EDISI KHUSUS | Jelajah Jalan Raya Pos

Oei Tiong Ham: Bos Gula Asal Semarang yang Berpengaruh pada Masanya

SINDOnews
Potret Oei Tiong Ham, bos gula asal Semarang
Penulis: Siti Nur Aeni
Editor: Redaksi
24/8/2021, 15.50 WIB

Gula merupakan bahan tambahan dalam makanan dan minuman yang banyak dipakai. Rasanya manis, membuat penyedap rasa alami ini disukai banyak orang terutama anak-anak. Bagi para pengusaha, gula bukan hanya bumbu semata, melainkan komoditas potensial. Banyak orang menjadikan gula sebagai usaha yang menguntungkan, seperti  Oei Tiong Ham.

Bagi generasi muda, nama tersebut mungkin terdengar sangat asing. Namun tidak bagi mereka yang pernah hidup pasa masa kolonial Belanda. Oei Tiong Ham mewakili potret pengusaha kaya yang berpengaruh pada saat itu. Bagaimana sosok “bos gula” yang satu ini?

Profil Oei Tiong Ham

Oei Tiong Ham merupakan orang Tionghoa. Ia lahir pada saat Indonesia masih dalam penjajahan Belanda. Melansir dari merdeka.com, Oei Tiong Ham lahir di Semarang, Jawa Tengah pada tahun 1866. Ayahnya merupakan seorang pengusaha bernama Oei Tjie Sien.

Berbicara tentang kesuksesan seseorang, kadang kita menyoroti tingkat pendidikannya. Mengutip dari daerah.sindonews.com, Oei Tiong Ham ternyata tidak pernah menempuh pendidikan di sekolah milik Belanda dan Inggris. Ia hanya bersekolah di Sekolah China (Hokkian) di Semarang. Sekolah tersebut mengajarkan tentang kesusastraan dan cara untuk berhitung.

Meskipun tidak bisa menempuh pendidikan di sekolah Belanda dan Inggris, Oei Ting Ham terkenal sebagai anak cerdas dan memiliki pengetahuan luas. Bahkan, ia bisa menulis bahasa Belanda dan Inggris dengan baik dan benar. Pengetahuan bahasa asing ia dapatkan berkat guru privat yang dipanggil orang tuanya ke rumah.

Tahun 1884, tepatnya saat berusia 18 tahun, Oei Tiong Ham menikah dengan wanita keturunan Cina bernama Goei Bing Nio. Setelah menikah dengan istri pertamanya, ia memiliki dua orang anak yang diberi nama Oei Tjong Lan dan Oei Hui Lan.

Keberanian Oei Tiong Ham

Masih melansir dari laman daerah.sindonews.com, diketahui hingga abad 19, keturunan Tionghoa di Indonesia tidak diperkenankan untuk mengenakan pakaian seperti orang Eropa, melainkan harus berpakaian khas orang Cina dengan rambut dikuncir atau dikepang. Peraturan tersebut dianggap sebagai penghinaan terhadap orang Cina.

Untuk itu, pada 1889, Oei Tiong Ham melalui pengacaranya mengajukan sebuah petisi untuk meminta izin agar bisa memotong taocang atau kepang rambut dan mengenakan pakaian seperti orang Eropa. Tak disangka, ternyata permintaan tersebut disetujui oleh pemerintah kolonial.

Oei Tiong Ham menjadi warga Cina – Jawa pertama yang mengenakan pakaian seperti orang Eropa di Semarang. Kemudian pada 1905, seluruh orang Cina dan keturunannya bisa berpakaian bebas seperti orang-orang Eropa tanpa perlu meminta izin. Tentu saja kejadian tersebut tidak terwujud tanpa keberanian dari Oei Tiong Ham.

Bisnis Gula Oei Tiong Ham

Oei Tiong Ham, bos gula ini, tidak memulai usahanya dari awal. Tiga tahun sebelum ia lahir, sang ayah sudah terlebih dahulu mendirikan pabrik gula yang dinamai Kian Gwan di Semarang. Mengutip dari tirto.id, saat berumur 19 tahun, Oei Tiong Ham kemudian diberi tanggung jawab oleh ayahnya untuk meneruskan bisnis tersebut. Di bawah kepemimpinannya, pabrik gula tersebut berkembang pesat. Namanya juga berubah menjadi Oei Tiong Ham Concern (OTHC).

Kejayaan Oei Tiong Ham Concern ini sekitar 1920-an. Kekayaannya tercatat sekitar 200 juta gulden. Koran De Locomotief yang terbit di Semarang bahkan menyebutkan pengusaha tebu ini sebagai The Richest man between Shanghai and Australia.

Kesuksesan bisnis man ini karena menerapkan teknologi canggih pada masa itu yang dikenal dengan nama teknologi elektrifikasi. Selain teknlogi, Oei Tiong Ham mengangkat karyawan yang ahli di berbagai bidang mulai dari teknisi, akuntan, pengacara, hingga penasihat.

Beberapa tahun berlalu, pada 1924 Oei Tiong Ham meninggal di Singapura. Sepeninggalan bos gula ini ternyata berdampak pada usaha yang dimilikinya. Pabrik gula diwariskan kepada putranya kemudian dinasionalisasikan dan aset perusahaan disita oleh pemerintah Indonesia berdasarkan keputusan pengadilan.

Aset milik Oei Tiong Ham Concert kemudian dijadikan modal oleh pemerintah untuk mendirikan PT. Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional Rajawali Nusantara yang merupakan cikal bakal dari PT. Rajawali Nusantara. Hingga saat ini PT. RNI tersebut menjadi BUMN yang bergerak dalam perkebunan tebu dan multibisnis lainnya di nusantara.

Itulah sedikit ulasan mengenai profil bos tebu pada masanya yang sangat legendaris. Harapnnya cerita dari Oei Tiong Ham ini menjadi pelajaran bagi banyak pihak untuk meniru hal-hal baik darinya mulai dari keberanian hingga keuletannya dalam menjalankan bisnis.