Perusahaan asal Cina, Xinyi Group, menjadi sorotan setelah bentrokan antara warga dan polisi di Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau pada Kamis (6/8). Pasalnya, produsen kaca terbesar dunia tersebut merupakan perusahaan pertama yang akan investasi di Rempang Eco City.
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, bahkan sudah bertolak ke Cina dalam rangka memastikan investasi Xinyi Group di Indonesia. Xinyi Group, akan membangun hilirisasi Pasir Kuarsa di Kawasan Rempang dengan investasi US$ 11,6 miliar atau sekitar Rp 175 triliun.
"Saya lihat Xinyi adalah salah satu pemain yang terbesar di dunia yang akan melakukan investasi di Indonesia, di Rempang," ujar Bahlil dalam keterangan tertulis, Rabu (19/7).
Bahlil mengatakan, Xinyi Group merupakan perusahaan multinasional yang merupakan salah satu produsen kaca terbesar dunia. Selain itu, Xinyi Group juga merupakan pemimpin bisnis pembuatan solar panel dunia.
Profil XinYi Group
Xinyi Group didirikan sejak 1988 dan berkantor pusat di Hongkong. Dikutip dari Yahoo Finance, holding memproduksi dan menjual kaca mobil, konstruksi, pelampung, dan produk kaca lainnya untuk aplikasi komersial dan industri.
Perusahaan ini menjual produknya di sekitar 140 negara dan wilayah, termasuk Republik Rakyat Tiongkok, Hong Kong, Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru, serta negara-negara di Asia, Timur Tengah, Eropa, Afrika, dan Amerika Serikat.
Dikutip dari situs Pemprov Kaltim, perusahaan yang awalnya berjibaku pada industri kaca tersebut mulai melebarkan sayapnya ke sektor lain dengan mendirikan anak usaha yaitu Xinyi Solar, Xinyi Energy, Xinyi Electric Storage, dan terakhir Xinyi Silicon pada 2021.
Pada 2005, Xinyi Glass mulai melantai di Bursa Hongkong. Jejak tersebut diikuti Xinyi Solar pada 2013, Xinyi Electric Storage pada 2016, dan Xinyi Energy pada 2019.
Pada 2015, perusahaan mendirikan Xinyi Industrial Park di Malaka, Malaysia.
Xinyi Group merupakan pemimpin dalam industri kaca global. Pangsa pasar produksi float Glass Xinyi Group mencapai 12 persen dunia. Sementara pangsa pasar global untuk produk automotive glass holding tersebut mencapai 27 persen.
Investasi di Indonesia
Proyek Rempang bukan investasi pertama Xinyi Group di Indonesia. Pada 2022, Xinyi Group telah melakukan investasi di Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE Gresik, Jawa Timur.
Xinyi menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT BKMS untuk menyediakan berbagai utilitas termasuk listrik, air, gas alam, pengolahan limbah, fasilitas telekomunikasi, internet, serta infrastruktur dan fasilitas lainnya untuk mendukung pembangunan dan pengoperasian fasilitas produksi kaca KEK JIIPE.
Xinyi Group juga berencana untuk berinvestasi di Kariangau, Balikpapan, Kalimantan Timur. Holding akan mendirikan Xinyi New Energy Industrial Park.
CEO Xinyi Group, Gerry Tung, menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah Indonesia atas kemudahan dalam penanaman modal di Indonesia. Dia mengatakan, meningkatnya iklim investasi dan potensi ekonomi Indonesia merupakan salah satu faktor yang mendorong Xinyi Group memutuskan untuk menambah investasinya di tanah air.
"Kita selama beberapa tahun ini sudah memperhatikan bahwa investasi di Indonesia sangat bagus. Telah banyak perubahan,” kata Gerry dalam keterangan tertulis Kementerian Investasi RI.
Konflik Kawasan Rempang
Kerusuhan pecah di Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau pada Kamis (6/8). Petugas gabungan dari Polri, TNI, Ditpam Badan Pengusahaan Batam, dan Satpol PP terlibat bentrok dengan warga Rempang.
Bentrok terjadi saat pengukuran untuk pengembangan kawasan tersebut oleh Badan Pengusahaan Batam. Berdasarkan laporan dari Antara, keributan pecah saat petugas gabungan tiba di lokasi.
Keributan itu bermula dari adanya aksi demonstrasi warga menolak pengembangan kawasan yang disebut sebagai kampung adat masyarakat Melayu. Cekcok antara warga dan petugas keamanan membuat aparat menembakkan gas air mata.
Situasi menjadi tidak kondusif, warga berlarian, dan dorong mendorong antara petugas dan warga terjadi. Dari kejadian itu, dikabarkan beberapa siswa sekolah dibawa ke rumah sakit akibat terkena gas air mata yang terbawa angin, karena lokasinya yang tidak jauh dari tempat terjadinya keributan.
"Ada belasan siswa yang saya tau dibawa oleh ambulan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Gas air mata itu tadi terbawa angin, karena ribut dekat dari sekolah kami," ujar Kepala Sekolah SMP Negeri 22 Muhammad Nazib saat ditemui di lokasi. Berdasarkan rekaman video yang beredar dari lokasi kejadian beberapa warga terlihat terluka.
Akibat kejadian tersebut, puluhan warga ditangkap polisi. Tujuh orang di antaranya dijadikan tersangka. Hingga berita ini diturunkan, konflik Rempang masih mengundang pro dan kontra masyarakat Indonesia.