Turun 4,9% ke Level 3.989, IHSG Sentuh Level Terendah dalam 8 Tahun

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
IHSG kembali turun tajam sebesar 4,9% ke level 3.989,52 yang menjadi level terendah IHSG dalam delapan tahun terakhir.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
23/3/2020, 17.32 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan, Senin (23/3) masih mengalami koreksi tajam sebesar 4,9% ke level 3.989,52. Dengan koreksi ini IHSG menyentuh level terendahnya dalam delapan tahun terakhir. Terakhir kali IHSG berada pada level 3.000 yakni pada 24 Juni 2012 di level 3.955,58.

Namun, indeks bursa saham dalam negeri tidak sendirian karena bursa global lainnya juga terkoreksi tajam. Di Asia, indeks Hang Seng turun 4,86%, Shanghai Composite turun 3,11%, Straits Times bahkan turun hingga 7,35%, dan Kospi turun 5,34%. Indeks Nikkei 225 di menjadi satu-satunya bursa saham Asia yang berkinerja positif naik 2,02%.

Sementara, bursa utama di Eropa pun dibuka terkoreksi pada perdagangan awal pekan ini. Hingga berita ini ditulis, bursa saham di Inggris FTSE 100 Index bergerak turun tajam sebesar 4,78%. Begitu pula dengan bursa Jerman Xetra Dax yang turun 3,27%. Di Amerika Serikat, bursa berjangka Dow Jones Index Future pun tengah terkoreksi 2,78%.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, sentimen negatif dari turunnya IHSG hari ini masih berasal penyebaran virus corona. "Sentimen penggerak pasar masih dari berkembangnya jumlah penderita virus corona di Indonesia," katanya kepada Katadata.co.id sore ini.

(Baca: IHSG Anjlok 5% ke Level 3.000, Perdagangan Saham Disetop 30 Menit)

Jumlah kasus positif virus corona Covid-19 hingga hari Senin (23/3) bertambah 65 orang. Hal ini menjadikan total pasien penyakit tersebut di Indonesia menjadi 579 orang sejak pertama kali muncul tiga pekan lalu. Data yang dirilis hari ini merupakan hasil pengumpulan yang dilakukan pemerintah mulai dari Minggu (22/3) pukul 12.00 WIB hingga siang tadi.

Di dalam negeri sendiri, terlihat perdagangan di pasar saham hari ini kurang bergairah karena hanya ada 6,76 miliar unit saham yang diperdagangkan dengan frekuensi hanya sebanyak 371 ribu kali. Hal itu membuat nilai tranksasi hari ini hanya menyentuh Rp 5,6 triliun.

Dari total jumlah emiten, hanya ada 68 saham yang naik dan 112 saham stagnan. Sementara 332 saham lainnya ditutup di zona merah. Investor asing pun tercatat melakukan penjualan saham dengan nilai bersih (net sell) Rp 111,48 miliar di pasar reguler.

Beberapa saham unggulan pada hari ini pun rontok dan terkena auto rejection bawah karena turun hingga 7% seperti Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) yang turun 6,97% menjadi Rp 775 per saham, kemudian  Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) turun 6,96% menjadi Rp 8.350 per saham, serta induknya, Indofood Sukses Makmur (INDF) turun 6,96% menjadi Rp 5.350 per saham.

(Baca: IHSG Anjlok 14,5% dalam Sepekan, Kapitalisasi Bursa Tergerus Rp 824 T)

Harga saham-saham BUMN pun tercatat anjlok. Harga saham Aneka Tambang (ANTM) turun 6,95% menjadi Rp 348 per saham, Bank Mandiri (BMRI) turun 6,95% menjadi Rp 4.150, dan Telekomunikasi Indonesia (TLKM) turun 6,94% menjadi Rp 2.680.

Selain itu, perdagangan hari ini juga diwarnai dengan pembekuan perdagangan (trading halt) selama 30 menit untuk yang kelima kalinya karena IHSG turun 5%. Hal tersebut terjadi pada pukul 14.52 WIB. Saat dibuka kembali pukul 15.22 WIB, IHSG sempat turun lebih jauh hingga tercatat di level 3.975,19.

Reporter: Ihya Ulum Aldin