Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara perdagangan saham PT Hanson International (MYRX) di seluruh pasar. Ini dilakukan setelah pengakuan perusahaan bahwa sudah terjadi gagal bayar pinjaman individu.
Sebelumnya, Hanson memang melakukan penghimpunan dana individu, namun disemprit OJK lantaran tanpa izin. Berdasarkan data manajemen Hanson per 25 Oktober 2019 – sebelum penghimpunan dana dihentikan Satgas Waspada Investasi -- total pinjaman terhimpun adalah Rp 2,54 triliun dari 1.197 kreditur.
Sesuai keputusan Satgas, Hanson harus melunasi seluruh kewajibannya kepada para kreditur sesuai tanggal jatuh tempo. Adapun pinjaman tersebut memiliki masa jatuh tempo 3 bulan sampai 12 bulan, dengan bunga 9%-12% per tahun, dan tanpa jaminan.
(Baca: Benny Tjokro dan Saham Gocap di Pusaran Investasi Jiwasraya dan Asabri)
Hanson menyatakan berdasarkan perjanjian utang, kreditur memiliki opsi untuk mendapatkan pelunasan dalam bentuk kas atau produk properti Grup. Meski ada dua opsi pelunasan, Hanson nyatanya tetap tak mampu menyelesaikannya.
Selain pinjaman individu, Hanson tercatat memiliki sederet kewajiban jangka pendek lainnya yang jatuh tempo kurang dari satu tahun. Secara total, kewajiban jangka pendek perusahaan Rp 3,6 trilun. Ini termasuk pinjaman jangka pendek kepada bank, yang terbesar yaitu Rp 296,1 miliar kepada Bank Mayapada.
(Baca: Tersandung Jiwasraya, Ini Jejak Benny Tjokro di Puluhan Perusahaan)
Saham Hanson tercatat berada di harga terendah yaitu Rp 50 per lembar saat disuspensi BEI. Harga saham Hanson saat ini telah jatuh 58% dari posisi akhir tahun 2018 yang sebesar Rp 119 per lembar.
Liabilitas Jangka Pendek Per 30 September 2019 (Jatuh Tempo Kurang dari Setahun)
Daftar Liabilitas Jangka Pendek | Nominal Jatuh Tempo Kurang dari Satu Tahun |
1. Utang Usaha | Rp 29 miliar |
2. Utang Lain-lain | Rp 70,5 miliar |
3. Liabilitas yang masih harus dibayar | Rp 122,5 miliar |
4. Pinjaman Bank Jangka Pendek | |
Bank Mayapada | Rp 296,1 miliar |
Bank Capital Indonesia | Rp 64 miliar |
Bank Woori Saudara Indonesia 1906 | Rp 67,6 miliar |
Bank MNC International | Rp 22,7 miliar |
5. Pinjaman Bank Jangka Panjang | Rp 35 miliar |
6. Pinjaman Individual | Rp 2,5 triliun |
Total | Rp 3,6 triliun |
Sumber: Laporan Keuangan 30 September 2019 (belum diaudit)
Risiko gagal bayar Hanson sebetulnya terbaca dari laporan keuangan per 30 September (belum diaudit). Hanson membukukan laba sebesar Rp 77,4 miliar. Capaian tersebut turun dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 182,4 miliar.
Kinerja arus kas operasional perusahaan tercatat menurun, meski masih positif. Arus kas operasional Rp 131,1 miliar, turun dari periode sama tahun lalu Rp 297,1 miliar. Di sisi lain, likuiditas perusahaan tercatat tertekan. Aset lancar Rp 1,19 trilun, sedangkan liabilitas jangka pendek Rp 3,6 trilun. Artinya, ada selisih Rp 2,4 triliun.
Neraca Keuangan | Nominal |
Total Aset | Rp 12,9 triliun |
Aset Lancar | Rp 1,19 triliun |
Aset Tidak Lancar | Rp 11,7 triliun |
Total Liabilitas | Rp 4,4 triliun |
Liabilitas Jangka Pendek | Rp 3,6 triliun |
Liabilitas Jangka Panjang | Rp 814,7 miliar |
Total Ekuitas | Rp 8,5 Triliun |
Sumber: Laporan Keuangan Hanson per 30 September 2019