Bursa saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street, New York, jatuh ke dalam zona bearish alias tren turun setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. Zona bearish dimulai ketika indeks turun lebih dari 20% dari posisi benchmark atau level tertingginya.
Adapun ketiga indeks utama AS kembali terkoreksi dalam pada perdagangan Rabu (11/3). Indeks Dow Jones turun 1.464,9 poin atau 5,86%, S&P 500 turun 140,8 poin atau 4,89%, sedangkan Nasdaq turun 392,2 poin atau 4,7%. Koreksi ini seiring dengan dinyatakannya virus corona sebagai pandemi global oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Dengan koreksi tersebut maka Dow Jones telah terjun 20,3% dari level tertingginya pada 12 Februari 2020. Sedangkan S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 19,04% dan 19% dari level tertingginya pada 19 Februari. Terjunnya Wall Street ke pasar bearish mengakhiri tren bullish yang sebelumnya bertahan selam 11 tahun.
(Baca: Wall Street Dibuka Anjlok, Investor Ragu Stimulus Trump Hadapi Corona)
“Terlalu banyak rentetan berita buruk hari ini, corona dinyatakan sebagai pandemi dan semuanya menjadi kacau. Ada beberapa pandangan terkait stimulus dan bagaimana pasar meresponsnya,” kata Presiden Chase Investment Counsel, Peter Tuz, seperti dikutip Reuters, Rabu (12/3).
Pasar semakin dibuat bingung setelah Gedung Putih dikabarkan memerintahkan agar pertemuan tingkat atas penanganan virus corona di AS untuk dirahasiakan. Termasuk soal perkembangan stimulus untuk menenangkan investor dan membantu pelaku usaha kecil dan menengah di Negeri Paman Sam.
Tuz menilai lambatnya pemerintah AS mengeluarkan stimulus karena ada perbedaan yang sangat besar antara Presiden Donald Trump yang berasal dari partai republik dengan Kongres AS yang dikuasai partai demokrat.
(Baca: Berharap Stimulus Fiskal Penangkal Corona, Wall Street Naik Lebih 4%)
Adapun saham Boeing Co. menjadi pemberat utama kinerja saham-saham blue chip di indeks Dow Jones. Saham produsen pesawat ini terjun bebas 18,2%. Kemudian saham Nike Inc. turun 4,9% karena penjualannya yang lemah di Tiongkok akibat virus corona.
Seluruh 11 sektor utama indeks S&P 500 mengakhiri perdagangan dengan koreksi tajam. Saham-saham perbankan turun hingga 5,9% seiring dengan imbal hasil obligasi AS yang jatuh.
Tidak hanya Wall Street, bursa saham global juga mengalami koreksi tajam meski sejumlah negara telah mengumumkan stimulus untuk meredam dampak virus corona terhadap perekonomian. Federal Reserve atau The Fed pun diperkirakan akan kembali memangkas suku bunganya bulan ini.
(Baca: IHSG Bakal Turun Sebab Corona Jadi Pandemi, Berikut Saham Pilihannya)