Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 1,12% ke level 6.174,46 pada perdagangan sesi pertama siang hari ini (27/1). Salah satu penyebabnya, investor menunggu dan melihat (wait and see) dampak dari penyebaran virus corona terhadap kinerja bursa.
"Isu penyebaran virus corona merupakan yang paling krusial, karena belum ada obat penangkalnya,” kata analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama kepada Katadata.co.id hari ini (27/1). Apalagi, jumlah korban meninggal akibat virus tersebut mencapai 80 orang di Tiongkok, dan 2.761 lainnya terinfeksi.
Nafan menilai, isu virus corona mempengaruhi pergerakan indeks secara internasional. Di kawasan Asia, Nikkei 225 Index melemah 1,84% pada pukul 12.00 WIB.
(Baca: IHSG Diprediksi Turun, Sektor Tambang dan Infrastruktur Direkomendasi)
Di dalam negeri, indeks sektoral juga ditutup terkoreksi. Penurunan paling besar terjadi pada sektor aneka industri sebesar 2,57%. Saham Astra Internasional (ASII) pada sesi satu ditutup turun 2,87% menjadi Rp 6.775 per lembar. Lalu, saham Sri Rejeki Isman (SRIL) juga terkoreksi 4% menjadi Rp 240 per lembar.
Di sektor tersebut, saham Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFI) dan Tifico Fiber Indonesia (TFCO) masing-masing turun 8% dan 23%. Saham Sky Energy Indonesia (JSKY) juga terkoreksi 8,24% menjadi Rp 167 per lembar.
Sektor lain yang terkoreksi pada perdagangan sesi pertama yaitu pertambangan, 2,13%. Saham-saham berkapitalisasi besar yang menjadi penyebab penurunan ini sepertiAdaro Energy (ADRO) yang turun 3,62% menjadi Rp 1.330 per lembar. Lalu, saham Vale Indonesia (INCO) melemah 3,02% menjadi Rp 3.210 per lembarB.
Saham Bukit Asam (PTBA) tercatat turun 4,64% hingga sesi pertama menjadi Rp 2.260 per lembar. Begitu juga dengan saham Aneka Tambang (ANTM) dan Medco Energi International (MEDC) masing-masing terkoreksi 4,46% dan 6,08%. Kemudian, saham Indika Energy (INDY) melemah 5,53% menjadi Rp 1.025 per lembar.
(Baca: BI tahan Suku Bunga, IHSG Naik 0,25% di Tengah Bursa Asia yang Tumbang)
Saham berikutnya yang terkoreksi yaitu sektor industri dasar 1,86%. Beberapa saham berkapitalisasi pasar besar yang menyebabkan turunnya sektor ini seperti Chandra Asri Petrochemical (TPIA) turun 0,5% dan Barito Pacific (BRPT) 3,27%.
Selanjutnya, Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) turun 1,74% dan Semen Indonesia (SMGR) 2,31%. Saham Indah Kiat Pulp and Paper (INKP) pun turun 4,7% menjadi Rp 7.600 per lembar. Saham Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) terkoreksi 3,16% menjadi Rp 1.535 per lembar.
Pada perdagangan sesi pertama hari ini, 2,74 miliar saham ditransaksikan senilai Rp 2,36 triliun. Hanya 82 saham yang menguat, sementara 289 lainnya terkoreksi dan 102 stagnan.
Meski begitu, investor asing masih melakukan beli saham Rp 132,09 miliar di pasar regular pada perdagangan sesi pertama. Namun, di pasar negosiasi dan tunai investor, asing melakukan jual sebesar Rp 11,29 miliar. Secara keseluruhan pasar, asing masih mencatatkan beli saham Rp 120,81 miliar.
(Baca: Virus Corona Infeksi 27 Ribu Orang, Berikut Dampak ke Ekonomi Tiongkok)