Pemerintah Siapkan Skema Dekarbonisasi Industri Tanpa Investasi Tinggi

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/agr
Pekerja melakukan perawatan rutin pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di wilayah kerja (WK) Rokan Duri, Bengkalis, Riau, Jumat (17/10/2025). PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) memanfaatkan PLTS sebanyak 64 ribu panel surya yang terbentang di 28 hektare untuk mendukung operasional bisnis sebagai komitmen Pertamina Group dalam mengurangi emisi dan pemanfaatan energi baru terbarukan.
18/12/2025, 16.34 WIB

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyiapkan skema Green Industry Service Company (GISCO) sebagai solusi pembiayaan dan implementasi dekarbonisasi industri tanpa biaya awal dari perusahaan.

Ketua Tim Dekarbonisasi Pusat Industri Hijau Kemenperin, Sri Gadis Pari Bekti, mengatakan salah satu tantangan utama dalam percepatan dekarbonisasi industri selama ini adalah keterbatasan fasilitasi, insentif, dan pendanaan.

“Nah ke depan ini tadi disampaikan oleh kami, permasalahan dalam dekarbonisasi ini salah satunya adalah fasilitasi atau insentif. Ini berbagai insentif nantinya yang bisa diberikan, khususnya fiskal dan non-fiskal, dan yang lebih jelas lagi adalah pendanaan pembiayaan dalam rangka mempercepat dekarbonisasi dengan konsep GISCO,” ujar Sri Gadis, Kamis (18/12).

Ia menjelaskan, melalui skema GISCO, perusahaan industri tidak perlu mengeluarkan biaya di awal untuk melakukan investasi teknologi penurunan emisi. Seluruh pembiayaan awal akan ditanggung oleh skema pendanaan yang disiapkan pemerintah bersama mitra terkait.

“Konsepnya adalah perusahaan industri tidak keluar biaya sedikit pun. Jadi nanti dari hasil cost efficiency yang diperoleh industri itu yang akan digunakan untuk membayar kembali pinjaman tersebut,” jelasnya.

Menurut Sri Gadis, skema ini dirancang agar dekarbonisasi tidak menurunkan daya saing industri nasional. Justru sebaliknya, efisiensi energi dan biaya operasional yang dihasilkan dari penerapan teknologi hijau diharapkan dapat meningkatkan kinerja industri dalam jangka panjang.

Saat ini, Kemenperin masih mempersiapkan implementasi GISCO karena skema tersebut juga akan terintegrasi dalam pembiayaan internasional maupun nasional, termasuk yang masuk dalam skema pinjaman IBA.

“Nanti di dalam konsep GISCO ini ada penyedia teknologinya, juga ada penjaminnya. Sehingga perusahaan industri bisa memperoleh bantuan pembiayaan tanpa mengeluarkan biaya yang berat dan daya saingnya tidak menurun,” ujarnya.

Berdasarkan konsep yang dikembangkan, GISCO merupakan perusahaan jasa industri hijau yang memadukan penyediaan teknologi, implementasi, operasi dan pemeliharaan, pembiayaan, hingga pengukuran, pelaporan, dan verifikasi (MRV).

Skema ini memungkinkan penghematan biaya sekaligus penurunan emisi melalui berbagai model bisnis, seperti guaranteed savings, shared savings, leasing model, hingga efficiency-as-a-service.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Nuzulia Nur Rahmah