Perusahaan startup e-commerce Tokopedia tidak akan menggelar penawaran umum saham perdana ke publik (initial public offering/IPO) tahun ini, melainkan dalam beberapa tahun mendatang. Chief Executive Officer (CEO) Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan, hingga kini perusahaan masih melakukan sejumlah persiapan sebelum melantai di Bursa Efek Indonesia.
“Waktunya tidak dalam tahun ini, tapi dalam satu sampai dua tahun mendatang,” kata William di Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (22/2).
(Baca: Disebut Cari Pendanaan, Tokopedia Ungkap Kriteria Calon Investor)
Dia menjelaskan, Tokopedia masih melakukan persiapan sebelum IPO. Caranya, dengan memperkuat bisnis, pembenahan tata kelola perusahaan (good corporate governance), termasuk dengan menunjuk Agus Martowardojo sebagai Komisaris Utama Tokopedia.
"Proses penguatan lini bisnis terus kami lakukan. Jadi memang persiapan itu masih berjalan terus,” kata William.
Dia juga sebelumnya menyatakan, proses IPO kemungkinan tak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga di luar Asia atau melalui skema dual listing.
Adapun terkait beberapa rumor beredar terkait rencana penggalangan dana senilai US$ 1,5 miliar atau setara Rp 21 triliun, dirinya enggan mengkonfirmasi. Hanya saja memang diakui, banyak pihak yang menghubungi perusahaan untuk melakukan penjajakan.
Proses penggalangan dana menurutnya belum diputuskan sampai saat ini. Sebab, Tokopedia masih mencari investor yang memiliki kesamaan visi dan misi serta memiliki nilai strategis. “Kalau ada, kami pikir mungkin akan ada satu putaran pendanaan sebelum kami IPO,” kata William.
(Baca: Tokopedia Berencana IPO di Indonesia dan AS dalam Tiga Tahun ke Depan)
Vice President of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak sebelumnya menyatakan, perusahaan membidik investor yang bisa memberi nilai tambah, tidak hanya memberi pendanaan. Ini sebagaimana investor Tokopedia saat ini, antara lain Alibaba, Softbank, dan Sequoia Capital.
"Tidak hanya soal uangnya, tetapi juga best practice-nya, bagaimana penerapan teknologi atau bisnis dari Alibaba di tempat lain misalnya," ujar Nuraini saat ditemui di Jakarta, Rabu (19/2).