Kopi asal Indonesia masih menjadi salah satu komoditas yang diperhitungkan di kancah global. Terbaru, rapper bernama Calvin Cordozar Broadus Jr atau yang lebih dikenal sebagai Snoop Dogg, meluncurkan produk kopi asal Indonesia di Amerika Serikat (AS) dengan nama INDOxyz.
Mengutip Dailycoffeenews.com, Snoop Dogg menjalin kerja sama dengan pengusaha Indonesia Michael Riady dalam produksi INDOxyz tersebut. Adapun, Michael Riady merupakan generasi ketiga konglomerasi bisnis Grup Lippo.
"Saya selalu cinta Indonesia, dan Michael selalu menjaga kami ketika kami berada di sana (Indonesia). Ia menunjukkan kopi terbaik di dunia dan kami mewujudkannya dari sana," kata Snoop Dogg, dikutip dari Dailycoffeenews.com.
Nah, siapa sebenarnya Michael Riady, dan siapa apa kiprah bisnisnya? Simak ulasan singkat berikut ini.
Pendidikan Michael Riady
Michael Riady merupakan generasi ketiga dari keluarga konglomerat Grup Lippo. Ia merupakan anak dari Andrew Taufan Riady, anak kedua taipan Mochtar Riady.
Pria berusia 42 tahun ini, mengenyam pendidikan dasar di Singapura, sebelum kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama atau sekolah menengah pertama (SMP) di Jakarta International School (JIS), Kelapa Gading, Jakarta.
Setelah itu, Michael sempat mengenyam pendidikan menengah atas di SMA Pelita Harapan. Namun, di SMA Pelita Harapan, ia hanya sampai kelas I. Sebab, Michael pindah ke Los Angeles, Amerika Serikat (AS).
Di negeri "Paman Sam" ini, Michael menyelesaikan pendidikan tingkat menengah, dan kemudian melanjutkan ke perguruan tinggi. Untuk pendidikan tinggi, Michael mengambil jurusan administrasi bisnis dari California State University, Fullerton.
Tidak berhenti sampai gelar sarjana strata 1 (S1) tersebut, ia melanjutkan ke jenjang magister di University of California Los Angeles atau UCLA. dan mendapatkan gelar Master of Business Administration (MBA). Ia juga mendapatkan gelar MBA dari National University of Singapore.
Meniti Karir dari Bawah
Sebelum ia berkecimpung dalam bisnis yang dibangun kakeknya, Michael sempat bekerja di tiga perusahaan terkemuka di California, yakni Fidelity Investments (1999), AIG SunAmerica (2002), dan Manatt, Phelps, & Phillips Law Firm (2004).
Setelah itu, ia kembali ke Indonesia untuk terlibat penuh dalam Grup Lippo. Namun, meski menyandang status sebagai cucu Mochtar Riady, ia tidak langsung menduduki posisi eksekutif di lingkungan Grup Lippo
Mengutip SWA, Michael mengawali karier di PT Lippo Karawaci Tbk, secara spesifik ia ditugasi untuk memimpin Metropolis Town Square, Tangerang. Di awal karirnya, Michael berhasil mengangkat pamor Metropolis.
Sukses mengawal Metropolis, membuatnya dipercaya menduduki posisi Asisten Leasing di Bandung Indah Plaza dan Cibubur Junction. Setelah itu, ia ditugasi membangun Kemang Village, mulai dari akuisisi lahan sampai desain produk.
Keberhasilannya dalam setiap posisi yang ia emban, membuat kepercayaan yang diberikan semakin bertambah. Pada 3 April 2008, Michael dipercaya sebagai chief manager officer atau officer-in-charge The St. Moritz Penthouses and Residences. Ini adalah proyek superblok yang merangkum 11 fasilitas dan gaya hidup dalam satu area terintegrasi di kawasan pusat bisnis di Jakarta Barat.
