Profil James David Vance, Running Mate Donald Trump di Pemilu AS 2024
Menghadapi Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS), Calon Presiden Donald Trump telah memilih sosok yang populis sebagai calon wakil presiden atau running mate, yakni James David Vance atau dikenal sebagai JD Vance. Ia seorang senator dari negara bagian Ohio dari Partai Republik.
Vance sebelumnya merupakan orang yang menentang pencalonan Trump pada Pemilu 2016. Namun, beberapa tahun setelah Trump terpilih, ia berbalik menjadi sosok yang mendukungnya.
Vance juga merupakan salah satu anggota Partai Republik yang paling proteksionis, yang mendukung kenaikan tarif, memblokir merger asing, dan mengurangi nilai dolar AS untuk melindungi produsen dalam negeri dari negara-negara pesaing seperti Cina.
Siapa sebenarnya JD Vance, dan seperti apa perjalanan hidupnya hingga ditunjuk menjadi running mate Donald Trump dalam kontestasi Pemilihan Presiden AS 2024? Simak ulasan singkat berikut ini.
Profil James David Vance
Vance terlahir sebagai James David Bowman di Middletown, Ohio, pada 2 August 1984. Ia mengambil nama "Vance" setelah diadopsi secara legal oleh suami ketiga ibunya.
Meski Middletown terletak di Ohio, Vance sangat dekat dengan asal usul keluarganya sedikit ke selatan di Appalachia, wilayah pedalaman pegunungan luas yang membentang dari ujung selatan hingga pinggiran kawasan industri Midwest. Ini mencakup beberapa wilayah termiskin di negara bagian tersebut.
Vance diketahui menempuh studi di Middletown High School, dan lulus pada 2003. Setelah menamatkan pendidikan menengah, ia tak langsung melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, melainkan bergabung dengan Korps Marinir. Ia diterjunkan ke Perang Irak sebagai koresponden tempur di 2nd Marine Aircraft Wing.
Usai menyelesaikan masa dinasnya di Korps Marinir, Vance baru meneruskan studi pendidikan tinggi di Ohio State University. Ia lulus pada 2009 dengan menyandang gelar Bachelor of Arts di bidang ilmu politik dan filsafat. Saat berada di Ohio State, dia bekerja untuk senator negara bagian Partai Republik Bob Schuler.
Masuk Dunia Hukum dan Menjadi Venture Capitalist
Setelah lulus dari Ohio State, ia melanjutkan studi di Yale Law School. Pasca menyelesaikan studi hukum, ia bekerja untuk Senator John Cornyn dan kemudian menghabiskan satu tahun sebagai panitera untuk hakim David Bunning dari Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Timur Kentucky. Ia kemudian bergabung dengan firma hukum Sidley Austin.
Pada 2016, Vance pindah ke San Francisco untuk bekerja di industri teknologi sebagai venture capitalist di firma milik Peter Thiel, Mithril Capital hingga 2017.
Vance sempat kembali ke kampung halamannya, Ohio, untuk mendirikan organisasi Our Ohio Renewal, sebuah organisasi advokasi yang berfokus pada pendidikan, mengatasi kecanduan narkoba, dan "penyakit sosial” lainnya. Namun, organisasi ini ditutup dalam waktu kurang dari dua tahun dengan sedikit pencapaian.
Pada 2017, Vance bergabung dengan Revolution LLC, perusahaan investasi yang didirikan oleh salah satu pendiri AOL, Steve Case, sebagai mitra investasi. Di perusahaan ini, ia ditugaskan untuk memperluas inisiatif "Rise of the Rest", yang berfokus pada pertumbuhan investasi di wilayah yang kurang terlayani di luar Silicon Valley dan New York City.
Pada 2019, ia mendirikan Narya Capital di Cincinnati dengan dukungan finansial dari Thiel, Eric Schmidt, dan Marc Andreessen. Lalu, pada 2020 Vance mengumpulkan US$ 93 juta untuk perusahaan tersebut.
Bersama Thiel dan mantan penasihat Trump Darren Blanton, Vance telah berinvestasi di Rumble, platform video online Kanada yang populer di kalangan politik sayap kanan atau konservatif.
Masuk ke Dunia Politik, Menjadi Senator dan Cawapres
Vance mulai terjun ke politik menjelang pemilihan Senat AS untuk negara bagian Ohio, karena Senator Rob Portman dari Partai Republik saat itu akan pensiun.
Pada Maret 2021 dengan dukungan dari Peter Thiel, ia maju dalam kontestasi. Untuk mensukseskan pemilihannya, Thiel memberikan dukungan berupa dana kampanye sebesar US$ 10 juta. Selain itu, Vance juga menerima dukungan dari Donald Trump.
Dalam pemilihan anggota senat AS di negara bagian Ohio, Vance meraup popular vote sebanyak 2.192.114 suara, sementara lawannya dari Partai Demokrat, Tim Ryan, meraih 1,939,489 suara.
Di Senat AS, ia merupakan tokoh konservatif yang mendukung kebijakan ekonomi populis dan muncul sebagai salah satu anggota senat yang paling skeptis terhadap bantuan ke Ukraina.
Mengingat masa jabatannya yang singkat di Senat AS yang dipimpin Partai Demokrat, rancangan undang-undang yang ia sponsori jarang diajukan, dan lebih sering berisi pesan dibandingkan perubahan kebijakan.
Vance juga mensponsori undang-undang pada bulan Maret yang akan memutus akses pemerintah Tiongkok ke pasar modal AS jika tidak mengikuti undang-undang perdagangan internasional.
Pada Senin (15/7), Vance menerima telepon dari Trump yang secara resmi menawarinya posisi sebagai cawapres atau running mate. Mengutip CNN, pada Sabtu (13/7) keduanya sempat bertemu di Mar-a-Lago sebelum rapat umum Konvensi Nasional Partai Republik.
Menjelang pemilihan Vance sebagai running mate, para pendukungnya, termasuk Donald Trump Jr. dan tokoh media konservatif Tucker Carlson, berpendapat bahwa Vance memiliki hubungan paling kuat dengan Trump dari sekelompok finalis.
Sumber CNN menyebutkan bahwa Vance dapat menarik pemilih kelas pekerja yang dipandang penting untuk memenangkan pemilihan di negara bagian yang menjadi medan pertempuran utama pada bulan November, mengingat ia dibesarkan di kota miskin Rust Belt, Ohio. Sumber tersebut juga menyebut istrinya, Usha Chilukuri, seorang anak imigran India, sebagai seseorang yang dapat menarik pemilih minoritas.
Kini, resmi sudah JD Vance akan mendampingi Donald Trump dalam kontestasi Pemilihan Presiden AS yang ke-60, yang akan dilaksanakan pada 5 November 2024.