Indonesia Battery Coproration atau IBC melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding dengan tujuh Badan Usaha Milik Negara atau BUMN terkait implementasi ekosistem energi baru terbarukan. Tujuh BUMN tersebut berada di lima sektor yaitu telekomunikasi, perkebunan dan pangan, pertahanan, pariwisata, dan transportasi.
Ketujuh BUMN tersebut adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT Pupuk Indonesia Utilitas, PT Len Industri (Persero), PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), PT INKA (Persero), dan PT Prima Armada Raya. Penandatanganan MoU dilaksanakan di Gedung Danareksa, Jakarta pada Senin (29/4).
IBC merupakan perusahaan investment holding dalam pengembangan material energi terbarukan melalui pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi baterai.
Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Rabin Indrajad Hattari, menyampaikan, Kementerian BUMN sangat mendukung kolaborasi tersebut. Hal ini merupakan fondasi yang dapat memberikan inspirasi dan benchmark bagi pembangunan berkelanjutan.
"Kamimendorong agar BUMN lainnya dapat turut berkolaborasi untuk mengakselerasi transisi energi di lingkungan BUMN, “ ujar Rabin dikutip Rabu (1/5).
Pemerintah mengusung tercapainya Net Zero Emission pada tahun 2060. Oleh karena itu, langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung kebijakan Pemerintah tersebut melalui berbagai inisiatif pembangunan diantaranyasistem energi baru yang saat ini mulai dikembangkan oleh IBC. Sebelumnya, Kementerian BUMN juga telah menggalakkan adopsi kendaraan listrik untuk kegiatan operasional.
“Akselerasi dari implementasi new energy ecosystem ini sejalan dengan semangat dan mandat yang diberikan oleh Menteri BUMN kepada IBC untuk menjadi leading party dalam pengembangan regional electric vehicles and battery hub, yang tentunya berkesinambungan dengan pengembangan industri hilirisasi nikel terintegrasi yang saat ini dilakukan oleh IBC,” kata Toto Nugroho, Direktur Utama IBC.
IBC mengajak seluruh pihak, baik BUMN, badan Pemerintah dan Swasta serta berbagai stakeholders lainnya untuk turut berkolaborasi dalam memperluas ekosistem baterai dan kendaraan Listrik.
Direktur Hubungan Kelembagaan dan Komersial IBC, Reynaldi Istanto menyampaikan, langkah awal inisiasi ekosistem energi baru terbarukandi 2024 meliputi penggunaan motor trail listrik untuk area perkebunan, penggunaan baterai lithium ion untuk telco, implementasi fleet motor listrik dan bus listrik untuk area pariwisata, penggunaan battery cell IBC untuk industri pertahanan, dan implementasi battery energy storage untuk penggunaan di kereta api.
“Selain berpotensi untuk mereduksi emisi karbon, implementasi new energy ecosystem ini sekaligus menjadi pasar baru dari hilirisasi baterai nikel yang dilakukan oleh IBC, serta membuka peluang industri domestik dan penyerapan tenaga kerja melalui lokalisasi industri ekosistem tersebut," ujarnya.
Dalam implementasinya, Reynaldi mengatakan, IBC bermitra dengan pemain global sehingga teknologi yang diadopsi memiliki performa yang baik. Kemitraan ini juga dapat meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia dan potensi alih teknologi.