Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Senin (24/2), diprediksi melanjutkan koreksinya pada akhir pekan lalu. Pada perdagangan Jumat (21/2) indeks turun 1,01% ke level 5.882,25 mengakhiri reli positifnya selama lima hari berturut.
Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi, mengatakan bahwa IHSG akan bergerak terkonsolidasi seiring dengan minimnya sentimen positif di pasar. Berdasarkan analisis teknikalnya, indeks bakal bergerak dengan support dan resistance di kisaran 5.843 - 5.959.
"Fokus investor selanjutnya masih akan seputar krisis kesehatan di Tiongkok dan sebagaian menunggu data laporan pendapatan perusahaan untuk tahun 2019," ujar Lanjar.
Beberapa saham pilihan Lanjar yang layak diperhatikan investor untuk hari ini di antaranya Bank Central Asia Tbk (BBCA), Vale Indonesia Tbk (INCO), Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), serta Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
(Baca: IHSG Sepekan Naik 0,26%, Saham Industri hingga Tambang Paling Untung)
Senada dengan Lanjar, analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan juga memprediksi IHSG turun dengan rentang support di level 5.856 - 5.830, sedangkan resistance di level 5.970 - 5.926. "Adanya potensi untuk melanjutkan pelemahan. Pergerakan diperkirakan akan cenderung terbatas dikarenakan minimnya sentimen," ujarnya.
Ada beberapa saham yang dia rekomendasikan di antaranya Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), serta Ciputra Development Tbk (CTRA).
Adapun Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama juga memprediksi IHSG turun berdasarkan analisis teknikalnya. "Mengindikasikan adanya potensi koreksi lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke support terdekat," ujarnya.
Area support yang dimaksud Nafan berada pada rentang 5.860 - 5.839, sedangkan area resistance berada di rentang 5.960 hingga 5.988. Dia pun merekomendasikan sejumlah saham yang dapat jadi pertimbangan investor di antaranya Bank Central Asia Tbk (BBCA), Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), Mayora Indah Tbk (MYOR), Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), serta Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP).
(Baca: 6 Reksa Dana Dilikuidasi, Nasabah Minna Padi Rugi Hingga Rp 4 Triliun)