sisi lain, tim OceanX akan memberikan pemahaman bagaimana sistem mereka bekerja. "Di negara lain, seperti Uni Emirat Arab (UEA), kami juga bekerja sama dengan para peneliti lokal, mereka akan ada bersama-sama kami di kapal ini untuk ekspedisi berikutnya. Jadi, ada banyak cross training," tuturnya.
Hasil ekspedisi ini bukan hanya untuk mengetahui kondisi oseanografi di Indonesia saat ini. Data yang mereka peroleh bisa menunjukkan seperti apa kondisi lautan di masa lalu dan memproyeksikan apa yang mungkin berubah di masa depan.
Misi OceanX di Indonesia akan berlangsung dari 4 Mei hingga 25 Agustus mendatang. Ekspedisi ini diharapkan mampu mengkarakterisasi secara menyeluruh habitat di beragam lingkungan laut, mulai dari wilayah pesisir hingga laut terbuka dan dalam. Pada akhirnya, hasil signifikan dari Program Blue Halo S ini akan menurunkan emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan iklim.