Bank raksasa Jepang Mitsubishi UFJ Financial Group atau MUFG akan mengakuisisi perusahaan pembiayaan sepeda motor PT Mandala Mutifinance Tbk (MFIN) dengan nilai US$ 465 juta atau sekitar Rp 7 triliun.
Akuisisi itu dilakukan dengan memborong 80% saham. Dalam aksi itu, MUFG menggandeng unit usahanya yaitu PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (AMDF). MUFG dan Adira akan membeli sisanya melalui penawaran tender.
Langkah itu merupakan cara untuk memanfaatkan pertumbuhan kelas menengah seiring dengan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. MUFG berharap dapat memanfaatkan permintaan pembiayaan yang menguat di kalangan kelas menengah Indonesia.
MFIN Melantai di Bursa Sejak 2005
Perusahaan pembiayaan ini didirikan pada 21 Juli 1997 yang berfokus pada bisnis pembiayaan sepeda motor, elektronik, furnitur, dan pembiayaan multiguna lainnya. Mandala Finance resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2005 dengan kode MFIN.
MFIN mencatatkan 24,53% dari saham yang dimilikinya. Sejak awal pencatatan sampai 2017, jumlah saham yang dimiliki masyarakat sebesar 325.000.000 lembar saham atau sekitar 24,53%.
Pada 2018, perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham yang menyebabkan perubahan nilai nominal saham. Semula senilai Rp 100 (nilai penuh) per lembar saham dengan jumlah lembar saham yang ditempatkan dan disetor penuh sebesar 1.325.000.000, menjadi Rp 50 (nilai penuh) per lembar saham dengan jumlah lembar saham sebesar 2.650.000.000.
Pemecahan itu menyebabkan jumlah saham yang dimiliki masyarakat menjadi sebesar 650.000.000 lembar saham. Aksi itu merupakan keputusan resmi Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 5 Juni 2018 yang tertuang dalam Akta Notaris Leolin Jayayanti, S.H., M.Kn. No. 16 tanggal 5 Juni 2018.
Menurut situs resmi Mandala Finance, pemegang saham mayoritas saat ini adalah PT Jayamandiri Gemasejati yang memiliki 70,42% saham, disusul kepemilikan saham oleh Komisaris Utama Alex Hendrawan yang memiliki porsi 5,06% saham. Adapun kepemilikan saham masyarakat atau publik tercatat sebesar 24,52%.
Kinerja perusahaan terus tumbuh seiring dengan tumbuhnya permintaan masyarakat terhadap beragam porsi pembiayaan, termasuk pembiayaan kendaraan. Pertumbuhan itu terlihat dari porsi laba bersih senilai Rp 658,51 miliar sepanjang 2022, tumbuh 35,71% dibanding tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan, perusahaan mencatatkan pendapatan 2022 sebesar Rp 2,21 triliun. Angka tersebut tumbuh 24,54% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perolehan pendapatan tersebut berasal dari pembiayaan baru yang tercatat mencapai Rp5,19 triliun atau tumbuh 3,13% secara tahunan.
Tumbuh dengan Unit Usaha Syariah
Untuk memenuhi kebutuhan pasar terhadap pembiayaan dengan skema syariah, perusahaan membentuk Unit Usaha Syariah pada bulan April 2006 berdasarkan Rekomendasi Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia No.U-075/ DSN-MUI/IV/2006.
Perseroan juga memperoleh izin unit usaha syariah dari Otoritas Jasa Keuangan dengan No.KEP-125/NB.223/2015 pada 9 Juni 2015.
Pada 2021, porsi pembiayaan syariah mencapai 20% dari total portofolio pembiayaan. Porsi ini terus meningkat setelah mendapatkan dukungan pendanaan dari lembaga keuangan asal Timur Tengah, The Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (ICD) senilai US$ 30 juta, dengan total fasilitas mencapai US$ 50 juta.
Untuk mendukung usaha syariah tersebut, pada 2021 perusahaan menerbitkan sukuk mudharabah sebesar Rp 350 miliar dan sebesar Rp 650 miliar pada 2022.
Pada 22 Juni 2023, perusahaan kembali menerbitkan sukuk mudharabah. Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Mandala Multifinance Tahap III Tahun 2023 ini ditawarkan dalam dua seri.
Seri A ditawarkan dengan jumlah pokok Rp 300 miliar, dengan bagi hasil ekuivalen 7% per tahun. Sementara seri B ditawarkan dengan jumlah pokok Rp 200 miliar, dengan bagi hasil ekuivalen 8,50% per tahun.