Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan Indonesia mendapatkan apresiasi dari negara-negara anggota Islamic Development Bank (IsDB) sebagai negara penerbit Green Sukuk terbesar di dunia. Oleh karena itu, BI akan terus memaksimalkan manfaat penggunaan green sukuk di pasar keuangan syariah jangka pendek untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Menurut data Kementerian Keuangan, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan sukuk retail hijau (retail domestic green sukuk) senilai Rp 21,8 triliun sejak 2019 hingga 2022 dalam rangka mengatasi perubahan iklim. Selain sukuk retail, Indonesia juga menerbitkan sukuk hijau global sebesar US$5 miliar (Rp 79,5 triliun dengan kurs Rp 15.900/US$) sejak 2018 hingga 2022.
"Kesuksesan Indonesia menjadi negara penerbit Green Sukuk dengan nilai paling besar di dunia sangat diapresiasi oleh negara-negara anggota IsDB," ujar Perry pada Annual Meeting IsDB ke-50 yang bertema 'Accelerating Climate Finance through Green and Sustainability Sukuk' di Riyadh, Arab Saudi, pada Senin (29/4). Pertemuan tahunan itu dihadiri oleh 57 negara anggota IsDB.
Perry menyebut ada tiga faktor yang menjadi kunci keberhasilan Indonesia mengembangkan dan mengelola sukuk. Berikut ini rinciannya:
1. Mendapatkan komitmen dan membangun proyek investasi yang kuat melalui mitra yang tepat, koordinasi seluruh pemangku kepentingan, serta sosialisasi secara masif.
2. Menetapkan strategi dan kerangka Green Sukuk yang jelas, dilengkapi dengan dukungan politik, kebijakan dan pengaturan, serta kerja sama yang solid antarnegara melalui praktik standar.
3. Melakukan penerbitan sukuk untuk mendorong kebijakan moneter dan pengembangan pasar uang.
Untuk mendukung stabilitas nilai tukar, BI juga telah menerbitkan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) sebagai instrumen moneter pro-market yang dapat menjadi alternatif instrumen baru untuk mengelola likuiditas pelaku keuangan syariah.
Perry mengatakan negara-negara anggota IsDB memandang BI sukses menjembatani pasar keuangan jangka panjang, khususnya pasar keuangan berbasis lingkungan, dengan pasar keuangan jangka pendek. Hal ini tercermin dari penerbitan Sukuk Bank Indonesia (SUKBI) yang menjadi instrumen utama pendalaman pasar keuangan dan pengelolaan moneter syariah di BI.