Kawasan Pelatihan Pusat Kepemimpinan milik PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) atau dikenal dengan Wikasatrian, mendapat pengakuan sebagai kawasan tempat konservasi keanekaragaman hayati. Pengakuan tersebut diberikan khususnya untuk pengelolaan ruang hijau perusahaan sebagai bagian dari upaya menjaga lingkungan dan mendukung keberlanjutan.
Hal ini ditunjukkan dengan diterbitkannya Jurnal Internasional IoP Series: Earth and Environmental Science pada tahun ini dengan judul “Contributions of Corporate Green Space in Conserving Plant Diversity and its Potential Usefulness: Case Study Wikasatrian Pusat Kepemimpinan,” yang ditulis oleh Tim Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Dalam studinya, BRIN mengungkapkan bahwa area hijau Hutan Wikasatrian seluas 7 hektare yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat, memiliki 60 spesies tanaman dari 40 familia.
Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito mengatakan angka tersebut menunjukkan tingkat keanekaragaman yang sedang dan indeks keseimbangan ekosistem yang tinggi, sekaligus membuktikan bahwa ekosistem di Wikasatrian terjaga dengan baik dan memiliki daya dukung tinggi bagi berbagai organisme.
"Tanaman di Wikasatrian memberikan banyak manfaat, termasuk sebagai sumber bahan makanan, obat-obatan, dan bahan baku," ujar Agung dalam keterangan tertulis, Selasa (1/10).
Agung mengatakan, laporan tersebut menunjukkan bahwa 14 spesies tanaman di area ini memiliki khasiat pengobatan, seperti Schima wallichii yang dikenal dapat mengobati cacar air, tanaman sagu sebagai sumber karbohidrat, serta Gnetum gnemon atau tanaman melinjo yang buah dan sayurnya dapat dikonsumsi.
Selain itu, jenis kayu Paraserianthes falcataria atau sengon laut dan pohon durian juga dapat digunakan sebagai bahan bangunan, peralatan rumah tangga, peralatan pertanian, peralatan penangkapan ikan, palet, peti, dan lain-lain. Menurutnya, Wikasatrian adalah bukti nyata kontribusi WIKA terhadap pelestarian lingkungan melalui konservasi ruang hijau.
"Upaya ini mendukung keberlanjutan ekosistem dan menyediakan manfaat langsung bagi masyarakat serta alam melalui penyerapan karbon sebesar 10-80 ton CO2 per hektare per tahun, yang berkontribusi pada penurunan tahunan sekitar 140-1.120 ton CO2 sepanjang 2023," ujarnya.
Agung mengatakan, Wikasatrian menjadi inspirasi bagi dunia industri dalam pelestarian lingkungan melalui pengelolaan hijau yang berkelanjutan. Hal ini ditujukan untuk mendukung keberlanjutan ekonomi melalui pemanfaatan tanaman sebagai bahan baku industri yang ramah lingkungan.