Panji Gumilang, Pengusaha Beras Jadi Pendiri Ponpes Al Zaytun

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz
Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang (tengah) berjalan saat akan menjalani pemeriksaan di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Senin (3/7/2023). Panji Gumilang menjalani pemeriksaan sebagai terlapor terkait penistaan agama.
Penulis: Amelia Yesidora
Editor: Sorta Tobing
3/7/2023, 16.38 WIB

Badan Reserse Kriminal Polri memanggil pengasuh Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang pada hari ini, Senin (3/7). Pihak Penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum atau Dittipidum akan meminta klarifikasi terkait pernyataan Panji yang dinilai masyarakat meresahkan. 

“Panji Gumilang kami udang jam 09.00–10.00 untuk klarifikasi,” kata Direktur Dittipidum Bareskrim Polri, Djuhandani Rahardjo Puro, dikutip dari Antara.

Pimpinan Ponpes Al Zaytun ini tiba pada 13.53 WIB bersama dengan pengawalnya dari Al Zaytun. Kerusuhan pun timbul karena pengawal tersebut mendorong awak media. 

Djuhandani menghitung ada dua laporan polisi terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Panji Gumilang. Mulai dari DPP Forum Advokat Pembela Pancasila pada 23 Juni lalu. Laporan berikutnya muncul empat hari kemudian dari Ken Setiawan dari NICC Center.

Aksi tolak ajaran ponpes Al Zaytun (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/nym.)

Bukan Pendiri Awal Pondok Al Zaytun

Lelaki bernama lengkap Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang ini lahir di Gresik, Jawa Timur pada 30 Juli 1946. Ia memiliki latar belakang agama sejak mengenyam pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo. 

Begitu juga dengan pendidikan tinggi ia tamatkan dari IAIN (sekarang UIN) Syarif Hidayatullah. Di sana Panji belajar di jurusan sejarah dan kebudayaan islam. 

Dalam wawancara dengan TV One, Imam Supriyanto selaku pendiri Yayasan Pesantren Indonesia bercerita dirinya dan Haji Sarwani pendiri ponpes itu. Nama Panji Gumilar baru muncul sekitar satu dekade kemudian. 

Ponpes Al Zaytun berdiri pada Juli 1994 dan awalnya berafiliasi dengan Pondok Modern Darussalam Gontor. Impian Imam kala itu adalah menghadirkan kader yang mumpuni dan dididik di pendidikan formal. Ia melihat contoh alumni Gontor yang mampu bersaing di dalam dan luar negeri. 

Nama Panji Gumilar baru muncul pada 2005. Kata Imam, ia mengenal Panji karena mereka berdua adalah penjual beras di Subang, Jawa Barat. Imam pun membagikan konsep pendidikan pondok pesantren itu pada Panji. 

Dari interaksi itulah Imam menilai Panji sebagai sosok yang bisa diajak mengembangkan pesantren. Hal ini bertepatan juga dengan Haji Sarwani yang sedang sakit dan kemudian meninggal dunia pada 2005. 

“Akhirnya kami menambah badan pendiri, ada empat: Panji Gumilang, MYR Agung Sedayu, Abu Sabit, dan Abdul Halim,” ujar Imam. 

Nama Imam masuk ke dalam badan pembina. Beranggotakan 13 orang, ketua badan ini ialah Panji Gumilang dan sekretarisnya adalah Abdul Halim. Imam memiliki posisi sebagai anggota. 

Pesantren Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat. Foto: Laman resmi Pesantren Al Zaytun. (https://www.al-zaytun.sch.id/)

Mulai Muncul Keanehan

Saat awal penunjukan Panji Gumilang, Imam tidak melihat ada kejanggalan baik dari sisi kepribadian ataupun pengajaran Panji. Keganjilan baru muncul lima tahun setelah Panji bergabung, tepatnya pada 2010.

Kala itu Imam tengah beristirahat di rumahnya karena asam lambung yang ia derita. Ia kecapaian mengurus pembibitan sapi perah impor. 

Tiba-tiba, notaris ponpes menelepon Imam, bertanya mengapa Imam mengundurkan diri dari yayasan. Hal ini dibuktikan dengan notulen rapat yang ditandatangani oleh Imam. “Padahal saya tidak ada tanda tangan,” katanya. “Akhirnya saya mempertanyakan juga, tapi jawabannya tidak memuaskan”

Imam berargumen, badan pembina tidak wajib ke kantor sementara ia tidak pernah mendapat undangan untuk rapat. Akhirnya Imam meneruskan masalah ini ke Mabes Polri. Panji lalu masuk ke jeruji besi dari 2014 hingga 2015.

“Dia dulu ya lurus-lurus aja. Setelah kejadian 2015 yang ia dipidanakan dan dia keluar, muncullah yang aneh-aneh itu,” kata Imam.  

Reporter: Amelia Yesidora