Paramount Media Network mengumumkan akan memangkas 25% karyawannya dan menutup anak usahanya, MTV News, pada Selasa (9/5). Paramount juga akan melakukan restrukturisasi, yang sudah dibuka dengan merger antara Showtime dan MTV Entertainment Studios Februari lalu.
Pengumuman ini disampaikan President MTV Entertainment Studios, Chris McCarthy melalui memo yang dikirimkan pada karyawannya. Di memo ini, ia menjelaskan layanan streaming mereka cukup sukses tapi sayangnya mendapat tekanan dari gejolak ekonomi dunia.
“Ini adalah langkah yang berat tapi penting bagi grup usaha ini,” kata McCharty, dilansir dari Variety. “Melalui pengurangan tenaga kerja, kita bisa mengurangi pengeluaran dan menciptakan pendekatan bisnis yang lebih efektif.”
Kejadian tersebut menjadi rangkaian kejatuhan perusahaan media di Amerika Serikat pada 2023. Sebelumnya, Vice mengumumkan akan mengajukan kebangkrutan. Lalu, Buzzfeed menutup situs beritanya dan melakukan pemecatan ke 15% tenaga kerjanya.
Menyajikan Berita Musik
MTV News berdiri pada 1987 sebagai divisi produksi berita dari Music Television Network. Divisi baru ini mengenalkan diri mereka sebagai sumber berita alternatif bagi generasi muda, berbeda dengan raksasa media seperti CNN.
DailyMail mencatat MTVNews meluncur dalam program The Week in Rock, sebuah acara yang dipandu kritikus musik majalah Rolling Stone, Kurt Loder, sebelum berubah menjadi MTV News. Dialah koresponden resmi perdana media tersebut.
Dalam program ini, Loder mengabarkan berita di bidang hiburan dan budaya pop. Ia juga mewawancarao musisi papan atas, seperti Madonna dan Prince. Program ikonik ini dibuka dengan lagu Megadeth, Peace Sells.
Musisi yang diwawancara dalam program MTVNews tak hanya membicarakan perihal karya mereka. Salah satu momen ikonik adalah saat David Bowie mengkritisi MTV yang tidak banyak menayangkan video musik musisi kulit hitam. VJ Mark Goodman yang memandu wawancara tersebut pada 1983.
MTV News dikenal sebagai salah satu yang pertama memberitakan kematian vokalis grup musik Nirvana, Kurt Cobain, pada 8 April 1994. Berita itu disiarkan di tengah program yang sudah dijadwalkan secara reguler.
Mulai Menayangkan Berita Politik
The Week in Rock baru melakukan reportase di bidang politik saat Pemilu Amerika 1992, dengan program Choose or Lose. Sebagai bagian dari kampanye “Choose or Lose”, MTVNews mengelilingi Amerika Serikat bersama dengan para selebriti untuk mengajak kaum muda Amerika ikut dalam pemilu.
Program yang dipandu oleh Kurt Loder dan Tabitha Soren ini terus digaungkan pada pemilu presidensial AS lainnya. Bahkan pada Pemilu 2008, calon presiden yang berlaga dari Partai Demokrat, yakni Barack Obama dan Hillary Clinton, hadir khusus di MTV untuk membahas perang Irak.
Penurunan Popularitas
Memasuki era sosial media pada tahun 2000-an, MTV News mulai menerbitkan konten editorial mereka secara digital. Mulai dari Twitter, laman resmi, YouTube, hingga Facebook.
Namun, pada 2016, Business Insider mencatat MTV News mulai merestrukturisasi newsroom mereka. Pasalnya, para penonton mulai beralih mencari berita secara daring. Ketika itu, model media Buzfeed dan Vice menjadi dua panduan MTVNews untuk tetap bertahan.
Sayangnya, tim redaksi MTVNews mengalami pemutusan hubungan kerja pada 2017 karena perusahaan ingin fokus pada konten video yang bersifat pendek. Pada Februari lalu, Showtime dan MTV Entertainment lalu merger di bawah payung Paramount Media Networks. Barulah awal Mei ini, Paramount melakukan PHK dan menutup MTV News.