Kasus dugaan korupsi BTS Menkominfo yang menyeret Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo membuka tabir baru. Komisi Pemberantasan Korupsi alias KPK menilai ada kesalahan dalam laporan harta kekayaan penyelenggara negara milik Dito.
Dalam LHKPN 2022, Dito melaporkan empat rumah dan satu mobil senilai Rp 162 miliar sebagai hadiah dari orang tua. Menurut Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan, seharusnya Dito tak menulis hadiah dalam keterangan aset di LHKPN.
“Beliau lebih tepat menuliskan hadiah itu sebagai hibah tanpa akta,” kata Pahala saat dihubungi Katadata.co.id, Jumat (21/7). “Kalau hadiah, konotasinya itu gratifikasi. Padahal ini kan dari keluarga, tidak terkait jabatan.”
Menpora berusia 32 tahun itu melaporkan kekayaannya dalam LHKPN per 12 Juli 2023 dengan nilai hingga Rp 282 miliar. Sebagian besar kekayaan itu berasal dari aset yang diberikan mertuanya alias orang tua istri Dito, Fuad Hasan Mashyur.
Orang Besar di Bisnis Umrah
Fuad Hasan Masyhur dikenal sebagai seorang pengusaha dan aktif di bidang politik. Selain itu ia pernah menjabat Ketua Dewan Pembina Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umrah alias SATHU. Jabatannya ini juga berkaitan dengan bisnis jasa umrah dan haji miliknya, Maktour Bangun Persada.
Perusahaan tersebut sudah berdiri sejak 1986, saat Fuad masih berusia 20-an tahun. Setelah hampir 40 tahun berdiri, Maktour sudah dipercaya berbagai petinggi partai. Kumparan mencatat Fuad ikut umrah dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais pada 2018 lalu. Bahkan Fuad yang memotong rambut Prabowo Subianto di Tanah Suci Makkah.
Ketua Bidang PP Wilayah Timur Partai Golkar Melchias Markus Mekeng mengatakan kadernya ikut umrah bersifat pribadi, bukan terkait partai. Padahal kala itu Golkar sudah menentukan pilihan mendukung Jokowi dalam Pemilu 2019.
“Kalau Fuad Masyhur itu pemilik Maktour. Kebetulan juga dia pemilik Maktour yang memberangkatkan mereka,” kata Mekeng dilansir dari Kumparan, Juni 2018.
Di tahun yang sama saat pendirian Maktour, Fuad menjabat sebagai presiden komisaris PT Kayu Meridian. Perusahaan ini bergerak sebagai eksportir kayu Indonesia yang sudah beroperasi lebih dari 14 tahun.
Tidak hanya di Kayu Meridian, Fuad juga mendirikan PT Trinunggal Kharisma dan menjabat sebagai presiden komisaris pada 1990. Ini adalah perusahaan induk dari tiga lini bisnis; energi, properti, dan perkebunan.
Punya Saham Sawit
Terbaru, Fuad juga memiliki sebagian besar saham perusahaan kelapa sawit Menthobi Karyatama. Perusahaan ini baru melantai di Bursa Efek Indonesia pada November tahun lalu dengan penggalangan dana Rp 300 miliar.
Fuad punya 68,97% saham MKTR atau setara 8,2 miliar lembar. Dengan kepemilikan terbesar itu, ia menjadi pemegang saham pengendali. Bisnis hajinya, Maktour Bangun Persada, juga punya porsi saham 7,82% atau setara 938 juta lembar.
MKTR memiliki empat anak perusahaan:
- PT Menthobi Agro Raya yang bergerak dalam pembibitan dan penjualan minyat sawit mentah alias CPO.
- PT Menthobi Trans Titian Raya yang bergerak di manajemen truk dan tangki CPO.
- PT Menthobi Makmur Lestari mengelola kebun kelapa sawit di Lamandau, Kalimantan Tengah.
- PT Menthobi Hijau Lestari bergerak di bidang pengolahan limbah..
Dari segi politik, Fuad sempat menjabat sebagai Ketua DPP Partai Golkar dan wakil ketua umum Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.