Hanson Gagal Bayar, Kewajiban Jangka Pendek Tembus Rp 3,6 Triliun

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Direktur Utama PT Hanson International Tbk (MYRX) Benny Tjokrosaputro berjalan meninggalkan gedung bundar Kejaksaan Agung usai diperiksa sebagai saksi di Jakarta, Senin (6/1/2020).
16/1/2020, 17.43 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara perdagangan saham PT Hanson International (MYRX) di seluruh pasar. Ini dilakukan setelah pengakuan perusahaan bahwa sudah terjadi gagal bayar pinjaman individu.

Sebelumnya, Hanson memang melakukan penghimpunan dana individu, namun disemprit OJK lantaran tanpa izin. Berdasarkan data manajemen Hanson per 25 Oktober 2019 – sebelum penghimpunan dana dihentikan Satgas Waspada Investasi -- total pinjaman terhimpun adalah Rp 2,54 triliun dari 1.197 kreditur.

Sesuai keputusan Satgas, Hanson harus melunasi seluruh kewajibannya kepada para kreditur sesuai tanggal jatuh tempo. Adapun pinjaman tersebut memiliki masa jatuh tempo 3 bulan sampai 12 bulan, dengan bunga 9%-12% per tahun, dan tanpa jaminan.

(Baca: Benny Tjokro dan Saham Gocap di Pusaran Investasi Jiwasraya dan Asabri)

Hanson menyatakan berdasarkan perjanjian utang, kreditur memiliki opsi untuk mendapatkan pelunasan dalam bentuk kas atau produk properti Grup. Meski ada dua opsi pelunasan, Hanson nyatanya tetap tak mampu menyelesaikannya.

Selain pinjaman individu, Hanson tercatat memiliki sederet kewajiban jangka pendek lainnya yang jatuh tempo kurang dari satu tahun. Secara total, kewajiban jangka pendek perusahaan Rp 3,6 trilun. Ini termasuk pinjaman jangka pendek kepada bank, yang terbesar yaitu Rp 296,1 miliar kepada Bank Mayapada.

(Baca: Tersandung Jiwasraya, Ini Jejak Benny Tjokro di Puluhan Perusahaan)

Saham Hanson tercatat berada di harga terendah yaitu Rp 50 per lembar saat disuspensi BEI. Harga saham Hanson saat ini telah jatuh 58% dari posisi akhir tahun 2018 yang sebesar Rp 119 per lembar.

Liabilitas Jangka Pendek Per 30 September 2019 (Jatuh Tempo Kurang dari Setahun)

Daftar Liabilitas Jangka PendekNominal Jatuh Tempo Kurang dari Satu Tahun
1. Utang UsahaRp 29 miliar
2. Utang Lain-lainRp 70,5 miliar
3. Liabilitas yang masih harus dibayarRp 122,5 miliar
4. Pinjaman Bank Jangka Pendek
Bank MayapadaRp 296,1 miliar
Bank Capital IndonesiaRp 64 miliar
Bank Woori Saudara Indonesia 1906Rp 67,6 miliar
Bank MNC InternationalRp 22,7 miliar
5. Pinjaman Bank Jangka PanjangRp 35 miliar
6. Pinjaman IndividualRp 2,5 triliun
TotalRp 3,6 triliun

Sumber: Laporan Keuangan 30 September 2019 (belum diaudit)

Risiko gagal bayar Hanson sebetulnya terbaca dari laporan keuangan per 30 September (belum diaudit). Hanson membukukan laba sebesar Rp 77,4 miliar. Capaian tersebut turun dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 182,4 miliar.

Kinerja arus kas operasional perusahaan tercatat menurun, meski masih positif. Arus kas operasional Rp 131,1 miliar, turun dari periode sama tahun lalu Rp 297,1 miliar. Di sisi lain, likuiditas perusahaan tercatat tertekan. Aset lancar Rp 1,19 trilun, sedangkan liabilitas jangka pendek Rp 3,6 trilun. Artinya, ada selisih Rp 2,4 triliun.  

Neraca KeuanganNominal
Total AsetRp 12,9 triliun
Aset LancarRp 1,19 triliun
Aset Tidak LancarRp 11,7 triliun
Total LiabilitasRp 4,4 triliun
Liabilitas Jangka PendekRp 3,6 triliun
Liabilitas Jangka PanjangRp 814,7 miliar
Total EkuitasRp 8,5 Triliun

Sumber: Laporan Keuangan Hanson per 30 September 2019