Diskonto adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh bank sentral. Di Indonesia, Bank Indonesia selaku bank sentral memiliki kewenangan untuk mengeluarkan kebijakan ini. Lantas, apa tujuan dari kebijakan diskonto? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Apa Itu Diksonto?
Berdasarkan keterangan di Kamus Besar Bahasa Indonesia, diskonto adalah potongan atau bunga yang harus dibayar oleh orang yang menjual wesel atau surat dagang yang diuangkan sebelum waktunya.
Sementara itu, Bank Indonesia dalam akun Twitter miliknya yang menerangkan bahwa kebijakan diskonto adalah kebijakan yang dilakukan Bank Indonesia dengan mempengaruhi jumlah uang yang beredar lewat pengaturan suku bunga pemberian kredit bank sentral kepada bank umum.
Pengertian diskonto juga tertuang dalam buku "Ekonomi dan Akuntansi: Membina Kompetensi Ekonomi". Pada buku tersebut disebutkan bahwa dikonto atau politik diskonto adalah salah satu kebijakan yang dilakukan bank sentral untuk menambah atau mengurasi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikan atau menurunkan suku bunga bank.
Tujuan Politik Diskonto
Sebuah kebijakan pasti dibuat dengan tujuan tersendiri. Berdasarkan keterangan di finansialku.com, tujuan diskonto yaitu untuk melancarkan likuiditas. Fungsi dari diskonto ini untuk mengontrol kegiatan ekonomi di masyarakat. Dengan demikian, pemerataan dalam sektor ekonomi lebih mudah tercapai.
Saat bank sentral hendak mengurangi jumlah uang, maka dampak yang terjadi yaitu terjadi kenaikan suku bunga. Saat suku bunga naik, harapannya masyarakat akan menyimpan uang yang dimiliki di bank.
Dengan demikian, uang yang beredar di masyarakat akan berkurang. Kebijakan meningkatkan suku bunga yang dilakukan oleh bank sentral bisa digunakan untuk menekan inflasi.
Sementara itu, jika bank sentral hendak menambah uang yang beredar, maka bank sentral akan menurunkan suku bunga. Saat suku bunga turun, maka secara alamiah masyarakat akan mengurangi uang yang disimpan di bank.
Maka dari itu, jumlah uang cash yang dimiliki masyarakat akan bertambah. Penurunan suku bunga ini dilakukan saat ekonomi sedang resesi atau deflasi.
Sebagai tambahan informasi, awalnya kebijakan diskonto ini merupakan pertimbangan yang bersifat kepentingan ekonomi dan teknik perbankan. Akan tetapi, akhir-akhir ini muncul pertimbangan lain seperti sosial ekonomi yang dapat mempengaruhi kebijakan politik diskonto. Pertimbangan tersebut juga bisa digunakan sebagai alat untuk mempengaruhi konjungtur dalam negeri.
Manfaat Kebijakan Diskonto
Tak hanya mempengaruhi jumlah uang yang beredar, kebijakan diskonto juga ternyata memiliki sejumlah manfaat. Berdasarkan keterangan di ocbcnisp.com, berikut ini sejumlah manfaat politik diskonto yang perlu diketahui.
1. Menambah Cadangan Uang Saat Krisis Moneter
Krisis moneter adalah masalah yang dialami sebuah negara saat tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat atau membayar utang. Ketika negara mengalami krisis moneter, maka politik diskonto bisa menjadi solusinya.
Bank sentral bisa mengeluarkan politik diskonto untuk meningkatkan suku bunga. Tujuannya, agar masyarakat bisa menyimpan uang atau menabung di bank. Dengan demikian, negara akan mempunyai cadangan uang untuk mengatasi krisis moneter.
2. Harga Produk di Pasar Lebih Terkendali
Manfaat lainnya dari kebijakan diskonto yaitu harga barang di pasar lebih terkendali, tidak terlalu tinggi namun tidak terlalu rendah. Apabila harga suatu barang terlalu tinggi, maka kebijakan yang bisa diambil yaitu dengan menaikan suku bunga acuan.
Dengan demikian, masyarakat akan cenderung menyimpan uangnya di bank dan permintaan atas barang yang harganya tinggi akan menurun. Jika permintaan menurun, maka harganya pun akan turut menurun.
3. Kurs Mata Uang Menguat
Tak hanya menjaga stabilitas ekonomi, politik diskonto juga bisa menguatkan kurs mata uang. Dalam hal ini kurs Rupiah atas USD. Menurut konsep pertukuran valas, jika permintaan kurs naik, maka nilai kurs tersebut akan meningkat, dan sebaliknya.
4. Mengendalikan Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga barang atau jasa secara umum dan terus menerus dalam periode waktu tertentu. Kondisi ini ternyata bisa dikenalikan lewat kebijakan diskonto.
Meskipun demikian, inflasi terkadang diperlukan. Pasalnya, saat konsumsi masyarakat tidak berubah maka akan terjadi stagnasi dan menjadi petanda bahwa ekonomi negara tidak mengalami perkembangan.
Contoh Politik Diskonto
Setelah memahami definisi dari diskonto. Maka kini kita akan mengenal beberapa contoh politik diskonto yang bisa diambil pemerintah. Berdasarkan keterangan di ocbcnisp.com, berikut ini sejumlah contoh kebijakan diskonto yang perlu dipahami.
Mengeluarkan Surat Berharga Negara (SBN)
Tujuan dari kebijakan ini yaitu untuk menampung dana sebanyak-banyaknya dari masuarakat dengan periode pengembalian tertentu lengkap dengan bunganya. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi APBN, membangun infrastruktur, dan lain sebagainya.
Meningkatkan BI Repo Rate
BI Repo Rate adalah suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan harus dipatuhi oleh seluruh bank umum yang beroperasi di negara ini. Ketika BI Rate naik, maka bunga akan naik. Dengan demikian, masyarakat akan mulai menabung di bank. Pada kondisi tersebut, inflasi akan terkendali.
Menurunkan BI Repo Rate
Berkebalikan dengan poin sebelumnya, saat BI Rate turun, maka bunga bank akan turun. Maka secara alami, masyarakat akan menarik dana miliknya yang disimpan dalam bank. Dengan demikian, uang akan mengalir lebih banyak di masyarakat.