Perkembangan teknologi dinilai sangat berpengaruh terhadap perkembangan pasar modal di dalam negeri. Salah satunya, pemasaran produk reksa dana melalui fintech yang semakin masif.
Otoritas Jasa Keuangan mencatat terdapat 209 ribu investor baru reksa dana pada tahun lalu. Dari jumlah tersebut, mayoritas mendaftar sebagai nasabah melalui transaksi online.
Kepala Bagian Direktorat Pengelolaan Investasi OJK Bimahyunaidi Umayah mengatakan, jumlah investor reksa dana di dalam negeri masih berpotensi tumbuh besar. Saat ini, jumlahnya baru mencapai 0,6% dari total 260 juta penduduk Indonesia.
"Potensi Reksa Dana untuk bertumbuh dapat dioptimalisasi dengan melakukan digitalisasi pemasaran sehingga dapat menjangkau pelosok Indonesia," katanya dalam Indonesia Capital Market Student Studies (ICMSS) FEB UI, Depok, Kamis (20/2).
(Baca: Bertemu Nasabah Minna Padi, OJK Sepakati Tiga Poin Pengembalian Dana)
Selain jumlah investor, total dana kelolaan reksa dana terus tumbuh seiring perkembangan teknologi. Pada 2019, total dana kelolaan dari manajer investasi di tanah air mencapai Rp 542 triliun atau naik 7,3% dibandingkan tahun sebelumnya yang Rp 505 triliun.
Jumlah produk reksa dana juga terus bertambah dari 2.098 produk pada 2018 menjadi 2.181 produk di akhir tahun lalu.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Digital Iniative Trimegah Sekuritas Andrew Jatmiko menilai digitalisasi menjadi cara cepat dalam mendorong investasi saham. "Dengan adanya shifting teknologi, yang tidak boleh dilupakan adalah edukasi," kata Andrew.
(Baca: Kejaksaan Sita Aset Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Jiwasraya Rp 11 T)
Konten terkait pendidikan pasar modal di dalam negeri ini tidak akan pernah berubah. Namun, teknologi dapat mengubah metode pembelajaran dari tatap muka menjadi dapat melalui video streaming.
Ia menilai investor harus benar-benar mengerti mekanisme investasi di pasar modal, paham dengan produk, dan punya pertimbangan dalam melakukan investasi. Oleh karena itu, edukasi kepada investor tetap krusial.
"Kami percaya, pendidikan itu tidak ada shortcut-nya," kata Andrew.
Masih dalam acara tersebut, Direktur Binit Sigit Kouwagam menyampaikan kehadiran teknologi membuat investasi di pasar modal dapat dilakukan oleh kalangan. "Dengan teknologi, kita bisa membentuk satu sistem yang membuat semua orang bisa akses teknologi yang sama," katanya.