Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Mirza Adityaswara resmi dilantik sebagai Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Rabu (20/7). Dia dilantik bersama tujuh pejabat baru otoritas keuangan lainnya.
"Saya berjanji, bahwa saya dalam atau tidak melakukan sesuatu atas jabatan ini, tidak akan menerima langsung atau tidak langsung dari siapapun suatu janji atau pemberian dalam bentuk apapun," demikian isi sumpah masing-masing anggota dewan komisioner OJK yang baru, dan disiarkan secara virtual, Rabu (20/7).
Terpilihnya Mirza sebagai Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK bukan hal yang mengejutkan, mengingat pengalamannya di industri keuangan sudah cukup lama. Ditambah, latar belakangnya sebagai Sarjana Ekonomi diraih dari Universitas Indonesia dan memperoleh gelar Master of Applied Finance dari Macquarie University, Sydney, Australia.
Anak Ahli Hukum Kenamaan
Mirza Adityaswara merupakan anak dari ahli hukum bisnis Indonesia, Sutan Remy Sjahdeini. Tak hanya itu, Ayahnya juga dikenal sebagai budayawan, penggerak dan pekerja sosial.
Usai menyelesaikan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Airlangga pada 1962, Remy sempat menjadi pegawai Bank Negara Indonesia selama tiga dekade lebih. Pria kelahiran Jawa Timur tersebut juga dipercaya menjadi Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia atau BSBI yang pertama, periode 2005 hingga 2008.
Buah tak jauh dari pohon, Mirza yang merupakan anak kedua dari pernikahan Remy dengan Sri Isnainingsih itu, kini banyak berkecimpung dengan industri keuangan. Dia dikenal sebagai ekonom sekaligus bankir senior dengan pengalaman lebih dari tiga dekade.
Mirza yang lahir di Surabaya, 57 tahun lalu, merupakan alumni SMA Pangudi Luhur Jakarta dan Universitas Indonesia jurusan Fakultas Ekonomi. Sempat meniti karir sebagai bankir, Mirza memutuskan untuk mengambil cuti di luar tanggungan dan melanjutkan pendidikan pada 1994.
Hanya butuh waktu satu tahun bagi Mirza untuk menyelesaikan pendidikannya di Universitas Macquarie, Sydney, Australia dengan jurusan Applied Finance. Pada 1995, dia berhasil mendapatkan gelar Master dari universitas di Negeri Kangguru tersebut.
Deretan Pengalaman Mirza Adityaswara
Menurut berbagai sumber, Mirza pertama kali merintis karir sebagai bankir di Bank Sumitomo, sebagai Dealer hingga Head of Credit Analyst sejak 1989. Mengabdi sekitar empat tahun, dia kemudian memutuskan pindah ke Bank PDFCI sebagai Senior Officer, Syndication Loan Department dan hanya bertahan setahun, hingga 1994.
Usai mengantongi gelar Master of Applied Finance pada 1995, Mirza bekerja di berbagai perusahaan sekuritas, baik asing maupun nasional. Di antaranya, periode 1995-1997, dia bekerja sebagai Senior Banking Analyst di BZW Niaga Securities Indonesia.
Selanjutnya, Mirza Adityaswara sempat menjadi Director, Senior Banking Analyst di Deutsche Morgan Grenfell Securities dari 1997 hingga 1998. Dia juga pernah menjabat sebagai Director, Senior Banking Analyst untuk Indonesia dan Filipina, di Indosuez WI Carr Securities Indonesia periode 1998-2001.
Pada periode 2002-2005, Mirza Adityaswara sempat menjadi Head of Securities Trading and Research di Bahana Sekuritas. Sementara pada periode 2005-2008, dia diminta menjadi Director, Head of Equity Research and Bank Analysis Credit Suisse Securities Indonesia.
Sampai periode 2008-2010, pria berdarah Minang, Jawa dan Sunda itu dipilih menjadi Managing Director, Head of Capital Market di Mandiri Sekuritas, merangkap Kepala Ekonom Bank Mandiri Group.
Karir Mirza di industri keuangan terus menanjak, pada 2012 dirinya terpilih sebagai Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan hingga 2013. Dia juga menjabat sebagai Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI).
Berkat jejeran pengalamannya di industri keuangan, Mirza Adityaswara resmi menjadi Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia periode 2013-2019. Kelar menjadi salah satu pejabat di Bank Sentral, Mirza kemudian menunjukkan ketertarikannya terhadap teknologi industri keuangan.
Pada November 2020, Mirza meluncurkan Indonesia Fintech Society (IFSoc). Ini merupakan forum diskusi kebijakan fintech dan ekonomi digital. Dia juga diangkat sebagai Presiden Komisaris perusahaan dompet digital, PT Visionet Internasional atau OVO.