Indeks bursa saham Malaysia FTSE (FBM KLCI) pada perdagangan Senin (24/2) pukul 15.15 WIB tercatat anjlok 2,54% menjadi level 1.492. Hal tersebut sejalan dengan kondisi panas politik di negeri jiran setelah Mahathir Mohamad mengumumkan pengunduran diri sebagai Perdana Menteri Malaysia.
Menurut Reuters, surat pengunduran diri Mahathir telah disampaikan kepada Raja Malaysia Yang Dipertuan Agong Abdullah pada pukul 13.00 waktu setempat. Partai pendukung Mahathir, Pribumi Bersatu, juga keluar dari koalisi pemerintahan, Pakatan Harapan.
Pengunduran diri Mahathir merupakan buntut dari perseteruan panjang dengan lawan politiknya Anwar Ibrahim. Keputusan Mahathir diambil setelah Partai Pribumi Bersatu dikabarkan berencana membentuk pemerintahan baru tanpa melibatkan Anwar Ibrahim pada Minggu (23/2). Hal ini membuat para pendukung Anwar Ibrahim marah dan menilai Mahathir telah ingkar janji.
Seperti dilansir Aljazeera.com, Anwar dan Mahathir bersatu dalam pemilihan umum 2018 untuk mendepak UMNO yang mendominasi koalisi Barisan Nasional dan berkuasa di Malaysia selama enam dekade. Strategi Anwar-Mahathir ini berhasil menyingkirkan Perdana Menteri Najib Razak dari kursinya.
(Baca: Kisruh Politik Malaysia, Perdana Menteri Mahathir Mengundurkan Diri)
Setelah Mahathir kembali terpilih sebagai Perdana Menteri Malaysia, ketegangan antara keduanya kembali memanas. Mahathir menolak menetapkan waktu yang spesifik untuk mengalihkan tampuk kepemimpinan kepada Anwar Ibrahim. Menurut para pendukung Anwar, Mahathir sebelumnya berjanji untuk menjabat hanya selama dua periode dan akan mengalihkan tampuk kepemimpinan ke tangan Anwar pada akhir Februari 2020.
Akibat perseteruan itu, kekuatan politik koalisi Pakatan Harapan melemah. Anwar juga pecah kongsi dengan salah satu rekan partainya, yakni Menteri Urusan Ekonomi Mohamed Azmin Ali, yang bergabung dalam pertemuan Minggu malam dengan para pendukung Mahathir.
Anwar pernah menjadi wakil Mahathir pada 1981-2003. Namun, ia dikeluarkan dari pemerintahan ketika berselisih dengan Mahathir mengenai penanganan krisis finansial yang melanda negeri jiran tersebut. Anwar bahkan didakwa dengan kasus sodomi yang membuatnya harus mendekam di penjara.
(Baca: RI-Malaysia Bawa Kolaborasi Anti-Diskriminasi Sawit ke Asia Tenggara)