Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 5,02% di level 4.649,96 pada perdagangan sesi pertama Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (13/3). Perdagangan bahkan sempat dihentikan sementara (trading halt) selama 30 menit pukul 09.15 dan baru kembali dilanjutkan pukul 09.45.
Dibandingkan dengan posisi sepekan lalu, IHSG mengalami penurunan sebesar 15,43%, sementara jika dibandingkan dengan posisi satu bulan dan sejak awal tahun atau year to date (ytd), level IHSG pada perdagangan sesi pertama mengalami penurunan masing-masing 20,74% dan 26,19%.
Sepanjang sesi pertama, investor asing tercatat melakukan aksi jual sebanyak 607,2 juta saham dengan total nilai Rp 1,4 triliun. Saham yang paling banyak dijual oleh investor asing adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dengan volume mencapai 103,1 juta saham senilai Rp 347,2 miliar. Diikuti oleh PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dengan volume mencapai 49,1 juta senilai Rp 26,8 miliar.
(Baca: Bursa Anjlok, Bagaimana Dampak Virus Corona ke Pasar Obligasi?)
Dari sisi penurunan harga saham, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) tercatat mengalami penurunan paling dalam, yakni 6,99% menjadi Rp 1.065 per saham. Diikuti oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang turun 6,98% menjadi Rp 600 per saham, kemudian PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) harga sahamnya turun 6,97% menjadi Rp 935 per saham.
Dari jajaran saham berperforma apik, PT Makmur Berkah Amanda Tbk (AMAN) dan PT Metrol Healthcare Indonesia Tbk (CARE) merupakan dua emiten yang mengalami kenaikan signifikan sepanjang sesi pertama perdagangan bursa.
Saham AMAN tercatat naik 34,55% menjadi Rp 148 per saham, sementara saham CARE naik 31,07% menjadi Rp 135 per saham. Keduanya merupakan emiten yang pada hari Jumat (13/3) mencatatkan saham perdana di BEI.
Perdagangan Jumat (13/3) juga menandai penerapan aturan auto rejection bawah 7%, yang segera "memakan" korban sebanyak 269 emiten pada awal perdagangan, karena karena harga sahamnya turun 7%.
Beberapa di antaranya bahkan merupakan emiten penghuni indeks LQ45, seperti PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang turun 6,99% menjadi Rp 40.925 per saham. Lalu, saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 6,99% menjadi Rp 1.795 per saham, serta saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang turun 6,97% menjadi Rp 1.735 per saham.
Buruknya performa saham-saham LQ45 otomatis berpengaruh terhadap IHSG secara keseluruhan, hingga akhirnya anjlok dan mengalami trading halt.
(Baca: Pasar Saham Dibekukan Sementara, Sejumlah Saham Blue Chip Anjlok)