4 Jurus Hong Kong dan Cina Genjot Pembiayaan Ramah Lingkungan, Ada Insentif

Katadata
Presiden Asosiasi Keuangan Ramah Lingkungan Hong Kong Dr Jun Ma dalam sebuah konferensi di Hong Kong, Selasa (30/10). Foto: Ameidyo Daud/Katadata
30/10/2024, 13.48 WIB

Hong Kong - Sejumlah negara terus mencari formulasi pembiayaan hijau, beberapa di antaranya Hong Kong dan Cina. Otoritas di Hong Kong dan Cina juga memberikan empat kunci bagaimana menggenjot pembiayaan ramah lingkungan.

Kunci pertama adalah memperjelas definisi sektor pembiayaan lewat taksonomi. Hal ini agar tidak ada perdebatan mengenai apa sektor yang bisa dibiayai.

“Ini juga bisa menghindari greenwashing,” kata Presiden Asosiasi Keuangan Ramah Lingkungan Hong Kong Dr Jun Ma dalam sebuah konferensi di Hong Kong, Selasa (30/10).

Mengutip Encyclopedia of Corporate Social Responsibility, greenwashing adalah praktik promosi palsu tentang organisasi yang menjaga lingkungan

Kunci dan pilar kedua adalah memperjelas konsep pembiayaan hijau. Salah satu yang bisa menjadi perhatian adalah besaran pembiayaan.

“Apakah ini bisa (misalnya) untuk mengurangi polusi,” katanya.

Pilar ketiga adalah memastikan produk keuangan yang bisa digunakan untuk pembiayaan. “Apakah green bond, kita tak bisa bergantung dalam satu sistem,” katanya.

Sedangkan pilar terakhir adalah insentif dari pemerintah.  Ma mencontohkan, Bank Sentral Cina menyiapkan program pinjaman ramah lingkungan sebagai acuan perbankan.

“Bunga (satu tahun) sebesar 1,75%,” kata ma yang pernah menjadi Kepala Ekonom Biro Penelitian, Bank Sentral Cina itu.

Sedangkan Wakil Presiden Asosiasi Keuangan Ramah Lingkungan Hong Kong Tracy Wong mengatakan negara-negara Asia Tenggara bisa berinvestasi pada transmisi hingga distribusi listrik untuk menunjang energi baru dan terbarukan. Sektor lain yang menjadi potensi adalah pertanian.

“ASEAN bisa melakukan apa yang dilakukan seperti Cina, karena ini penting,” kata Tracy yang juga Kepala Keuangan Berkelanjutan untuk Cina dan Asia Utara, Bank Standard Chartered itu.