PT Indosat Tbk (ISAT) akhirnya merampungkan tranksaksi penjualan 3.100 menara telekomunkasi. Penyelesaian transaksi tersebut ditandai dengan penandatangan penutupan penjualan atas 2.100 menata ke PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Sebelumnya, pada 2 Desember 2019, Indosat lebih dulu merampungkan transaksi penjualan 1.000 menara ke PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) yang merupakan anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Lewat dua transaksi ini, Indosat mengantongi dana sebesar Rp 6,39 triliun.
"Transaksi ini memungkinkan Indosat untuk mempercepat strateginya dan meningkatkan pengalaman bagi pelanggan," kata President Director & CEO Indosat Ahmad Al-Neama seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diperoleh katadata.co.id, Jumat (20/12).
(Baca: Indosat Bisa Untung Tahun Ini Disokong Penjualan Data dan BTS)
Setelah penjualan ini, Indosat bakal menyewa kembali menara tersebut selama 10 tahun dari masing-masing pembeli. Ahmad pun mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan perjanjian sewa dengan persyaratan menarik.
Dengan tambahan pendapatan dari penjualan menara yang sebesar Rp 6,39 triliun, Indosat semestinya bisa membalikkan kondisi rugi bersih Rp 2,4 triliun tahun lalu, menjadi untung di tahun ini. Apalagi, rugi yang diderita Indosat juga tercatat sudah turun tahun ini.
Indosat membukukan rugi Rp 284,59 miliar dalam sembilan bulan tahun ini, turun 81,5% dibandingkan rugi periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 1,54 triliun. Susutnya kerugian imbas lonjakan pendapatan seluler.
Pendapatan seluler – data, telepon, SMS, jasa interkoneksi, jasa nilai tambah, sewa menara, dan lainnya -- tercatat Rp 15,08 triliun sepanjang sembilan bulan tahun ini. Jumlah ini naik nyaris Rp 2 triliun atau 14,4% dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 13,17 triliun.
(Baca: Indosat Luncurkan Ponsel Baru agar Masyarakat Migrasi ke Teknologi 4G)
Peningkatan pendapatan seiring trafik data yang melesat. Perusahaan mencatat trafik data tumbuh 71,7%. Secara khusus, pendapatan data saja tercatat Rp 11,22 triliun, naik 22,75% dari periode sama tahun lalu Rp 9,14 triliun. Ini membuat pendapatan data menjadi kontributor terbesar pendapatan seluler, dan pendapatan total perusahaan.
Di sisi lain, pendapatan MIDI – konektivitas tetap, fixed internet, jasa IT dan pembayaran elektronis -- tercatat Rp 3,25 triliun, naik 7,4% dibandingkan periode sama tahun lalu. Sedangkan pendapatan telekomunikasi tetap – telepon internasional, telepon jaringan tetap -- Rp 520,3 miliar, turun 8,5% dari periode sama tahun lalu.
Dengan perkembangan ini, Indosat meraup total pendapatan Rp 18,85 triliun, naik 12,4% dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 16,77 triliun. Pendapatan seluler berkontribusi 80%, MIDI 17%, dan telekomunikasi tetap 3%.