Dipicu Spekulasi Stimulus AS, IHSG Sesi II Berbalik Naik 0,83%

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Seorang pewarta memotret layar yang menampilkan infornasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/3/2020).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Yuliawati
13/3/2020, 15.40 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi kedua Jumat (13/2), dibuka rebound atau menguat. Hingga pukul 15.09 WIB, IHSG berada di zona hijau dengan menguat 0,83% menjadi berada di level 4.936. Padahal, pagi tadi pasar saham dibekukan 30 menit karena turun hingga 5,01%.

"Dow Jones Index Future tadi hijau. Jadi, (pelaku pasar) berspekulasi," kata analis Panin Sekuritas William Hartanto kepada Katadata.co.id hari ini.

Indeks bursa berjangka Amerika Serikat tersebut, saat ini tercatat bergerak di zona hijau dengan menguat 4,29%.

(Baca: Tenangkan Pasar, Dirut BEI Sebut Saat Ini Waktunya Beli Bukan Jual)

Berdasarkan berita yang dilansir Reuters, bursa berjangka AS tersebut naik karena bank sentral Amerika Serikat memberikan stimulus pada perekonomian negeri Paman Sam tersebut. Bank Sentral AS memompa likuiditas ke dalam sistem keuangannya.

Selain itu, kenaikan pada bursa juga terkait dengan aksi dari perusahaan dalam melakukan pembelian saham yang beredar alias buy back saham. Salah satu perusahan yang dijadwalkan mulai hari ini melakukan buy back adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

(Baca: Harga 45 Saham Unggulan Berguguran, IHSG Sesi I Turun 5,02%)

Perusahaan konstruksi BUMN tersebut, rencananya bakal melakukan buy back dengan total saham sebesar 20% dengan dana Rp 300 miliar dalam tiga bulan ke depan. Adapun, saham WIKA hari ini sempat berada di zona merah, namun pada pembukaan perdagangan sesi kedua, tercatat di zona hijau dengan naik 7,42% di harga Rp 1.230 per saham.

Hingga berita ini turun, total transaksi saham 5,83 miliar saham dengan nilai total transaksi Rp 6,14 triliun. Tercatat ada 114 saham yang menguat, berbanding 301 saham yang turun. Investor asing masih mencatatkan net sell senilai Rp 135 miliar di pasar reguler.

Reporter: Ihya Ulum Aldin