IHSG Terpuruk 0,67% pada Sesi I Terseret Bursa Saham Asia yang Memerah

IHSG turun 0,67% ke level 5.873,29 pada sesi I perdagangan Kamis (13/2), terseret bursa saham Asia yang memerah.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
13/2/2020, 13.35 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama Kamis (13/2) terkoreksi 39,79 poin atau 0,67% ke level 5.873,29. Terkoreksinya IHSG terseret kinerja bursa saham utama Asia yang turun dipicu sentimen virus corona.

Mayoritas bursa saham Asia terhenti reli positifnya setelah pemerintah Tiongkok mengumumkan lonjakan harian terbesar korban meninggal akibat virus corona. Komisi kesehatan provinsi Hubei, Tiongkok, melaporkan jumlah korban meninggal akibat virus yang bernama resmi covid-19 itu bertambah 242 menjadi 1.310 orang hingga Rabu (12/2).

Sebelumnya tambahan jumlah korban meninggal terbesar sebelumnya yaitu 103 orang pada Senin 10 Februari 2020. Adapun jumlah korban terinfeksi hampir mencapai 60.000 orang di Tiongkok.

Koreksi bursa saham Asia hari ini dipimpin indeks Shanghai Composite yang turun 0,69%, kemudian Strait Times turun 0,31%, serta Hang Seng dan Nikkei 225 sama-sama turun 0,26%. Hanya indeks Kospi Korea Selatan yang melaju positif, naik 0,14%.

(Baca: Lonjakan Terbesar Korban Meninggal Corona, Bursa Saham Asia Turun)

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menyampaikan, salah satu sentimen yang mempengaruhi investor pada perdagangan hari ini yaitu catatan defisit Amerika Serikat yang semakin besar.

Data Departemen Keuangan AS yang dirilis Rabu waktu setempat, defisit keuangan AS sudah mencapai US$ 389,2 miliar dalam empat bulan pertama tahun fiskal 2020. Selama 12 bulan terakhir, Pemerintah telah mencetak defisit anggaran hingga U$ 1,06 triliun.

"Sejauh ini total utang Amerika menjadi US$ 23,3 triliun. Memang secara penerimaan, AS mengalami kenaikkan yaitu US$ 1,18 triliun hingga Januari dan meningkat kalau kita bandingkan dengan U$ 1,1 triliun pada tahun lalu," kata Nico dalam risetnya.

Sementara dari dalam negeri relatif minim sentimen. Satu-satunya sentimen yang dapat mempengaruhi investor lokal yaitu aksi jual investor asing pada aset berisiko.

(Baca: IHSG Diramal Masih Turun, Analis Rekomendasikan Saham Blue Chip)

Tercatat pada perdagangan sesi pertama hari ini, total volume saham yang diperdagangkan mencapai 2,88 miliar unit dengan nilai transaksi Rp 2,72 triliun. Ada 120 saham yang naik, 240 saham turun, dan 128 saham yang tak bergerak alias stagnan.

Adapun, investor asing tercatat melakukan penjualan pada saham-saham di seluruh pasar Rp 167,74 miliar, yakni Rp 39,77 miliar di pasar reguler dan Rp 127,97 miliar di pasar negosiasi/tunai. Investor asing terpantau membeli bersih (net buy)  saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 44,5 miliar. Namun di sisi lain mereka memborong saham Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 61,3 miliar.

Saham yang menjadi penyebab terkoreksinya indeks pada hari ini, yaitu saham-saham sektor infrastruktur yang turun 1,54%. Koreksi pada sektor ini dipimpin saham Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang turun 1,83% menjadi Rp 3.750 per saham.

Selain itu saham Garuda Indonesia Tbk (GIAA) turun 3,26% menjadi Rp 356 per saham, XL Axiata Tbk (EXCL) turun 4,54% menjadi Rp 2.730 per saham, serta Transcoal Pacific Tbk (TCPI) turun 5,75% menjadi Rp 6.150 per saham.

(Baca: Indofood Jajaki Peluang Akuisisi Produsen Mie Instan di Asia & Afrika)

Reporter: Ihya Ulum Aldin