Raksasa e-Commerce, Alibaba Grup mulai melaksanakan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Saham Hong Kong untuk investor ritel. Harga saham yang ditetapkan tak lebih dari 188 dolar Hong Kong atau sekitar Rp 338 ribu (kurs Rp 1.797 per dolar Hong Kong).
Berdasarkan rilis di laman resmi Alibaba, perusahaan baru akan menetapkan harga penawaran untuk internasional tranche (saham yang dipecah dalam unit kecil untuk ditawarkan kembali kepada investor lain) pada 20 November 2019, waktu Hong Kong. Harga yang ditetapkan akan lebih tinggi dari maksimal harga dalam penawaran ritel yang dimulai hari ini.
Penetapan harga tersebut juga akan mempertimbangkan penutupan harga saham Alibaba di New York Stock Exchange dan permintaan investor selama proses pemasaran.
Selama gelaran IPO di bursa saham Hong Kong, Alibaba akan melepas 500 juta saham baru. Perusahaan juga memungkinkan para underwriter untuk mengambil opsi over allotment atau penjatahan tambahan 75 juta saham baru.
(Baca: Pesta Diskon 11.11, Alibaba Cetak Rekor Penjualan Tembus Rp 538 T)
Dari total saham baru yang dilepas sebanyak 12,5 juta saham diperuntukkan bagi investor ritel yang mulai ditawarkan hari ini. Porsi ini juga berpeluang ditingkatkan menjadi 50 juta saham baru.
Dengan penerbitan yang berpeluang mencapai 575 juta saham baru dan kisaran harga saham ritel yang telah ditetapkan, total dana yang dapat diraup Alibaba mencapai 108,1 miliar dolar Hong Kong atau sekitar Rp 194 triliun.
Rencananya, e-commerce ini akan menggunakan dana tersebut untuk menggerakkan pertumbuhan perusahaan dan meningkatkan interaksi dengan pengguna. Selain itu, dana tersebut digunakan untuk inovasi dan investasi jangka panjang.
“Kami bertujuan untuk melayani konsumen di seluruh dunia, satu miliar di antaranya merupakan konsumen di Tiongkok, dan memfasilitasi konsumsi senilai Remimbi (RMB) 10 triliun di platform kami selama lima tahun ke depan," kata Chief Executive Officer (CEO) Alibaba, Daniel Zhang
(Baca: Salip Alibaba, IPO Saudi Aramco Berpotensi Cetak Rekor Rp 560 Triliun )
Dia menambahkan, alasan perusahaan mencatatkan saham di Hong Kong lantaran tersebut merupakan pusat keuangan paling penting di dunia. "Kami sangat berterima kasih atas kesempatan untuk berpartisipasi dalam masa depan Hong Kong," katanya.
Selain mengembangkan basis investor secara keseluruhan, menurut dia, penawaran ini akan menjangkau potensi permodalan baru di Asia dan menciptakan kesempatan bagi para investor global untuk memperdagangkan saham Alibaba.
Dijelaskan lebih lanjut, setelah terdaftar di Bursa Hong Kong, saham-saham yang didaftarkan tersebut akan sepenuhnya bisa dipertukarkan (fungible) senilai dengan American depositary share (ADS) yang didaftarkan di Bursa Efek New York (NYSE). Tiap ADS merepresentasikan delapan saham biasa, dan akan tetap terdaftar dan bisa diperdagangkan di Bursa Efek New York.
Hong Kong saat ini tengah menghadapi resesi ekonomi akibat aksi demonstrasi yang dimulai sejak beberapa bulan lalu dan masih terjadi hingga kini.