Profil Ketum PBNU Gus Yahya, Larang Capres dan Cawapres Bawa Nama NU

ANTARA FOTO/Reno Esnir/nym.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (kanan) bersama Wakil Ketua Umum PBNU KH Amin Said Husni (kiri) memberikan keterangan pers mengenai Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama dan menyikapi isu kebangsaan di kantor PBNU, Jakarta, Sabtu (2/9/2023).
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing
5/9/2023, 17.07 WIB

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf meminta bakal calon presiden dan calon wakil presiden tak mengatasnamakan Nahdlatul Ulama (NU) dalam Pemilihan Presiden alias Pilpres 2024.

“Kalau ada calon mengatasnamakan (NU), kredibilitasnya atas nama perilakunya sendiri-sendiri, bukan atas nama NU,” kata pria yang akrab disapa Gus Yahya itu, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (2/8).

Gus Yahya menuturkan, NU dan kiai-kiainya tidak akan memberikan dukungan kepada calon tertentu. Selama ini NU pun tidak ada pembicaraan terkait calon presiden atau wakil presiden.

Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya (kanan).  (Muhammad Zaenuddin|Katadata)

Pria Kelahiran Rembang

Gus Yahya lahir di Rembang, Jawa Tengah, pada 16 Februari 1966. Ia anak ulama KHM Cholil Bisri dan merupakan kakak kandung Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas.

Soal pendidikan, Gus Yahya menuntut ilmu di Madrasah Al Munawwir di Bantul, Yogyakarta. Lalu, ia melanjutkan studinya di Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada.

Dalam dunia organisasi, ia mengawalinya saat mahasiswa. Gus Yahya menjabat Ketua Umum Komisariat Organisasi Ekstra Kampus di Fisipol UGM. Selain itu, ia juga masuk dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta pada 1986 hingga 1987.

Gus Yahya tergolong salah satu orang dekat dari Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Yahya pernah mengemban tugas sebagai Juru Bicara Presiden Gus Dur pada 1999 sampai 2001.

Pada 2014, Gus Yahya menjadi bagian dari inisiator pendiri institut keagamaan untuk mengkaji Islam dalam perdamaian dan rahmat alam. Institut ini diberi nama Bait ar-Rahmah li ad-Da’wa al-Islamiyah Rahmatan li al-'Alamin.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani