Profil Khofifah Indar Parawansa, Dibidik Parpol untuk Cawapres 2024

ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/wsj.
Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa.
28/2/2023, 18.42 WIB

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah bertemu dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada Februari 2023. Politisi perempuan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu tengah menjadi incaran partai-partai politik untuk diusung sebagai calon wakil presiden (cawapres) dalam Pilpres 2024.

Pertemuan Khofifah dengan Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tersebut untuk membahas perkembangan politik menjelang Pemilu. Namun, Prabowo tidak mengatakan apakah ada rencana untuk menggaet Khofifah sebagai cawapres.

Sebagai informasi, Partai Gerindra telah mendeklarasikan Prabowo sebagai calon presiden (capres) dalam pemilihan tahun depan. “Saya kira, beliau salah satu tokoh yang mempunyai kemampuan di tingkat negara dan bangsa,” katanya setelah bertemu Khofifah di Surabaya, Jawa Timur, pada 13 Februari 2022, seperti dikutip dari Antara.

Partai Nasional Demokrat (Nasdem) juga mempertimbangkan Khofifah untuk diusung sebagai calon wakil presiden. Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera telah membentuk Koalisi Perubahan dan mengusung eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri, berjilbab putih). (ANTARA FOTO/Irfan Anshori/nz)

Elektabilitas Khofifah Indar Parawansa

Dalam jajak pendapat terkait calon wakil presiden, Khofifah cenderung masuk ke dalam lima politisi teratas dari segi pangsa suara. Menurut lembaga riset Indikator, perempuan berusia 57 tahun ini memperoleh 6,6% suara atau peringkat ke-5 di antara 18 politisi dalam jajak pendapat antara 1 dan 6 Desember 2022.

Daya pikat Khofifah sebagai calon wakil presiden potensial tidak lepas dari afiliasinya dengan Nahdlatul Ulama (NU). Ia telah memimpin badan otonom NU yang disebut Muslimat antara 2000 dan 2021.

Saat bertemu dengan Prabowo, Khofifah dan mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu berbincang soal sejarah NU. Selain itu, perempuan lulusan Ilmu Politik Universitas Airlangga tersebut juga membahas soal rencana kerja sama dengan Timur Tengah untuk melestarikan Islam yang moderat.

Daya pikat Khofifah juga berkaitan dengan rekam jejaknya sebagai wakil dan pemimpin Jawa Timur. Komisi Pemilihan Umum mencatat, provinsi ini memiliki 30,9 juta pemilih tetap terdaftar pada 2019. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar kedua, setelah Jawa Barat.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. (ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/Zk/YU)

Karier Politik Khofifah Indar Parawansa

Khofifah mengawali karier politiknya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mewakili Jawa Timur pada 1992. Saat itu, perempuan dengan gelar pascasarjana dari Universitas Indonesia ini masih tergabung dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Hingga 1997, Khofifah menjabat sebagai ketua fraksi PPP di DPR. Masa jabatan perempuan kelahiran Surabaya ini berakhir pada 1999. Pada saat yang sama, ia juga berpaling dari PPP ke PKB.

Khofifah kembali ke DPR pada 2004 untuk mewakili daerah pemilihan Jawa Timur I, yang meliputi Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo. Antara 2004 dan 2006, ia memimpin Komisi VII yang mengawasi isu-isu energi, industri, riset, dan inovasi.

Selain berkarier di majelis rendah, Khofifah juga telah dua kali mengemban jabatan menteri. Pertama, Khofifah menjabat sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dalam kabinet Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) antara 1999 dan 2001. Kedua, ia menjabat sebagai Menteri Sosial dalam kabinet pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi) antara 2014 dan 2018.

Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman