Dalam dunia perdagangan internasional. Ekspor dan impor merupakan dua istilah yang sering digunakan. Keduanya sama-sama memiliki peranan dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Dilansir dari KBBI, ekspor adalah pengiriman barang atau komoditas yang diperdagangkan ke luar negeri, atau barang-barang yang dikirimkan ke luar negeri. Sementara itu, berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.
Secara sederhana, ekspor adalah kegiatan atau aktivitas mengeluarkan barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan mengikuti ketentuan dan peraturan yang berlaku. Pihak yang terlibat dalam kegiatan ini bisa perseorangan, individu dengan pemerintah, maupun pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lainnya.
Kegiatan ekspor sendiri tidak terjadi begitu saja. Terdapa beberapa faktor pendorong ekspor yang tak kalah berpengaruh terhadap perdagangan internasional. Lantas, apa saja faktor pendorong terjadinya ekspor di suatu negara? Simak penjelasannya dalam ulasan berikut ini.
Jenis-jenis Ekspor
Berdasarkan caranya, ekspor dibagi menjadi dua jenis, yaitu ekspor langsung (direct exporting) dan ekspor tidak langsung (indirect exporting). Berikut di bawah ini penjelasan lengkapnya.
Faktor Pendorong Ekspor (Pexels)
1. Ekspor Langsung
Ekspor langsung adalah cara menjual barang secara ekspor melalui perantara (eksportir) yang bertempat di negara lain atau negara tujuan ekspor. Penjualan dilakukan melalui distributor dan perwakilan perusahaan.
Kelebihan dari ekspor langsung adalah produksi yang terpusat di negara asal dan kontrol terhadap distribusi lebih baik. Adapun kekurangannya yaitu biaya transportasi lebih tinggi untuk skala besar dan adanya hambatan perdagangan serta proteksionisme.
2. Ekspor Tidak Langsung
Ekspor tidak langsung adalah cara menjual barang secara ekspor melalui perantara (eksportir) negara asal kemudian dijual oleh perantara tersebut melalui perusahaan manajemen ekspor (export management companies) dan perusahaan ekspor (export trading companies).
Kelebihan dari ekspor tidak langsung adalah sumber daya produksi terkonsentrasi dan tidak perlu menangani proses ekspor secara langsung. Adapun kekurangannya yaitu kontrol terhadap distribusi kurang dan pengetahuan terhadap operasi di negara lain kurang.
Faktor Pendorong Ekspor
Dikutip dari buku Perdagangan Dan Bisnis Internasional: Teori Dan Analisis Empiris karya Jongkers Tampubolon, ada delapan faktor yang mendorong terjadinya kegiatan ekspor, di antaranya meliputi:
1. Perbedaan Sumber Daya Alam
Sumber daya alam menjadi salah satu bahan baku utama dalam pembuatan produk tertentu. Namun tidak semua negara memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Alhasil, negara yang membutuhkan sumber daya alam tersebut akan mencari negara lain yang memiliki sumber daya alam terkait. Hal inilah yang memicu terjadinya perdagangan internasional melalui kegiatan ekspor.
Sebagai contoh, Indonesia dikenal kaya akan sumber daya alam. Namun, dalam urusan pengolahan, Indonesia belum memadai. Hal inilah yang mendorong Indonesia untuk menawarkan hasil SDA ke negara lain lewat aktivitas ekspor untuk memenuhi kebutuhan negara tersebut.
2. Penghematan Biaya Produksi, SDM, dan Ilmu Pengetahuan
Setiap negara memiliki kemampuan SDM dan teknologi berbeda-beda. Negara yang dibekali dengan SDM mumpuni dan teknologi canggih mampu memproduksi barang berkualitas baik.
Ketika kebutuhan dalam negeri sudah tercukupi dengan baik, sebuah negara hendaknya melakukan kegiatan ekspor SDM dan teknologi untuk negara-negara lain yang lebih membutuhkan. Hal ini juga merupakan salah satu upaya untuk menghemat biaya produksi.
3. Meningkatkan Pemasukan Negara
Aktivitas ekspor merupakan salah satu cara negara meningkatkan pendapatan. Pasalnya, negara diuntungkan dari nilai pajak barang hasil ekspor tersebut. Negara juga dapat melakukan ekspor melalui badan usaha milik negara dengan menjual bahan baku sumber daya alam atau teknologi ke negara lain.
Ilustrasi, barang ekspor (Pexels)
Ekspansi produk ke berbagai negara juga menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya perdagangan internasional melalui kegiatan ekspor. Pengenalan bermacam produk berkualitas ke berbagai negara mampu memberikan keuntungan besar dan meningkatkan hubungan kerja sama dagang yang baik antarnegara.
5. Peningkatan Produk UMKM
Kualitas produksi dalam negeri berpotensi memiliki nilai jual tinggi di pasar internasional. Hal inilah yang juga menjadi faktor pendorong terjadinya aktivitas ekspor. Bahan bakunya sendiri bisa diperoleh dari dalam negeri maupun luar negeri. Produk kemudian dibuat sebaik mungkin untuk bisa bersaing di pasar internasional.
6. Kerja Sama Antar Negara
Sering kali produsen dari suatu negara membuka produksinya di negara lain. Hal ini memungkinkan jika terdapat kecocokan bisnis dan industri di antara negara yang terlibat. Kegiatan ekspor juga membawa dampak positif bagi kedua negara yang bekerja sama. Bahkan dampak positif tidak hanya dirasakan oleh negara sebagai institusi saja, tetapi juga warga negara yang ada di dalamnya.
7. Keuletan Pelaku Usaha Menangkap Peluang Pasar
Seorang pelaku usaha harus pandai menangkap dan memanfaatkan peluang pasar. Dengan demikian, mereka dapat memperoleh wilayah pemasaran yang luas. Oleh karena itu, para pelaku usaha yang menjadi eksportir, juga harus ahli di bidang strategi pemasaran.
8. Keadaan Pasar Luar Negeri
Besar atau kecilnya permintaan dan penawaran dari berbagai negara dapat mempengaruhi harga di pasar dunia. Apabila permintaan di pasar dunia lebih banyak dari pada penawaran, maka harga cenderung naik.
Namun sebaliknya, jika penawaran lebih banyak dari permintaan, maka harga cenderung turun. Keadaan ini akan memengaruhi para eksportir untuk meningkatkan atau bahkan menurunkan kegiatan ekspornya.