Profil Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina yang Kabur ke India Setelah Didemo

Britannica
Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina
Penulis: Tifani
Editor: Safrezi
6/8/2024, 16.34 WIB

Mantan Perdana Menteri (PM) Bangladesh Sheikh Hasina kabur ke India pada Senin (06/08/2024), setelah demonstrasi berjilid-jilid yang dilakukan mahasiswa Negeri Bengali. Kericuhan Bangladesh terus terjadi  dalam sebulan terakhir imbas kebijakan penetapan kuota pegawai negeri sipil (PNS) yang dianggap diskriminatif.

Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina memerintah Bangladesh sejak 2009 dan memenangkan pemilihan umum keempat berturut-turut. Berikut profil mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina

Profil Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina

Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina (Britannica)

 

Melansir laman Britannica, Perdana Menteri Sheikh Hasina (76) adalah putri dari bapak pendiri negara sekaligus mantan Presiden Sheikh Mujibur Rahman. Hasina pertama kali menjadi perdana menteri pada 1996 usai partai Liga Awami (Awami League) memenangkan pemilihan umum.

Dia kembali berkuasa pada 2009 dan berhasil membuat Bangladesh mencapai pertumbuhan ekonomi yang mengesankan. Melansir dari Al Jazeera, PM yang lahir pada 1947 ini lolos dari pembunuhan selama kudeta militer pada 1975.

Ayahnya dan sebagian besar keluarganya tewas dibantai dalam peristiwa itu. Hasina dan adik perempuannya yang selamat karena mereka berada di luar negeri kala itu.

Sheikh Hasina lahir pada tahun 1947, di barat daya Bangladesh, kemudian menjadi Pakistan Timur. Ia adalah anak tertua dari lima bersaudara. Hasina menyelesaikan kelulusannya dalam Sastra Bengali dari Universitas Dhaka pada tahun 1973.

Hasina memperoleh pengalaman politik sebagai perantara bagi ayahnya dan para pengikut mahasiswanya. Setelah menghabiskan waktu di pengasingan di India, Hasina kembali ke Bangladesh pada 1981. Ia langsung mengambil alih kepemimpinan Liga Awami, partai yang didirikan oleh ayahnya.

Karir Politik Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina

Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina (Wikipedia)

 

Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina memainkan peran penting dalam memimpin pemberontakan pro-demokrasi yang menggulingkan pemerintahan militer dan Presiden Hussain Mohammad Ershad pada 1990 silam.

Ia bergandengan tangan dengan musuh politik Khaleda Zia, ketua Partai Nasionalis Bangladesh (BNP). Mereka memimpin pemberontakan rakyat demi demokrasi.

Namun aliansi dengan Zia tidak bertahan lama dan persaingan yang sengit dan mengakar antara kedua perempuan tersebut, yang sering disebut 'pertempuran para begum', terus mendominasi politik Bangladesh selama beberapa dekade.

Hasina pertama kali memimpin partai Liga Awami meraih kemenangan pada tahun 1996, menjalani masa jabatan lima tahun sebelum mendapatkan kembali kekuasaan pada tahun 2009, dan tidak pernah kalah lagi.

Setelah menjabat perdana menteri dan membangun perekonomian negara dengan sangat mengagumkan, Hasina menghadapi kritik atas pemerintahannya yang tumbuh otokratis.

Ia membatasi kebebasan berbicara serta menindak perbedaan pendapat dan oposisi. Masa jabatan Hasina sebagai kepala pemerintahan perempuan terlama di Bangladesh pun ditandai dengan penggunaan pasukan keamanan, salah satunya paramiliter Batalyon Aksi Cepat.

Batalyon ini sangat terkenal dan dituduh digunakan Hasina untuk menculik dan bahkan membunuh anggota oposisi serta pembangkang. Hasina bersama pasukannya pun dituding mencurangi pemilu.

Ranah peradilan, lembaga yang sebagian besar bipartisan, juga tak luput dari campur tangan Hasina. Seorang hakim agung sampai-sampai melarikan diri dari negara itu setelah menentang Hasina dalam sebuah putusan pengadilan.

Menurut para kritikus, media arus utama juga telah dikendalikan Hasina untuk menyusun dan mempertahankan narasi terhadap lawan-lawannya. Sebagian besar outlet media arus utama Bangladesh dimiliki oleh bisnis yang terkait dengan partai Liga Awami.

Kontrol atas media ini memungkinkan Hasina menggambarkan para pendukungnya sebagai pewaris sah warisan kemerdekaan negara dan pencapaiannya. Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina juga menggunakan media untuk menggambarkan para pembangkang dan oposisi dari Partai Nasionalis Bangladesh dan Jamaat-e-Islami (Majelis Islam Bangladesh) sebagai sisa-sisa faksi pengkhianat dan ekstremis.

Salah satu bukti represi Hasina terhadap oposisi yaitu ketika mantan PM dan pemimpin oposisi utama Begum Khaleda Zia dipenjara pada 2018 atas tuduhan korupsi. Putra Khaleda, Tarique Rahman, adalah penjabat ketua partai BNP.

Namun dia berada di pengasingan setelah beberapa tuduhan diajukan terhadapnya. Pemimpin paling senior partai berikutnya, Mirza Fakhrul Islam Alamgir, dan beberapa orang lainnya telah dipenjara sejak protes mematikan pada akhir Oktober.

Seorang tokoh terkemuka di Jamaat-e-Islami juga dihukum mati pada 2016.

Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina Menolak Mundur

Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina (Wikipedia)

 

BNP dan kelompok hak asasi manusia mengatakan pemerintahan Hasina menangkap 10.000 pekerja partai oposisi atas tuduhan yang dibuat-buat menjelang pemilihan umum Minggu. Hasina menolak tuntutan BNP untuk mengundurkan diri dan mengizinkan pemerintah netral menjalankan pemilu.

Ia menuduh pihak oposisi menghasut protes anti-pemerintah yang telah mengguncang Dhaka sejak akhir Oktober dan menewaskan sedikitnya 14 orang. Baik Hasina maupun para pesaingnya menuduh lawan-lawan mereka berusaha menciptakan kekacauan dan kekerasan untuk menggagalkan perdamaian politik dan membahayakan demokrasi yang belum mengakar kuat di negara Asia Selatan yang berpenduduk 170 juta jiwa itu.

Tuntutan mundur kepada Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina menguat setelah ia melabeli mahasiswa pedemo sebagai "Razakaar". Di Bangladesh, "Razakar" adalah istilah yang sangat ofensif.

Kata itu berarti sukarelawan tetapi mengacu pada mereka yang mendukung operasi militer Pakistan untuk memadamkan perang pembebasan Bangladesh 1971 dan dituduh melakukan kejahatan keji. Hasina kerap menggunakan istilah ini untuk melabeli siapapun yang dia anggap sebagai ancaman atau pembangkang selama 15 tahun kekuasaannya.

Demikian ulasan singkat mengenai profil Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina.