PT Pertamina (Persero) bakal meluncurkan Pertamax Green 95 di lima SPBU Jakarta dan 10 SPBU Surabaya pada akhir Juli 2023. Produk ini merupakan campuran bahan bakar nabati yang dianggap lebih ramah lingkungan.
"Tadinya kami mau launching di satu kota (Surabaya), tapi sekarang Jakarta juga ikut. Jadi nanti kita akan launching di dua kota," terang Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan di Jakarta, Sabtu (22/7).
Pertamax Green 95 merupakan bahan bakar minyak (BBM) yang terbuat dari campuran Pertamax RON 92 dengan etanol 5% (E5).
Spesifikasi BBM E5 ini tercantum dalam Keputusan Direktur Jenderal (Kepdirjen) Minyak dan Gas Bumi Nomor 252.K/HK.02/DJM/2023 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin (Gasoline) RON 95 dengan Campuran Bioetanol 5 persen (E5) yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
Bioetanol yang digunakan Pertamina berasal dari hasil fermentasi limbah tetes tebu atau molases. Tetes tebu yang digunakan merupakan produk sampingan atau sisa dari proses pembuatan gula.
Bioetanol merupakan etanol atau senyawa alkohol yang berasal dari tumbuhan, dapat meningkatkan kadar oktan jika dicampur dengan produk BBM.
Bioetanol adalah jenis biofuel, energi yang terbuat dari materi hidup, biasanya tanaman.
Selain dari tetes tebu seperti yang digunakan Pertamax Green, bioetanol juga bisa didapat dari sumber-sumber lain, termasuk minyak jelantah, tongkol jagung, atau limbah-limbah pertanian.
Bioetanol dibuat dengan teknik fermentasi biomassa seperti umbi-umbian, jagung atau tebu, dan dilanjutkan dengan destilasi. Jenis bioetanol ini dapat digunakan secara langsung maupun tidak langsung sebagai bahan bakar.
Bahan bakar yang menggunakan campuran tumbuhan seperti di atas disebut bahan bakar nabati (BBN). Diversifikasi bahan baku BBN sebagai campuran BBM merupakan upaya memaksimalkan sumber daya energi domestik, yang kemudian memberikan stimulus bagi perekonomian di berbagai daerah.
Pertamax Green 95 diklaim mampu menurunkan emisi gas karbon dioksida yang dikeluarkan kendaraan bermotor, sehingga lebih ramah lingkungan. Sebelum Pertamax Green, sejak 2008 Pertamina telah membuat solar dengan biodiesel dari minyak sawit yang baurannya saat ini diwajibkan sebesar 35%.
Bioetanol Menyerap Air
Bioethanol merupakan bahan bakar dengan oktan tinggi dan dapat dijadikan subtitusi timbal sebagai penambah oktan. Nilai oktan bioethanol bisa mencapai di atas 100. Dalam produk Pertamax Green ini, nilai oktan totalnya mencapai 95.
Ethanol memiliki sifat baik untuk pembakaran dan namun sifat lainnya suka dengan uap air (higroskopis) atau penyerapan air yang besar. Butuh penyimpanan khusus dan baik agar etanol tetap bagus. Jika tidak maka etanol dapat menyerap uap air yang tinggi dan membuat mesin kendaraan sulit menyala.
Salah satu contoh karat pada kendaraan akibat etanol terjadi pada salah satu kendaraan niaga bermesin diesel yang menggunakan BBM Bio Solar dengan jenis B30, ditambah minyak nabati 3% etanol. Kendaraan tersebut berkarat dengan cepat sehingga komponen kendaraan harus diganti.
Namun jenis BBM seperti Pertamax Green sebelumnya sudah pernah digunakan dengan baik di Brazil dan tidak memiliki kendala. Nantinya proses pencampuran BBM dan bioetanol dilakukan di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina. Tidak ada penambahan teknologi khusus di dispenser SPBU.
Harga Pertamax Green belum diumumkan hingga sekarang. Namun Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan produk BBM baru RON 95 tersebut tidak akan disubsidi pemerintah.
"Harganya seharusnya tidak mempengaruhi yang ada sekarang. Kalau bisa jangan sampai lah. Masa subsidi lagi Pertamax," ujar Arifin Tasrif di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (23/6).
Pahala Nugraha Mansury, mantan wakil menteri BUMN I pernah mengungkapkan Pertamax Green 95 bakal dijual Rp13.500 per liter. Yang jelas Riva sebagai Dirut Pertamina memastikan harga yang dibanderol bakal terjangkau.
“Kalau secara harga, yang pasti produk-produk Pertamina, ini saya sampaikan nih, produk-produk Pertamina adalah yang high quality tapi affordable price. That's the clue," ucap Riva.