PT Elnusa Tbk menargetkan laba bersih pada tahun ini mencapai Rp 400 miliar. Sepanjang tahun lalu, anak usaha PT Pertamina ini mencatatkan laba bersih Rp 356 miliar, tumbuh 29% dibandingkan capaian 2018.
Target laba bersih emiten berkode saham ELSA ini akan ditopang oleh pendapatan usaha yang diharapkan mencapai Rp 9,1 triliun. Pendapatan usaha perusahaan tahun lalu mencapai Rp 8,4 triliun, tumbuh 27% dibanding 2018 sebesar Rp 6,6 triliun.
“Melihat prospek bisnis ke depan, kami optimis bisa mencapai target kinerja tahun 2020 ini,” ujar Direktur Keuangan Elnusa Hery Setiawan dalam keterangan resmi, Selasa (18/2).
(Baca: Ahok Buka Akses Informasi Operasional Pertamina ke Publik)
Hery menjelaskan, kinerja perusahaan pada tahun lalu dipengaruhi oleh sejumlah faktor, di antaranya penurunan harga minyak dan peralihan blok terminasi ke Pertamina. Penurunan harga minyak menyebabkan permintaan diskon besar pada harga jasa migas perusahaan. Sementara peralihan blok terminasi ke Pertamina dan gairah aktivitas eksplorasi migas mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
Saat ini, 49% pendapatan perusahaan dikontribusikan oleh segmen jasa distribusi dan logistik energi, lalu 46% oleh jasa hulu migas, dan 5% jasa penunjang. Adapun jasa penunjang mencatatkan pertumbuhan mencapai 45%, dari Rp2,6 triliun pada 2018 menjadi Rp3,8 triliun.
"Sejak penurunan harga minyak dunia dan berbagai perubahan kondisi industri migas kurun tiga tahun terakhir, Elnusa terus melakukan berbagai terobosan untuk menjaga performa, terutama dengan menyesuaikan strategi bisnis," jelas dia.
(Baca: Elnusa dan PTPP Berebut untuk Akuisisi Anak Usaha Krakatau Steel)
Adapun pada tahun ini, kinerja perusahaan akan didukung oleh belanja modal yang ditargetkan mencapai Rp 1,4 triliun. Tahun lalu, perusahaan merealisasikan belanja modal Rp 700 miliar dari target awal Rp 1 triliun. Anggaran digunakan untuk berinvestasi pada ocean bottom nodes guna melakukan survei seismik laut dan akuisisi depot LPG Amurang di Sulawesi Utara.
"Berbekal rencana capital expenditure 2020, kami meyakini akan tumbuh lebih tinggi lagi," Kata Hery.
Belanja modal tersebut a ntara lain akan dialokasikan untuk fabrikasi hydraulic workover unit yang akan digunakan pada jasa kerja ulang sumur. Pendanaan belanja modal akan dipenuhi dari internal maupun eksternal.