Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan kembali naik pada perdagangan Bursa EFek Indonesia (BEI), Kamis (26/3) besok. Prediksi ini berdasarkan sentimen positif dari luar negeri, terutama dari Amerika Serikat (AS).
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee berpendapat, ada dua kabar dari AS yang mampu mendorong kepercayaan investor. Pertama, stimulus yang dikeluarkan pemerintah AS sebesar US$ 2 triliun, untuk mengatasi penyebaran virus corona.
Kedua, stimulus yang digelontorkan bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed), berupa pemangkasan suku bunga acuan menjadi 0% - 0.25% dari sebelumnya 1 % - 1.25%. Selain itu, The Fed meluncurkan program pelonggaran kuantitatif besar-besaran senilai US$ 700 miliar.
“Kalau berkaca dari Dow Jones seharusnya akhir pekan ini IHSG naik. Tapi kita masih menantikan Dow Jones, kalau masuk zona merah, maka IHSG kemungkinan akan turun juga,” kata Hans ketika dihubungi Katadata.co.id, Rabu (25/3).
Ia menambahkan, faktor lain yang mampu mengangkat IHSG adalah turunnya jumlah kasus virus corona di Italia. Hal ini ia pandang sebagai sinyal baik, karena artinya pandemi corona ini sedikit demi sedikit teratasi.
Meski demikian, Hans Kwee menyatakan, pasar akan semakin tergoncang jika pemerintah menerapkan lockdown. “Jadi pasar akan mempertimbangakan hal-hal ini,” katanya.
(Baca: IHSG Ditutup Anjlok 1,3% di Tengah Kenaikan Bursa Saham Asia)
Untuk itu, ia memprediksi, IHSG hingga Jumat akhir pekan ini akan bergerak pada support di rentang 3.740-3.918, sementara resistance ia perkirakan berada di rentang 4.238-4.473.
Pendapat senada juga diungkapkan Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji. Menurutnya, IHSG punya peluang untuk rebound, meski ada kemungkinan secara harian IHSG bisa kembali melemah.
Secara teknikal, Nafan melihat Moving Average Convergence Divergence (MACD) IHSG masih bergerak di area negatif, sehingga untuk perdagangan harian ada kemungkinan IHSG melemah.
Sinyal rebound IHSG menurut Nafan terlihat dari indikator stochastic dan relative strength index (RSI), yang menunjukkan oversold atau jenuh jual. Selain itu, Nafan melihat pula pola inverted hammer candle, yang mengindikasikan adanya potensi rebound.
Hal ini menurutnya memberi peluang bagi IHSG menuju resistance terdekat. Ia memperkirakan, resistance IHSG akan berada di rentang level 4.408,80 hingga 4.122,8.
(Baca: Turun 4,9% ke Level 3.989, IHSG Sentuh Level Terendah dalam 8 Tahun)