Laporan Khusus | KTT ASEAN 2023

Sejarah KTT ASEAN, Forum Negara Asia Tenggara dan Hasil Deklarasinya

ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/rwa.
Pekerja melakukan persiapan jelang pelaksanaan ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali, Senin (27/3/2023).
27/4/2023, 14.04 WIB

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan Konferensi Tingkat Tinggi alias KTT ASEAN ke-42 akan terdiri dari delapan pertemuan utama. Kegiatan ini meliputi pertemuan para pemimpin pemerintah negara-negara Asia Tenggara dengan parlemen, pemuda, bisnis, dan gugus tugas tingkat tinggi.

Puncak KTT tersebut akan berlangsung pada 9 sampai 11 Mei 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Agendanya mencakup pertemuan terkait Kerja Sama Ekonomi Subregional Indonesia-Malaysia-Thailand atau IMT-GT. Pertemuan kerja sama subregional lainnya berkaitan dengan Kerjasama Brunei-Indonesia-Malaysia-Filipina yang disebut BIMP-EAGA.

“Dari delapan pertemuan nanti, ada tujuh pertemuan yang dipimpin oleh Presiden (Indonesia) Joko Widodo, sedangkan BIMP-EAGA dipimpin oleh Perdana Menteri Malaysia (Anwar Ibrahim),” kata Retno dalam siaran pers pada Selasa (25/4).

ASEAN Summits (Laily Rachev|Biro Pers Setpres)

Sejarah KTT ASEAN

KTT ASEAN ke-42 akan menandai keempat kalinya Indonesia menjadi penyelenggara. Tuan rumah forum yang diadakan dua kali dalam setahun ini adalah negara anggota yang sedang memegang tongkat estafet kepemimpinan organisasi itu.

Dalam situs resminya tertulis, KTT ini merupakan “lembaga pembuatan kebijakan tertinggi dalam ASEAN yang mencakup kepala-kepala negara atau pemerintah dari negara-negara anggota ASEAN.”  Pengalaman pertama Indonesia menyelenggarakan KTT ASEAN bertepatan dengan pertemuan yang pertama di Bali pada 23 sampai 24 Februari 1976. 

KTT pertama itu bermuara ke penandatanganan Deklarasi Kerukunan ASEAN dan Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama (TAC) di Asia Tenggara. Para pemimpin juga menyepakati pembentukan Sekretariat ASEAN.

ASEAN telah berusia kira-kira sembilan tahun saat KTT ke-1 terjadi. Perwakilan Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina membentuk organisasi regional ini di Bangkok, Thailand, pada 1967.

Deklarasi KTT ASEAN

KTT ASEAN telah menghasilkan beragam keputusan yang memperdalam dan memperluas integrasi kawasan ini. Pada KTT ke-5 pada 1995, para pemimpin negara ASEAN mulai membahas aksesi Kamboja, Laos, dan Vietnam. Vietnam bergabung pada 1995, Laos pada 1997, dan Kamboja pada 1999.

KTT ke-9 pada 2003 menghasilkan konsep Komunitas ASEAN, yang terdiri dari komunitas keamanan, komunitas ekonomi, dan komunitas sosial-budaya. Komunitas ekonomi, misalnya, mencerminkan visi untuk menciptakan pasar tunggal ASEAN yang melibatkan pergerakan bebas barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja.

Negara-negara anggota juga menggunakan KTT ASEAN untuk menetapkan perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara mitra. Pada pertemuan ke-14 pada 2009, ASEAN menetapkan perjanjian perdagangan bebas dengan Australia dan New Zealand atau AANZFTA.

Pada November 2022, KTT ke-40 dan 41 menjadi sarana bagi para pemimpin untuk menolak junta militer Myanmar dengan melarang kehadiran perwakilannya. Penolakan ini muncul setelah junta militer Myanmar tidak patuh terhadap konsensus lima poin yang antara para pemimpin ASEAN dan pemimpinnya.

KTT tersebut juga menjadi momen historis bagi ASEAN karena para pemimpin akhirnya menerima Timor Timur sebagai negara anggota ke-11 “secara prinsip” atau “in principle.” Proses aksesi yang telah memakan 11 tahun ini akan masuk ke tahap berikutnya dalam KTT yang diselenggarakan oleh Indonesia pada Mei 2023.

Di samping pertemuan formal, ASEAN juga memiliki KTT tidak resmi dan luar biasa. Sejauh ini, organisasi regional itu telah menyelenggarakan empat KTT resmi dan satu KTT luar biasa. Pada 2020, misalnya, Vietnam sebagai ketua ASEAN saat itu memutuskan untuk mengadakan KTT khusus yang membahas pandemi COVID-19.

Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman

Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.

Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.

Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.

#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData