Memahami Cara Menghitung Harga Saham Wajar

Unsplash
Ilustrasi, cara menghitung harga saham.
Penulis: Anggi Mardiana
Editor: Agung
20/9/2023, 10.06 WIB

Penting bagi kita memahami cara menghitung harga saham agar modal yang dikeluarkan tidak sia-sia. Pahami secara mendalam mengenai rumus yang digunkan dalam menghitung harga wajar saham untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil memiliki dasar analisis kuat.

Investasi jangka panjang maupun jangka pendek seperti trading mengharuskan kita melalui tahapan analisis dan perhitungan cermat. Dari beragam analisis yang tersedia, salah satu yang bisa diaplikasikan yaitu perhitungan harga wajar saham. Proses ini diperlukan untuk mengevaluasi setiap saham yang akan diinvestasikan.

Pengertian Harga Saham Wajar

Harga Wajar Saham (Unsplash)

Harga wajar saham adalah harga saham yang dianggap adil atau seimbang berdasarkan analisis fundamental terhadap kinerja keuangan perusahaan yang menerbitkan saham. Analisis ini meliputi beberapa faktor seperti laba bersih, arus kas, pertumbuhan pendapatan, dividen dan faktor lain yang mempengaruhi kinerja perusahaan serta prospeknya untuk masa depan.

Harga wajar saham bisa digunakan sebagai acuan investor dalam menentukan bahwa saham sedang berada pada harga terlalu tinggi, rendah atau seimbang dengan nilai intrinsiknya. Cara ini membantu investor dalam mengambil keputusan investasi yang tepat.

Mengutip Bibit.id, harga wajar saham adalah harga yang dianggap sebanding dengan fundamental perusahaan. Penilaian ini berdasarkan pada kinerja, prospek bisnis dan keuangan perusahaan. Namun, perlu diperhatikan bahwa harga saham bisa dipengaruhi oleh kondisi pasar.

Untuk menilai suatu perusahaan sehat dan berpotensi menghasilkan keuntungan di masa depan, investor bisa memperhatikan beberapa faktor. Faktor itu meliputi kekayaan bersih, jumlah aset, utang perusahaan, pendapatan dan laba yang diperoleh dari tahun ke tahun untuk menentukan valuasi perusahaan.

Cara Menghitung Harga Saham Menggunakan Rasio

Harga saham (Unsplash)

Invetasi yang dilakukan hanya menggunakan insting semata kemungkinan gagal. Itu sebabnya, Anda harus tahu bagaimana cara menghitung harga wajar saham agar meraih keuntungan yang diinginkan. Berikut rumus dan contohnya:

1. Menggunakan Earning per Share (EPS)

Earning per Share (EPS) digunakan dengan cara membagi laba bersih perusahaan dan jumlah saham beredar. Nilai PER yang dianggap wajar berbeda-beda bergantung industri dan faktor lain yang mempengaruhi perusahaan.

Semakin besar EPS perusahaan, semakin besar juga kemungkinan harga saham naik. Karena itu, penggunaan EPS sebagai dasar perhitungan harga wajar saham menjadi populer di kalangan investor dan analisis saham.

Contohnya apabila harga saham di suatu perusahaan Rp 10.000 dengan EPS-nya sebesar Rp 500 harga wajar sahamnya yaitu sebagai berikut:

Harga wajar saham = Harga saham : EPS
Harga wajar saham = Rp 10.000 : Rp 50
Harga wajar saham = 20

Angka 20 menunjukkan harga saham itu dianggap adil atau seimbang apabila perusahaan mampu mempertahankan tingkat EPS-nya. Jika harga saham saat ini di bawah harga wajar maka saham dianggap murah dan layak dibeli, begitu pun sebaliknya.

2. Menggunakan Price to Book Value (PBV)

Price to Book Value (PBV) berbeda dengan book value yang juga digunakan sebagai cara menghitung harga saham. Book value adalah modal yang dikuasai oleh perusahaan sedangkan Price to Book Value (PBV) digunakan untuk menghitung rasio antara harga saham per lembar dengan nilai buku per lembar saham.

Nilai buku per saham merupakan nilai aset bersih perusahaan dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Metode PBV yang digunakan menunjukkan seberapa besar nilai pasar perusahaan dibandingkan dengan nilai bukunya. Semakin tinggi hasil PBN saham maka semakin mahal harganya.

Contohnya perusahaan LMN memiliki harga saham sebesar Rp 1.200 dan nilai buku per saham Rp 800. Dalam hal ini, PBV perusahaan LMN ialah sebagai berikut:

PBV= Harga saham + nilai buku per lembar saham
PBV= Rp 1.200 : 800
PBV= 1,5

Apabila dibandingkan dengan rasio PBV, rata-rata industri yang sebesar 1,3 maka bisa dikatakan bahwa harga saham perusahaan LMN sedikit overvalued.

3. Menggunakan Dividend Yield (DY)

Untuk menghitung rasio antara dividen per saham dengan harga saham bisa menggunakan Dividend Yield. Dividen per saham merupakan pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham yang dibagikan secara periodik.

Dividend Yield menunjukkan persentase dividen yang diterima oleh investor per tahun terhadap harga saham yang dibayarkan. Semakin tinggi DY suatu saham maka semakin tinggi juga pembayaran yang diterima oleh investor.

Sebagai contoh, perusahaan ABC memiliki harga saham sebesar Rp 1.000 dan membayar dividen per saham Rp 50. Dalam hal ini, Dividend Yield perusahaan ABC yaitu 5% yang diperoleh dari rumus berikut:

DY = Dividen per lembar saham : harga per lembar saham x 100%
DY = Rp 50 : Rp 1000 x 100%
DY = 5%

Apabila dibandingkan dengan DY rata-rata industri yang sebesar 3%, bisa dikatakan perusahaan ABC memberikan keuntungan lebih kepada investor dari segi dividen.

Cara menghitung harga saham wajar di atas bisa Anda jadikan referensi untuk membantu menentukan keputusan investasi yang tepat. Apakah harga yang akan dibeli itu berpotensi menguntungkan atau justru merugikan.