Wall Street Dibuka Anjlok, Investor Ragu Stimulus Trump Hadapi Corona
Bursa saham Wall Street turut tajam pada pembukaan perdagangan, Rabu (11/3). Investor skeptis dengan rencana stimulus Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memerangi epidemi virus corona.
Dow Jones Industrial Average turun 1,65%, S&P 500 Index jatuh 1,96%, dan Nasdaq Composite Index anjlok 2,49%.
Dikutip dari Reuters, ekspektasi bahwa Trump akan mengumumkan langkah-langkah stimulus fiskal membantu Wall Street bangkit pada perdagangan kemarin. Sehari sebelumnya, bursa saham AS mencatatkan penurunan terburuk sejak krisis keuangan 2008.
Trump pada Selasa bertemu dengan sesama Republikan di Senat AS membahas rencana pemotongan pajak gaji dan kebijakan lainnya, tetapi tak ada langkah konkret yang diumumkan. Rencana apa pun yang diumumkan Gedung Putih harus disetujui oleh kedua majelis Kongres AS.
(Baca: Berharap Stimulus Fiskal Penangkal Corona, Wall Street Naik Lebih 4%)
Penyebaran virus corona yang cepat telah membuat bank sentral dan pemerintah di berbagai negara mengambil langkah-langkah untuk meredam kejatuhan ekonomi. Terbaru, Bank of England memangkas suku bunga.
Emas kembali menanjak 0,57% ke posisi US$ 1.658,53. Sementara harga minyak dunia kembali turun masih di level US$ 30 per barel.
The Federal Reserve AS diperkirakan akan memangkas suku bunga untuk kedua kalinya bulan ini pada pertemuan pekan depan. Ini memberikan tekanan pada imbal hasil treasury AS.
Goldman Sachs memperkirakan penurunan 28% untuk benchmark S&P 500 dari puncaknya pada Februari karena kekhawatiran tentang virus corona terus meningkat.
(Baca: IMF: Bantuan Tunai dan Keringanan Pajak Bisa Redam Dampak Corona)
Jumlah kasus virus corona di AS terus meningkat. Covid-19 kini telah menjangkit lebih dari 1.000 orang dan menewaskan lebih dari 30 orang.
Wabah ini juga tengah merebak di Italia dengan jumlah kasus mencapai lebih dari 10 ribu dan total kematian mencapai lebih dari 600 orang. Sementara di Tiongkok, jumlah kasus dan kematian telah menurun drastis.
Jumlah kasus virus corona di seluruh dunia kini telah mencapai lebih dari 120 ribu dengan korban tewas lebih dari 4.300 orang. Namun, hampir 67 ribu orang berhasil sembuh, sebagian besar berada di Tiongkok.