PT SMM Dorong Program Kelapa Sawit Berkelanjutan dan Pemberdayaan Warga Belitung

Instagram ANJ Group
Replanting atau penanaman kembali di perkebunan kelapa sawit milik PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ).
Penulis: Ade Rosman
20/10/2024, 03.19 WIB

PT Sahabat Mewah dan Makmur (SMM), anak perusahaan dari PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ) berkomitmen pada pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dan fokus pada peningkatan kualitas hidup masyarakat lokal. 

SMM mengoperasikan perkebunan sawit seluas 17.360 hektare di Pulau Belitung, Kepulauan Bangka Belitung. Terdiri atas 14.285 hektare lahan yang merupakan area yang telah ditanami kelapa sawit dan 11.906 hektare merupakan area tanaman kelapa sawit yang telah menghasilkan.

Kemudian seluas 884 hektare lainnya merupakan area yang ditanam melalui program kemitraan bersama petani kecil dan terdiri atas tanaman kelapa sawit yang telah menghasilkan.

“Dalam menjalankan operasional, ANJ selalu mengedepankan pengembangan bertanggung jawab, yang berfokus pada pengelolaan lingkungan, penata layanan sosial dan tata kelola perusahaan yang baik,” kata Direktur Utama PT SMM, Jerileva Purba di Belitung, Sabtu (19/10).

SMM berdiri sejak Juli 1985 dan memulai proses penanaman sejak 1990. SMM yang diakuisisi pada Maret 2003 ini, fokus pada penerapan tata kelola lingkungan, sosial, dan perusahaan (ESG) dengan mengurasi risiko lingkungan sosial yang ada di areal operasi perusahaan.

Program SMM Bersama Masyarakat

General manager PT SMM Mukhlisuddin Nasution mengatakan, terdapat sejumlah program perusahaan yang fokus pada pengelolaan lingkungan. Hal ini sejalan dengan visi dan misi perusahaan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia dan alam. 

"Dengan mengatasi devorestasi atau menjaga lingkungan hidup secara keseluruhan dan juga salah satu inisiatif kita di PT SMM dari dalam program responsibility development,kata Mukhlis.

Program itu bekerja sama dengan kelompok masyarakat lokal bernama kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Balok di Belitung Timur. Mereka mengelola situs Kerajaan Balok yang berada di kawasan konservasi PT SMM. Situs Kerajaan Balok ini merupakan destinasi budaya di Belitung Timur.

Kemudian, terdapat pula program pengembangan masyarakat lansia serta ibu rumah tangga melalui Sahabat Lais, dengan mengelola produk dari daun lais. Sejumlah produk yang dihasilkan berupa beragam suvenir seperti tas, dompet, tikar, dan sandal.

PT SMM juga merangkul kelompok pembudidaya lebah trigona dan kopi lokal di sekitar area konservasi mereka, dalam proses pembudidayaan lebah yang menggunakan batang pohon kelapa sawit dan dimanfaatkan sebagai wadah produksi lebah.

Kawasan situs Makam Balok di area konservasi PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ), Belitung Timur. (Katadata)

Memanfaatkan Batang Kelapa Sawit

Staf Konservasi PT SMM Suprianto menerangkan, penggunaan batang pohon kelapa sawit merupakan inovasi untuk pencangkokan dalam produksi madu. Semula, masyarakat mencangkoknya dengan menggunakan papan yang harus mereka beli.

Dengan adanya inovasi itu, masyarakat dapat memangkas biaya pembudidayaan madu lantaran menggunakan batang kelapa sawit yang tak produktif. “Inovasi dari masyarakat tapi masih menggunakan papan. Ini (memakai batang pohon kelapa sawit) dari SMM. Kita coba terapkan ke masyarakat,” kata Suprianto.

Di sisi lain, penggunaan batang pohon kelapa sawit juga sejalan dengan program replanting atau penggantian tanaman tua atau tidak produktif dengan tanaman baru oleh PT SMM hingga 2028.

Induk perusahaan SMM, yakni ANJ juga memiliki program konservasi sebagai komitme untuk melindungi, melestarikan lingkungan dan keanekaragaman hayati di area konservasi. 

Melalui program Peduli Keanekaragaman Hayati (Pendaki) , ANJ melakukan pengamatan dan terhadap flora dan fauna di kawasan konservasi perusahaan yang melibatkan karyawan dan masyarat setempat.

Pohon besar di kawasan Hutan Balok diberi barcode yang dapat di-scan untuk mengetahui informasi mengenai tanaman tersebut. Ada berbagai flora dan fauna yang ada di kawasan tersebut, berupa elang ikan kepala kelabu, ulat viper hijau, ular borneo, bangau tongtong, kupu-kupu buntut kapas, tarsius belitung, kantong semar, burung paok hijau, anggrek tanah, cekakak-hutan melayu, hingga katak pohon bergaris.

Reporter: Ade Rosman