Dana Kelolaan Reksa Dana Berbasis ESG Tembus Rp 8,21 Triliun

Unsplash.com
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sejak diluncurkan indeks saham berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG) oleh IDX, dana kelolaan reksa dana berbasis ESG dan berkelanjutan mencapai Rp 8,21 triliun.
Penulis: Djati Waluyo
22/7/2024, 18.33 WIB


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sejak diluncurkan indeks saham berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG) oleh IDX, dana kelolaan reksa dana berbasis ESG dan berkelanjutan mencapai Rp 8,21 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan hingga Juni 2024 total nilai reksa dana berbasis ESG mencapai Rp 8,21 triliun yang terdiri atas 34 produk dari 19 manajer investasi (MI).

Dengan begitu, OJK menilai pasar publikasi dan sukuk tematik di Indonesia akan terus berkembang pesat. Meskipun saat ini pertumbuhannya masih relatif kecil dibandingkan dengan seluruh publikasi dan sukuk tematik yang diterbitkan di ASEAN.

“Oleh karena itu, kami mendorong lebih banyak entitas untuk dapat menerbitkan EBUS berlandaskan keberlanjutan,” ujar Inarno dalam diskusi "Strengthening Environmental, Social, and Governance (ESG) Implementation in Indonesia's Business Sector" yang diselenggarakan Katadata dan BEI serta didukung oleh International Society of Sustainability Professionals (ISSP) Indonesia dan Koalisi Ekonomi Membumi, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (22/7).

Acara ini merupakan bagian dari rangkaian menuju flagship event Katadata Sustainability Action for the Future Economy (SAFE) 2024.

Selain itu, Inarno juga mengatakan sejak tahun 2018 hingga Juni 2024, terdapat sepuluh emiten yang telah menerbitkan Efek Berwawasan Lingkungan dengan total penerbitan sebesar Rp 34,19 triliun. Sebagian besar penerbitan ini didominasi oleh sektor keuangan, manufaktur, dan energi terbarukan.

Kinerja Indeks ESG Menarik

Expert Panel of Katadata ESG Index Maria R Nindita Radyati melihat, saham yang masuk ke dalam Indeks saham Sustainable and Responsible Investment (SRI)-KEHATI performanya terus meningkat setiap tahunya. Menurutnya, investor tertarik berinvestasi di saham-saham yang ada di dalam indeks Sri Kehati karena lebih memiliki ketahanan di tengah krisis ekonomi.

"Itu ternyata memang lebih resilient (sahamnya), meskipun di saat krisis ekonomi," ujar Maria. 

Maria mengatakan, perusahaan yang berada dalam indeks tersebut juga menunjukkan kepedulian terhadap konsumen dan aspek karyawan dengan baik. Dengan begitu, produktivitas perusahaan akan meningkat.

"Jadi, misalnya penghematan biaya listrik, dan hal sederhana seperti penghematan biaya turnover karyawan rendah karena dia program untuk karyawannya itu baik. Mereka lebih loyal di saham," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Koalisi Ekonomi Membumi (KEM) Gita Syahrani mengatakan, ESG bisa diterapkan di banyak sektor, bukan hanya di komoditas yang sudah ada sekarang.

Menurutnya, saat ini ada banyak sektor yang tidak kalah menarik dan dapat mengimplementasikan ESG dengan cara yang lebih menarik mulai dari mengembangkan potensi keanekaragaman hayati atau biodiversity. Tentunya hal itu akan membuka peluang investasi baru yang menarik bagi investor di Indonesia.

Reporter: Djati Waluyo