Dalam penyusunan business model canvas (BMC), terdapat sembilan elemen yang harus diperlukan. Salah satunya adalah cost structure.

Penyusunan elemen tersebut diperlukan agar seluruh pengelolaan biaya dapat terkontrol ketika perusahaan memproduksi barang atau mengelola jasa pelayanan. Untuk mengetahui cost structure  lebih lanjut, berikut ulasannya.

Pengertian Cost Structure 

Dilansir dari laman Ekrut, cost structure adalah jenis biaya yang dikeluarkan bisnis yang terdiri dari biaya tetap dan variabel. Elemen terakhir pada business model canvas ini merupakan elemen yang mencakup pemetaan biaya untuk mengoperasikan bisnis sesuai dengan value proposition

Tidak hanya itu, hal ini juga berguna untuk mengelola anggaran bisnis secara lebih efisien untuk meminimalisasi risiko kerugian, dan kondisi keuangan perusahaan yang tidak sehat. 

Pada umumnya, perusahaan jasa dan barang memiliki cost structure yang berbeda. Dengan demikian, akun pengeluaran yang mucul pada laporan keuangan trtbatung pada objek biaya seperti produk, layanan, proyek, pelanggan atau aktivitas bisnis.

Bahkan di beberapa perusahaan, cost structure bisa bervariasi antara lini produk, divisi, atau unit bisnis karena jenis aktivitas yang berbeda dari yang mereka lakukan.

Cost Structure Adalah Jenis Biaya (Unsplash)



Fungsi Cost Structure

Cost structure memiliki beberapa fungsi dan kegunan pada operasional perusahaan. Berikut ini pembahasan lima fungsinya. 

1. Untuk Menentukan Harga 

Fungsi pertama dari cost structure adalah untuk menentukan harga jual produk dan jasa terutama yang menetapkan harga berdasarkan biaya. Proses penetapan harga tidak bisa dilakukan sembarangan.

Oleh karena itu, cost structure dibuat sebagai alat pertimbangan saat menentukan nilai harga jual di pasaran.

2. Membantu dalam Pengambilan Keputusan Tepat

Sebelum mengambil keputusan atau langkah dalam bisnis, perusahaan akan mengecek cost structure nya terlebih dahulu. Alasannya adalah agar perusahaan bisa mengambil atau menentukan langkah yang efisien dan menghemat biaya pengeluaran. 

3. Untuk Melakukan Kontrol Biaya

Penyusunan cost structure diperlukan agar pemilik bisnis bisa melakukan kontrol biaya dengan mudah. Cost structure bisa membuat mereka dapat mengetahui biaya yang bisa dikurangi atau bagian yang perlu ditambah.

Dengan demikian, mereka bisa memiliki kontrol yang lebih baik terhadap keuangan perusahaan.

4. Bahan Evaluasi Bisnis

Cost structure juga bisa digunakan sebagai bahan evaluasi bisnis. Hal ini dikarenakan cost structure dapat membuat pelaku bisnis bisa melihat kinerja setiap elemen di dalam bisnis.

Pada umumnya, masalah di dalam bisnis bisa terjadi dikarenakan biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan kualitas produk yang dihasilkan. Maka dari itu, hal ini harus segera diperbaiki agar bisnis bisa tetap berjalan dengan optimal.

5. Adaptasi Strategi

Ketika ingin melakukan perubahan strategi, pelaku bisnis perlu memahami struktur biaya terlebih dahulu. Dengan demikian, mereka bisa memahami hal apa saja yang biayanya harus diubah agar bisa mengadaptasi strategi baru tersebut. 

Cost Structure Adalah Jenis Biaya (Unsplash)

Jenis Cost Structure 

Cost structure terbagi menjadi enam jenis. Berikut pembagian jenisnya beserta penjelasannya:

1. Fixed Cost

Fixed cost atau biaya tetap adalah suatu biaya yang biasanya akan dikeluarkan secara tetap dan teratur. Jenis cost structure ini tidak berubah terlepas dari volume barang dan jasa atau jumlah output yang dihasilkan perusahaan. 

Contoh dari biaya tetap adalah biaya sewa, biaya bunga, tenaga kerja, dan lain-lain.

2. Variable Cost

Variable cost atau biaya variabel adalah biaya yang harus mengalami perubahan sesuai dengan jumlah hasil produk yang dihasilkan perusahaan. Jenis cost structure ini lebih banyak dan beragam daripada biaya tetap.

Bagi pelaku bisnis barang, biaya variabelnya termasuk bahan langsung, komisi, dan upah borongan. Sedangkan bagi pelaku bisnis jasa, biaya variabelnya termasuk upah, bonus, dan biaya perjalanan.

Untuk pelaku bisnis yang berbasis proyek, biaya variabelnya termasuk gaji dan pengeluaran proyek lain tergantung pada jumlah jam yang diinvestasikan di setiap proyek. 

3. Cost Allocation

Cost allocation atau alokasi biaya adalah suatu  proses identifikasi biaya yang dikeluarkan, pengumpulan pendapatan/harta, hingga menetapkan dan menerapkan objek biaya secara tepat. 

Pada umumnya, cost allocation ini digunakan  agar pemilik bisnis bisa memasukkan dana atau biaya ke pos-pos yang tepat tapi tetap dengan kegiatan yang berbeda

Contoh dari cost allocation adalah produk, proyek, unit bisnis, departemen, serta pelanggan lain yang pada dasarnya telah terstruktur dengan baik. . 

4. Cost Pool

Cost pool atau pengumpulan biaya adalah suatu pengelompokkan biaya individu yang nantinya akan dibuat alokasi biaya dengan tepat. Contoh dari pengumpulan biaya adalah biaya overhead, biaya pemeliharaan, dan biaya tetap lainnya.

5. Economies of Scope

Economies of scope atau ruang lingkup ekonomi adalah keuntungan finansial yang diperoleh ketika suatu bisnis membeli barang atau jasa. Hal ini kemudian diterapkan di beberapa area bisnis mereka dengan biaya yang sama. Ruang lingkup ekonomi biasanya dilakukan sebagai cara untuk menurunkan biaya untuk bisnis. 

6. Economies of Scale

Economies of scale atau skala ekonomi adalah layanan atau produk yang dibeli atau dijual oleh suatu perusahaan dimana harga per unit turun jika lebih banyak unit yang dibeli.