Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik tipis 0,01% ke level 5.867 pada penutupan perdagangan hari ini (17/2). Analis menilai, indeks sulit meningkat lantaran pasar khawatir atas dampak virus corona.
Apalagi korban meninggal dunia di Tiongkok mencapai 1.770 orang hingga pagi hari ini. Ada 70.548 kasus virus corona di Negeri Panda. Lebih dari 94% kasus baru terjadi di provinsi Hubei, wilayah yang diduga menjadi pusat konsentrasi wabah.
Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta mengatakan, pelaku pasar menyayangkan meluasnya penyebaran Covid-19 secara agresif. Meski begitu, pasar masih merespons positif upaya beberapa negara dalam menangani virus corona.
"Di sisi lain, membengkaknya defisit neraca perdagangan per Januari menyebabkan penguatan terbatas bagi IHSG," kata Nafan dalam laporannya, hari ini (17/2). (Baca: IHSG Awal Pekan Diramal ke Zona Hijau, Saham LQ45 Direkomendasikan)
Pada perdagangan hari ini, indeks sempat terkoreksi 0,22% ke level 5.853. Namun, IHSG juga sempat menguat 0,2% ke posisi 5.878.
Setidaknya 6,5 miliar saham diperdagangkan pada hari ini, dengan total nilai transaksi Rp 5,7 triliun. Hanya 174 saham yang ditutup menguat. Sedangkan 218 saham lainnya terkoreksi.
Salah satu sektor saham yang ditutup menguat yakni property, 1,16%. Saham dengan kapitalisasi besar yang menopang seperti Pollux Properti Indonesia (POLL) yang ditutup naik 0,22% menjadi Rp 11.550 per lembar. Harga saham Pakuwon Jati (PWON) juga naik 3,6%.
Begitu juga dengan harga saham Bumi Serpong Damai (BSDE) naik 2,82% menjadi Rp 1.095 per lembar. Lalu, harga saham Wijaya Karya (WIKA), Ciputra Development (CTRA), dan Waskita Karya (WSKT) masing-masing meningkat 2,83%, 5,68%, dan 3,2%.
(Baca: Korban Tewas Corona 1.770 Orang, Tiongkok Batasi Lalu Lintas Warga)
Secara keseluruhan, asing melakukan aksi jual saham Rp 756,14 miliar. Rinciannya, aksi jual saham di pasar negosiasi dan tunai senilai Rp 125,84 miliar, serta di pasar reguler Rp 630,31 miliar.
Asing menjual saham-saham perbankan. Saham yang paling banyak dijual yakni Bank Rakyat Indonesia (BBRI) hingga Rp 335,13 miliar. Alhasil, harga sahamnya turun 1,76% menjadi Rp 4.470 per lembar.
Selain itu, asing menjual saham Bank Central Asia (BBCA) dengan nilai bersih Rp 321,94 miliar. Meski begitu, harga sahamnya naik 0,6% ke level Rp 33.600 per lembar.
(Baca: Tren Penyebaran Virus Corona Melambat, Bursa Diprediksi Menguat)