Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan program ekonomi biru (blue economy) untuk mencapai target penurunan emisi. Pada 2030, Indonesia menargetkan pengurangan emisi sebesar 31,89% tanpa syarat dan 43,2% dengan bantuan internasional.
Ada empat program ekonomi biru yang disiapkan. Pertama, perluasan kawasan konservasi laut sebagai ekosistem blue carbon. Kedua, penangkapan ikan terukur berbasis kuota. Ketiga, pengembangan budidaya laut, pesisir, dan darat yang ramah lingkungan. Keempat, menata kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil untuk menghindari kerusakan akibat aktivitas ekonomi.
“Empat hal ini merupakan kontribusi konkret dalam penurunan emisi gas rumah kaca,” kata Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono dalam pembukaan Paviliun Indonesia di COP-27, Sharm el-Sheikh, Mesir, pada Minggu, 6 November 2022 pagi waktu setempat.
Konsep blue economy pertama kali diperkenalkan oleh Gunter Pauli, ekonom asal Belgia, dalam bukunya The Blue Economy, 10 Years, 100 Innovations, 100 Million Jobs. Di buku yang pertama kali terbit pada 2010 tersebut, Pauli menyarankan perubahan proses industri untuk mengatasi persoalan lingkungan. Ini dilakukan dengan menggeser sumber daya energi yang langka dan berbiaya tinggi ke teknologi yang lebih sederhana dan bersih.
Sementara Bank Dunia mendefinisikan ekonomi biru sebagai pemanfaatan sumber daya laut yang berwawasan lingkungan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan, dan mata pencaharian sekaligus pelestarian ekosistem laut.
Pauli juga menyebut ekonomi biru sebagai model ekonomi dan sosial baru. Model ekonomi ini berbeda dari ekonomi merah (red economy) yang berlaku sekarang, yakni mengeruk isi bumi serta ekonomi hijau (green economy) yang berfokus pada energi alternatif.
“Perusahaan harus berinvestasi lebih banyak dan konsumen harus membayar lebih tinggi untuk untuk green economy. Terlepas dari tujuan dan upayanya yang patut dipuji, ekonomi hijau telah gagal menjadi berkelanjutan atau layak,” seperti dilansir dari laman The Blue Economy.
“Blue economy mengambil inspirasi dari alam, mengambil apa yang diperlukan dan bersimbiosis dengan yang ada di dalamnya.”
Ekonomi biru bergerak dalam 19 prinsip yang diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yakni mengambil inspirasi dari alam dan perairan, mengubah cara kerja bisnis, dan hidup di teritori masing-masing.
Tujuan akhir dari konsep ekonomi biru ini adalah blue ocean dan blue sky. Masyarakat berkelimpahan dengan sumber daya yang tersedia di alam, tetapi langit dan laut tetap biru.
Perencana senior Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Gellwynn Daniel Hamzah Jusuf mengatakan, prinsip ekonomi biru merupakan hal baru di Indonesia. Menurutnya, perkembangan ekonomi biru berjalan lambat lantaran minimnya skema pendanaan. Akibatnya minat investasi di bidang kelautan cenderung lebih rendah dibandingkan daratan.
Dia menambahkan, selama lima tahun terakhir kontribusi ekonomi biru terhadap PDB masih sekitar 3,6% dan didominasi sektor perikanan. Pada 2045 diharapkan kontribusinya meningkat menjadi 12,5%, katanya seperti dikutip dari Mongabay.