Selain ditugasi untuk memimpin mega proyek St. Moritz, Michael juga dipercaya menjadi chief executive officer (CEO) Lippo Shopping Malls. Jabatan ini ia pegang hingga September 2013. Saat itu, ia memutuskan untuk membangun bisnisnya sendiri.
Membangun Kerajaan Bisnis Sendiri
Terlibat secara langsung dalam Grup Lippo dan mengawali karir dari berbagai unit bisnis, membuat kemampuan Michael makin terasah. Selama berkarir di Grup Lippo, ia mendapatkan berbagai pengalaman bisnis yang menarik, meliputi akuisisi, desain, konstruksi, keuangan, leasing, penjualan, manajemen properti, dan hubungan investor.
Setelah sembilan tahun berada dalam Grup Lippo, pada 2013 ia memutuskan untuk meninggalkan posisi CEO Lippo Shopping Malls dan membangun kerajaan bisnisnya sendiri.
Perjalanan awal Michael mendirikan bisnis sendiri, dimulai dari mendirikan The Blacksteel Group, yang bergerak di bidang properti. Blacksteel sejatinya bukan pemain baru, dengan nama sebelumnya PT Bliss Property Indonesia (Bliss Group).
Perusahaan ini berganti nama sejak Michael turut bergabung. Dalam mendirikan Blacksteel, ia menggandeng pendiri Bliss Group, Isaac Bliss Tanihaha, yang merupakan kakak iparnya.
Mengutip Kompas.com, perusahaan ini fokus di bisnis pusat perbelanjaan, dan mengincar kawasan Indonesia Timur dan wilayah lain yang belum dilirik investor lain. Misalnya, membangun mal di Ambon, Maluku, pusat perbelanjaan di Ponorogo, Jawa Timur, serta superblok di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Memperlebar Sayap Bisnis, Masuk Bisnis Kopi
Tak hanya berkutat di bisnis properti saja, Michael juga menjajal jenis bisnis lain. Menariknya, bisnis yang ia bidik adalah komoditas kopi. Hal ini ia mulai sejak 2020, dengan brand Tentera.
Mengutip ShoutOut LA, ide mengenai bisnis kopi ini sejatinya telah dipendam sejak satu dekade sebelum ia memutuskan untuk terjun. Artinya, bisnis kopi ini telah ia pikirkan sejak 2017 silam.
"Ketika saya memutuskan untuk meluncurkan bisnis kopi saya sendiri, saya lebih matang dan siap dan memiliki tabungan yang cukup untuk melakukannya dan saya memiliki cadangan yang bagus jika gagal. Sudah ada lebih dari satu dekade, tetapi tidak pernah diterapkan karena waktunya tidak tepat," ujarnya, dikutip dari ShoutOut LA.
Melalui Tentera, ia ingin membawa kopi terbaik Indonesia ke AS secara langsung. Michael mengaku sejak dulu memang menjadi pecinta kopi. Selain itu, Grup Lippo sendiri memang memiliki bisnis kopi.
Melalui Tentera, ia ingin membuat rantai pasokan kopi menjadi lebih rampng dan mudah dikelola. Melalui hal tersebut, perusahaan kopi yang ia rintis ini, dapat memberikan kopi yang terbaik kepada pelanggan.
"Tentera memiliki banyak single origin. Kami tahu setiap kopi yang kami bawa luar biasa sendiri tanpa harus dicampur, dan kami ingin pelanggan mencicipi versi otentik aslinya," kata Michael.
Bisnis kopi miliki Michael semakin mantap melangkah di pasar global, setelah Snoop Dogg menggandengnya untuk memproduksi INDOxyz. Biji kopi minuman ini didapatkan dari berbagai petani di Sumatra, Jawa, Bali, dan Sulawesi. Ini nantinya akan dikirim ke Los Angeles, ke pemanggang Loring S15 milik Tentera, yang merupakan perusahaan induk INDOxyz.
INDOxyz akan dimulai sebagai produk eksklusif untuk pengecer di California dan Las Vegas, sebelum siap didistribusikan secara nasional di AS.