Pasar Monopolistik, Ciri-ciri serta Kelebihan dan Kekurangannya

Adi Maulana Ibrahim|KATADATA
Ilustrasi, produk elektronik dan perlengkapan rumah tangga.
Penulis: Anggi Mardiana
8/9/2023, 14.05 WIB

Pasar monopolistik adalah bentuk pasar di mana banyak produsen saling berkompetisi dengan produk hampir serupa tetapi memiliki sejumlah perbedaan. Perbedaan terlihat dari ciri khas produk yang dijual oleh masing-masing produsen. Dengan kata lain, kegiatan produksi barang tersebut dikenal sebagai diferensiasi produk.

Produk yang dijual di pasar hampir serupa sehingga masing-masing produsen harus bersaing dari segi kualitas, harga dan cara pemasaran produknya. Para produsen akan lebih berpartisipasi pada jenis pasar tersebut untuk menghasilkan produk berbeda dan memiliki katrakterteristik sendiri.

Ilustrasi, produk sepatu olah raga (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/nym.)

Ciri-ciri Pasar Monopolistik

Pasar monopolistik memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakan dengan struktur pasar yang lain, yakni sebagai berikut:

1. Terdiri Atas Banyak Penjual

Pasar monopolistik memiliki jumlah pelaku ekonomi, secara spesifik produsen, yang banyak. Sehingga tiap penjual atau produsen harus merasa puas dengan pembagian pasar yang relatif kecil. Tak hanya itu, penjual tidak mempunyai kekuasaan secara penuh untuk menentukan harga di pasaran.

Hal tersebut berkaitan dengan jumlah penjual yang cukup banyak. Sehingga muncul berbagai kesulitan terkait koordinasi antar produsen atau penjual. Jadi kolusi harga hampir tidak bisa dilakukan. Setiap pemilik usaha harus selalu aktif mencari target pasarnya sendiri.

2. Diferensiasi Produk

Produk yang ada di dalam pasar monopolistik terdiferensiasi, dalam arti memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan ini terlihat dari bentuk, ukuran, corak, kualitas, dan lainnya.

Setiap produsen akan memberikan ciri khas dan sentuhan khusus pada produk yang dihasilkan. Misalnya, produsen apparel seperti Nike, Adidas, Fila, Skechers, dan juga Puma, mempunyai produk yang serupa, di mana semua perusahaan tersebut mengeluarkan jenis sepatu yang sama. Namun, produk yang mereka hasilkan memiliki karakteristik dan ciri masing-masing.

3. Persaingan Tidak Berfokus pada Harga

Produsen atau penjual dalam pasar monopolistik tidak bisa mempermainkan harga di pasar. Persaingan yang terjadi di dalam sistem pasar ini lebih mengarah kepada desain, kualitas, marketing, dan kelebihan dari masing-masing produk.

Jika ada penjual yang ingin bermain harga, maka penjual tersebut harus bisa meyakinkan para konsumen terkait kualitas dan juga keunggulan dari produk tersebut dibandingkan dengan produk serupa milik kompetitor.

4. Produsen Bebas Keluar dan Masuk Pasar

Semua produsen atau penjual yang ada di dalam sistem pasar monopolistik memiliki kebebasan untuk masuk dan keluar pasar. Sebab, produk-produk yang ditawarkan bisa digantikan oleh produk serupa dari produsen lain yang masih bertahan di dalam pasar tersebut.

Untuk produsen baru, tidak perlu memiliki modal yang sangat besar untuk dapat masuk dan bersaing dalam memperebutkan pangsa pasar. Ini dengan catatan produk yang ditawarkan memiliki harga yang terjangkau dan berkualitas baik, serta dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga, konsumen akan menerima kehadiran produsen baru itu.

5. Mendorong Perkembangan Teknologi dan Inovasi

Karena adanya persaingan yang ketat dan banyaknya kompetitor, maka setiap produsen dituntut untuk terus memberikan sebuah inovasi terhadap produk yang ditawarkan. Hal ini pada akhirnya akan mendorong perkembangan teknologi, untuk mengimbangi inovasi yang diinginkan.

Ketika produsen melakukan inovasi, hal itu akan mendatangkan keuntungan yang lebih banyak dibandingkan dengan keuntungan normal saat menggunakan produk lama. Dengan adanya pendapatan atau keuntungan yang meningkat, maka akan lebih mudah menarik produsen lain untuk melakukan inovasi serupa atau lebih baik lagi.

Keuntungan dan Kekurangan Pasar Monopolistik

Berikut kekurangan dan keuntungan yang diperoleh dari jenis pasar persaingan monopolistik:

1. Keuntungan

  • Banyak produsen di dalam pasar sehingga konsumen bisa memilih banyak alternatif produk. Jika produk yang biasa dibeli tidak tersedia, konsumen bisa dengan mudah memilih produk serupa dari produsen berbeda. Konsumen juga bisa menentukan pilihan produk yang sesuai dengan kepuasannya.
  • Produsen bisa dengan bebas keluar masuk pasar karena tidak memiliki hambatan berarti.
  • Memiliki banyak inovasi yang bisa dilakukan. Mulai dari proses produksi atau mengembangkan cara baru yang menarik konsumen.

2. Kekurangan

  • Mengutip Eprints.umsida.ac.id, kekurangan pasar persaingan monopolistik yaitu memerlukan modal cukup besar agar bisa masuk ke dalam pasar monopolistik. Sebab pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis cukup tinggi.
  • Operasinya tidak seefisien pasar persaingan sempurna karena harga lebih tinggi, kuantitas produk lebih rendah dan tidak tercapai efisiensi baik produktif maupun alokatif.
  • Perusahaan tidak memiliki gerakan melakukan inovasi karena modal terbatas dan kecenderungan memperoleh keuntungan dalam jangka panjang sehingga menghalangi produsen perusahaan untuk menciptakan inovasi.
Ilustrasi, pameran mobil (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/nz)

Contoh Pasar Monopolistik

Pasar persaingan monopolistik banyak ditemui dalam kehidupan sehar-hari seperti sabun, sampo, TV, sepatu, air mineral dan lainnya. Dalam pasar mineral, terdapat banyak produsen yang memproduksi air mineral. Masing-masing produsen tersebut memiliki ciri khas tersendiri, mulai dari kualitas, kemasan dan ukuran untuk membedakan dengan produk kompetitor.

Contoh lainnya, adalah produsen sepatu olahraga dengan beragam merek tersedia. Setiap merek tentu memiliki keunikan, desain dan keunggulan yang berbeda-beda. Konsumen akhirnya akan memilih produk yang sesuai prefensinya.

Kemudian, ada juga contoh pasar monopolistik dalam produksi sepeda motor. Dalam pasar ada merek sepeda motor yang menjadi favorit karena dinilai irit, namun ada juga merek lain yang mendapat tempat tersendiri karena menghadirkan sepeda motor dengan tenaga besar.

Beberapa perusahaan memang memproduksi produk yang sama, yakni sepeda motor. Namun, masing-masing produsen memiliki ciri khas yang membuatnya berbeda satu dengan yang lain, di mana pada akhirnya preferensi konsumen akan memilihnya.